FAKE LIFE [END]

12. Malaikat Maut ?

12. Malaikat Maut ?

Setelah mendapatkan izin dan juga sudah menggunakan peralatan keamanan seperti masker, sarung tangan, dan sepatu boots. Kelompok dua yang menamai kelompok mereka dengan kelompok bencana itu mulai memasuki area peternakan.

Sekarang di sebelah kanan dan kiri mereka dipenuhi oleh kandang ayam petelur.

"Oke gue mulai rekam, sebelum itu buka dulu masker lo semua, nanti dikira orang lain," ucap Kaniya mulai menyalakan kamera.

Semuanya membuka masker yang menutupi wajah mereka. Kehadiran Kaniya sangat membantu, ia bertugas untuk merekam kegiatan kelompok dua sebagai bukti bahwa mereka sudah menjalani hukuman dari Ibu Fatma dengan baik, yaitu membuat video dokumentasi.

"Senyum," ucap Nara pelan namun ia tekan. Nara menyikut lengan Balin agar cowok itu terseyum ke arah kamera.

Dengan terpaksa Balin melakukannya, cowok itu tersenyum lebar. Kaniya yang melihat Balin dari layar kamera ikut tersenyum juga, manis sekali pikirnya. Jarang-jarang Kaniya melihat senyum sahabatnya semanis itu.

"Rekam gue juga dong, nanti di kira gue nggak ikutan." Rani melambaikan tangan ke arah kamera, ia juga ingin direkam. Sudah tampil cantik, sayang sekali jika tidak muncul di kamera. Walaupun hanya untuk tugas, setidaknya ia harus tampil menarik.

"Ini ayam jago," ucap Dey percaya diri menunjukkan satu ekor ayam yang ia ambil dari salah satu kandang.

"Dey ... jangan bercanda!" tegas Nara mulai terlihat malas. Di pikirannya hanya ada satu kata, kacau.

"Iya sayang...." ucap Dey menggoda Nara, lalu mengembalikan ayam itu.

"Lo masih berani ganggu Nara?" Rani mendekati Dey lalu memukul punggung cowok itu. "Kalian harus tahu, Dey pernah di tolak mentah-mentah sama Fikri Nurdin!" lanjutnya bicara pada kamera yang masih menyala itu. Rani membuktikan perkataannya, ia akan menyebarkan rumor kebohongan tentang Dey jika cowok itu masih menggoda Nara.

"Sialan lo! Lo pikir gue gay?" Dey tidak terima di fitnah seperti itu, ia langsung membekap mulut Rani dengan tangannya.

"Ih jijik! Tangan lo bekas pegang ayam!" pekik Rani setelah ia terbebas dari bekap tangan Dey.