📍jangan lupa SHARE cerita ini ke temen-temen kalian yap, vote dan spam komen juga.Reader's: "author banyak maunya!"
Plak:v
🐾🐾🐾
_Panjang umur buat yang sering ngeluh tapi tetap dijalanin_
Acha sudah siap dengan dress selutut yang ia beli 3 bulan yang lalu bersama Aldo, dress itu perpaduan antara biru tua dan putih tanpa motif apapun, polos seperti sifat Acha, terkesan sederhana namun istimewa untung saja dress tersebut memiliki lengan panjang yang dapat menguntungkan Acha karena luka sayatan di lengannya belum benar-benar hilang walaupun sudah diberi salep oleh Acha.
Rambutnya ia biarkan tergerai, poni panjangnya ia sampingkan dan pakaikan penjepit rambut berwarna putih dibagian atas telinganya. Tampilan Acha terbilang sederhana namun sangat elegan. Malam ini Acha terlihat sangat cantik.
Tidak lupa Acha juga membawa crossbody bags yang telah Acha siapkan, tentu saja isinya hanya uang, handphone, dan lip balm yang selalu Acha bawa kemanapun Acha pergi, karena bibir Acha yang mudah kering.
Baru saja Acha hendak membuka pintu, suara orang tuanya dari luar membuat Acha mengurungkan niatnya dulu. Untungnya sekarang masih pukul 07.30 karena Galih bilang dia akan kesini pada jam 08.00.
"Kenapa kamu mabuk lagi yah," Acha bisa mendengar suara Risa yang sedang memarahi Haris.
"Ini semua karena anak sialan itu, kenapa nggak Acha aja yang mati sih!" teriak Haris sangat kencang, Acha kini sudah terduduk didepan pintu kamarnya, Acha tidak boleh menangis nanti make up yang sudah ia buat dengan susah payah rusak dan Galih bisa marah, Acha tidak mau Galih memarahinya lagi. Walaupun make up Acha simple tapi karena Acha juga belum jago dalam menggunakan make up membuat dirinya mengapresiasi make up sederhana yang ia pakai sekarang.
Mati-matian Acha menahan tangis tapi tetap saja air matanya luruh mendengar perdebatan kedua orang tuanya, baru kali ini setelah sekian lama Haris dan Risa kembali bertengkar hebat sampai ayahnya mabuk kembali. Lagi-lagi perasaan bersalah itu muncul, dada Acha terasa sesak, Acha ingin menyakiti dirinya lagi, pikiranya kalut dia masih bisa mendengar Haris dan Risa terus-terusan berteriak dan menyalahkan dirinya seolah semua musibah yang terjadi dalam keluarga ini ulah Acha.
Acha tidak kuat ia ingin menjambak rambutnya sendiri ataupun memukul tubuhnya apapun itu yang terpenting ia ingin menyakiti tubuhnya agar sesak di dadanya sedikit berkurang, tapi dering hp dari dalam tas Acha langsung membuat sang pemilik handphone mengalihkan perhatiannya. Nama Galih langsung terpampang jelas saat Acha membuka layar hpnya. Acha mengusap air matanya dan menarik nafasnya kasar.
"Lo dimana! Cepet gue udah didepan gang yang lo bilang!" ucap Galih dari sebrang sana.
"Bentar ya Gal," Acha mencoba untuk tidak terlihat seperti habis menangis namun sepertinya Galih peka lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)
Teen Fiction[C O M P L E T E] [E N D] [S E D A N G D I R E V I S I ] CERITA INI SEDANG DIREVISI JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN BANYAK TYPO ATAU BAHASA TIDAK BAKU MOHON DI MAKLUMI. CERITA MENGANDUNG BAWANG! Untuk kamu yang sedang aku perjuangkan. ~Acha Meylinda Put...