Pada dasarnya suatu saat juga akan datang sosok baru dalam hidup kita. baik itu, sosok yang diharapkan ataupun sebaliknya.
-Arka Adjie"Mereka kenapa?"
Acha menatap Alan tidak percaya, kakinya tiba-tiba terasa kaku karena terkejut. "Nih Lan mereka berdua mau bolos,"jawab Hani dengan bangganya.
Acha memelototkan matanya mendengar jawaban dari Hani. "Ishhh bukan Acha yang mau bolos Acha abis dari wc terus ga sengaja liat Galih lagi naik keatas pembatas sekolah terus Acha samperin," jelas Acha.
Galih mendengus malas saat mendengar jawaban Acha, cewek didepannya ini benar-benar terlalu jujur. Setidaknya bantu ia agar tidak terkena hukuman oleh anak osis, karena Galih sangat malas berurusan dengan mereka. "Halah lo ngaku aja Cha lo kan mau bolos sama gue, lo sendiri yang nyamperin gue," Galih yang sudah terlanjur akan dihukum ia juga akan menyeret Acha juga agar cewek itu ikut dihukum dengannya apalagi Galih tahu kalau Acha menyukai Alan, cowok berpenampilan urakan itu langsung memanasi Acha karena dia yakin Acha pasti akan malu.
Galih melihat Acha yang meliriknya kesal. "Alan dengerin Acha, yang diceritain Hani sama Galih tuh gabener, Alan percaya sama Acha kan?" tanya Acha was-was.
"Catet nama kalian berdua dan tanda tangan!" tatapan Galih dan Alan bertemu dan Acha dapat melihat tatapan kebencian satu sama lain dari mata kedua cowok tersebut.
Sebelum Acha mencatat namanya Galih lebih dulu merebut bolpoint dari tangan Acha dan dia segera menulis nama dan tanda tanganya. Setelah itu Galih pergi melewati mereka begitu saja.
"Nih Alan," Acha menyerahkan kertas dan bolpoint nya kepada Alan.
Galih menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya, "hukuman?"
"Nggak usah, lagian kalian berdua belum bolos. Pengecualian untuk kedua teman lo gue yakin mereka pasti udah bolos." Galih hanya mengedikkan bahunya acuh lalu pergi begitu saja.
"Lan masa lo ga ngasih hukuman si sama mereka berdua?" Tanya Hani sambil menatap kesal kepergian Galih.
"Lagian mereka belum bolos." jawab Alan acuh.
"Ck yaudah yuk pergi," Hani menarik tangan Alan yang tidak ditepis sama sekali oleh cowok tersebut.
Saat Alan berada disamping Acha dia membisikan kalimat yang membuat cewek berambut panjang itu langsung terdiam.
"Gue ga nyangka ternyata lo ngga selugu dan sepolos itu," bisik Alan sedangkan tanganya masih di pegang erat oleh Hani seolah Hani sangat takut kehilangan cowok yang memiliki kedua lesung pipit tersebut.
"Kalo Acha yang megang tas Alan aja pasti langsung disentak lah Hani megang tangan Alan, Alan diem aja," gumam Acha sambil menatap Alan dan Hani nanar.
"Gamau pokoknya ini salah Galih," gerutu Acha, rasa takutnya pada Galih seakan musnah begitu saja.
🐾🐾🐾
"Assalamualaikum," Acha melongokan kepalanya kedalam kelas dan untungnya tidak ada guru jadi dia bisa langsung masuk kelas kalau tidak? Dia tidak tau akan mendapat hukuman apa. Karena Acha pergi ke wc setengah jam sendiri sedangkan Helen sudah kembali.
"Ngapain lo di wc, ke wc seabad sendiri," sudah Acha duga pasti Anggis akan bertanya.
"Acha abis pup." Bohong Acha.
Anggis menatap Acha dalam berusaha menemukan kebohongan dimata hitam legam milik cewek berambut panjang itu. "Masa sih kok gue gapercaya?"
Helen tiba-tiba menimpali percakapan mereka berdua saat dirasa Anggis begitu tidak percaya pada sahabatnya. "Dia emang abis pup Nggis."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)
Teen Fiction[C O M P L E T E] [E N D] [S E D A N G D I R E V I S I ] CERITA INI SEDANG DIREVISI JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN BANYAK TYPO ATAU BAHASA TIDAK BAKU MOHON DI MAKLUMI. CERITA MENGANDUNG BAWANG! Untuk kamu yang sedang aku perjuangkan. ~Acha Meylinda Put...