10. Tepat Sasaran

22.9K 3.1K 205
                                    

10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10. Tepat Sasaran


Pelajaran kedua adalah olahraga. Pak Deni adalah guru yang akan mengajar. Sebelum dimulai semua murid kelas XII-2 mengganti seragam mereka dengan baju olahraga berwarna biru tua.

Seragam murid wanita, bertangan pendek dan celana panjang. Sedangkan untuk murid pria, bertangan panjang dan celana pendek selutut. Ada logo Gala High School di bagian tengah baju olahraga.

Setelah mengambil seragam olahraga di loker, Nara bergegas berjalan menuju toilet wanita bersama Rani. Kedua gadis itu memasuki bilik kamar mandi yang berbeda namun bersebelahan.

"Ra gue duluan, ya? Ketua kelas harus sampai duluan," ucap Rani sedikit meninggikan suara agar Nara mendengar. Ia sudah mengganti seragamnya.

"Iya, gue sebentar lagi." Nara menyahut, sejenak ia melipat seragam putih lalu segera keluar. Nara sudah tidak melihat Rani lagi, ia menghela napas pelan. Berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan lalu bercermin untuk mengikat rambut.

"Eh, lo di sini," ucap Kaniya yang baru saja masuk ke dalam toilet. Sekarang berdiri di samping Nara, mencuci tangan.

"Hai, Kaniya." Nara menyapa dengan senyuman manis.

"Ra, lo kemarin diganggu Balin?" tanya Kaniya sedikit ragu, ia menatap wajah Nara dari pantulan cermin.

"Maksudnya?" Nara mengernyit karena kurang mengerti.

"Di dekat gerbang sekolah," ucap Kaniya yang kali ini menatap wajah Nara secara langsung.

"Oh itu, dia sendiri yang ganggu gue." Nara menjelaskan. Ia berkata jujur, memang Balin yang mengganggu walau Nara juga sedikit menganggu cowok itu. Intinya Balin yang terlebih dahulu menyebalkan.

"Dia itu kaku sama cewek, kok bisa godain lo?" tanya Kaniya memberikan tatapan aneh, ia tidak percaya dengan rumor yang beredar di kelasnya tadi pagi. Bahwa Balin murid populer dari kelas XII-2 sedang mendekati Nara.

"Bukan godain tapi gangguin. Menyebalkan," jawab Nara santai. "Tapi dia kalau sama lo baik banget," lanjutnya mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Malas rasa jika harus membahas lebih lanjut soal betapa menyebalkan seorang Balin Handana.

"Jelas dia sahabat gue dari kecil, tetanggaan juga."

"Asik dong sering ketemu."

"Bosan yang ada ha ha ha."

"Gue duluan ya."

Anggukan kepala Kaniya membuat Nara langsung berjalan pergi. Nara berjalan cepat menuju ruang loker untuk menaruh seragam putih. Untuk mempersingkat waktu, Nara berlari menuju kolam renang yang ada di halaman belakang sekolah. Pelajaran olahraga kali ini adalah renang. Padahal Nara sudah mandi tadi sebelum pergi sekolah, sampai sekolah ia akan mandi lagi.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang