FAKE LIFE [END]

13. Salah Orang

Selamat membaca...

*Lambang resmi Geng FLOTER*
*Bunga mawar kuning, melambangkan persahabatan*

13. Salah Orang

Geng Floter sudah berada di depan markas dari geng sekolah lain. Mereka masih mengenakan seragam sekolah yang mereka tutupi dengan jaket. Ke-sepuluh anggota Floter memakai jaket dengan berbagai warna, sesuai dengan moto geng mereka.

'Hiduplah seperti bunga di kebun, warna-warni dan wangi.'

Geng Floter bukanlah geng pada umumnya yang terkenal kejam, sadis, pembuat onar, atau bahkan sampai merugikan banyak orang. Mereka hanya sekumpulan anak remaja yang mencoba untuk bersikap sesuai umur mereka. Hanya anak remaja yang belum mengerti keinginan orang dewasa. Mereka tidak nakal tapi mereka sulit menyampaikan perasaan mereka dengan sikap orang dewasa.

Ketika orang dewasa menilai mereka dengan mencaci, maka mereka akan menyalak.
Ketika orang dewasa mulai menghakimi, maka mereka akan semakin menjadi.

Mereka- belum mengerti bagaimana menjadi dewasa seperti yang orang dewasa tuntut pada mereka. Jangan mengerti perasaan seseorang jika belum atau tidak pernah berada di posisi orang tersebut.

"Kenapa tiba-tiba lo peduli sama Nara?" tanya Juno seraya menaikkan lengan jaket berwarna merah yang ia kenakan hingga batas siku.

"Peduli apanya?" Balin tersenyum miring. "Nggak ada yang boleh tindas Nara selain gue," lanjutnya.

"Ini nih ... kembaran gue, cool." Ovan menyahut padahal tadi sedang asik bermain game dengan anggota lain. Mata fokus menatap ponsel, tapi masih ada telinga yang mendengar.

"Dia salah satu berandalan di SMA Nusa," ucap cowok yang mengenakan jaket berwarna biru muda, dia Dey. Informan bagi Floter.

Melihat kedatangan lima orang murid dari SMA nusa Floter segera mengambil posisi untuk mengepung lima orang itu.

"Ada masalah apa lo semua?" tanya salah satu dari mereka. Bertubuh tinggi, namun sangat kurus.

"Lo yang tindas Nara Wirana?" tanya Balin, ia tidak suka basa-basi hanya akan membuang waktu. Sudah cukup baginya menunggu lama tadi.