37. Tentang Masa Lalu

15.9K 2.4K 62
                                    

37

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


37. Tentang Masa Lalu

Hubungan Nara dan Balin membaik, hari-hari berlalu mereka sudah bersikap seperti biasanya. Balin yang menyebalkan dan Nara yang penyabar.

Saat ini Nara sedang menunggu kedatangan Kaniya, hari ini mereka akan bertemu di kafe yang telah Nara tentukan.

Mungkin sudah saatnya Nara memberitahu Kaniya dan menjelaskan semuanya, agar Kaniya tidak terus salah paham padanya.

"Kaniya," panggil Nara melambai ke arah pintu masuk.

"Lo mau jelasin apa ke gue?" tanya Kaniya, tatapannya sedikit sinis.

Nara menghela napas, ia berusaha menenangkan pikirannya sebelum menceritakan semuanya. Jujur, Nara sulit bercerita, tapi jika tidak nekat maka antara dirinya dan Kaniya akan terjebak dalam kesalahpahaman.

Pelan-pelan Nara menceritakan bagaimana awal ia bertemu Balin. Mulai dari tragedi atap rumah sakit, Nara yang menjadi korban penindasan, ini itu soal kebaikan Balin, dan tentang amnesia yang menimpa Nara. Tapi Nara tidak menceritakan soal siapa Jivan sebenarnya. Menurutnya Jivan tidak penting lagi dan Nara merasa sakit jika membicarakan Jivan.

Cukup lama ia bicara dan Kaniya terkejut mendengar kisah hidup Nara. Kaniya terdiam, ia belum bisa bicara karena masih terkejut dengan apa yang ia dengar.

"Semoga lo mengerti, gue nggak ada hubungan apa-apa sama Balin. Lo pasti tahu, dia baik ke semua orang cuma sikapnya aja dingin." Nara meremas kedua tangannya, ia sangat gugup.

Kaniya bangkit lalu berjalan mendekati Nara, "Ra, sumpah maafin gue. Gue nggak tahu," ucapnya dalam pelukan Nara.

Nara membalas pelukan itu, ia usap lembut punggung Kaniya. "Nggak apa-apa, tolong jangan bilang ke siapa-siapa ya? gue belum siap banyak yang tahu."

"Iya, maafin gue Ra." Kaniya masih memeluk Nara, tak lama pelukan itu terlepas.

Terlihat jelas dari raut wajah Kaniya jika ia merasa malu serta tak enak hati pada Nara. Sedangkan Nara, ia terlihat biasa saja agar Kaniya merasa nyaman.

Mereka membicarakan hal lain untuk mengalihkan topik. Hubungan pertemanan Nara dan Kaniya kembali membaik.

~ oOo ~

Nara mendatangi rumah Balin, dengan Kaniya juga. Akhirnya Nara bisa bertemu dengan Dokter Lisa, bukan tetapi ibunya Balin.

"Hai, Tante. Apa kabar?" tanya Nara setelah mencium punggung tangan Bu Lisa. Sediki canggung ketika Nara memanggil Dokter Lisa dengan sebutan tante.

"Baik Nara, akhirnya berkunjung juga ke rumah." Bu Lisa menyambut ramah kedatangan Nara.

"Aku ada kado kecil buat Tante," ucap Nara menyodorkan paper bag berukuran besar ke Bu Lisa.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang