08. Bendera Perang

26.6K 3.9K 241
                                    

08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08. Bendera Perang

Gerbang sekolah sudah sepuluh menit yang lalu ditutup. Bu Nuri masih berdiri di dekat gerbang untuk menghukum siapa saja yang terlambat masuk sekolah. Nara sudah yakin jika ia akan di hukum. Nara berjalan mendekat ke arah Bu Nuri yang menatapnya sinis.

"Nara Wirana ... istirahat nanti bersihkan perpustakaan!" tegas Bu Nuri memberikan hukuman.

Gala High School punya aturan tersendiri untuk memberikan hukuman kepada murid yang terlambat. Hukuman dilaksanakan saat jam istirahat tiba atau saat bel pulang sekolah. Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas belajar.
Berbeda dengan hukuman akibat masalah lainnya, murid yang membuat masalah di sekolah dapat dihukum secara langsung dengan batas waktu yang telah ditentukan.

"Iya Bu maaf," ucap Nara menerima hukuman tersebut karena memang itu murni kesalahannya.

"Kalau begitu cepat ke kelas," perintah Bu Nuri mengarahkan tongkat rotan ke arah gedung sekolah.

Nara segera berlari kencang menuju kelas. Saat sampai di depan kelas, ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan lalu perlahan masuk ke dalam kelas.
Di dalam kelas sudah ada Ibu Fatma, guru mata pelajaran Biologi. Nara sedikit menunduk lalu berjalan cepat menuju bangkunya.

"Nara ingat, jangan telat lagi." Bu Fatma menegur Nara. Gadis itu hanya mengangguk cepat.

"Hari pertama lo telat, ada masalah?" tanya Rani. Sebagai ketua kelas ia harus memastikan jika murid di dalam kelasnya dalam keadaan baik-baik saja.

"Ban mobil ibu gue pecah," jawab Nara dengan cara berbisik karena guru sedang menerangkan pelajaran.

"Baiklah, Ibu rasa kalian sudah mengerti. Sekarang kalian satu persatu maju ke depan dan ambil nomor urutan kelompok." Bu Fatma menunjuk salah satu murid yang duduk di barisan paling sudut untuk maju ke depan.

Dari sudut depan hingga sudut belakang, para murid mendekati meja Bu Fatma untuk mengambil nomor urutan kelompok. Memang begitu cara Bu Fatma membentuk kelompok belajar, agar para murid tidak saling memilih antara teman. Dan cara seperti itu di nilai cukup adil.

"Oke kalau begitu silakan kalian bergabung dengan kelompok masing-masing," ucap Bu Fatma memerintahkan para murid untuk duduk dengan kelompok sesuai dengan nomor yang mereka dapatkan.

Keadaan kelas sedikit ricuh karena banyak suara yang terdengar dalam satu waktu. Kelas dengan 24 murid, 11 murid pria dan 13 murid wanita di bagi menjadi 6 kelompok. Artinya setiap kelompok berjumlah 4 orang.

"Kelompok Enam! Gue ketuanya titik."

"Semoga kelompok tiga pinter semua."

"Sini woy kelompok satu."

"Berisik, cari pakai mata jangan pakai mulut!"

Nara segera bangkit lalu mengambil buku Biologi. Ia membuka gulungan kertas yang ada di tangannya, kelompok dua. Nara berjalan menuju bangku milik Dey setelah mendengar cowok itu meneriaki nomor kelompok.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang