16. Kuis Giveaway

18.6K 2.8K 264
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


16. Kuis Giveaway


Kafe sudah hampir tutup karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Ke-empat cowok itu masih berada di dalam kafe, mereka cukup mabuk karena ulah Dey yang memesan alkohol. Balin tidak, tidak ada keberanian untuk meminum minuman keras seperti itu. Selain tidak ingin merusak tubuhnya, ia juga takut ketahuan ayah dan ibunya.

"Van, lo bawa Dey pulang." Balin mendorong pelan tubuh Dey ke arah Ovan yang sudah bersiap-siap untuk pergi.

"Nyusahin," gumam Ovan lalu memapah Dey keluar dari dalam kafe.

"Lo serius pacaran sama Raisa?" tanya Juno, cowok itu masih punya kesadarannya, tidak terlalu mabuk.

"Bego kali gue pacaran sama cewek nakal begitu," jawab Balin tersenyum remeh.

"Terus keputusan lo tadi apa?" tanya Juno lagi, heran karena Balin setuju begitu saja dengan permintaan Raisa.

"Gue memang nggak bisa lukain dia secara fisik, tapi gue bisa lukain dia secara batin." Balin menjawab dengan santai, ia sudah memikirkannya. Baik, buruk akibat dari ulahnya ini, ia akan tanggung.

"Gila lo segitunya bela Nara." Juno semakin tidak bisa menebak apa yang sedang Balin rencanakan.

"Terkadang hati nurani kita memaksa untuk berbuat lebih," ucap Balin tampak serius.

Balin tidak tahu kenapa bisa sejauh ini bertindak hanya untuk memastikan Nara mendapatkan maaf dari para penindas. Mendengar keluh kesal Nara saat di atas atap rumah sakit membuat Balin tahu apa penyebab Nara ingin bunuh diri. Di tambah dengan isak tangis Nara saat di area perternakan, menambah keyakinan Balin bahwa Nara tertekan oleh para penindas di sekolah lamanya.

Balin tidak tahu apa arti sedikit kepedulian ia terhadap Nara. Tapi setiap ada Nara di dekatnya, Balin justru memberi kesan bahwa ia adalah cowok yang jahat. Entahlah.

"Merinding gue lo ngomong begitu, lo nggak mabuk, kan?" Juno bergidik, ia pikir tadi ia mendengar kata-kata mutiara dari televisi tapi ternyata Balin yang bicara manis seperti itu.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang