15. Target Sesungguhnya

18.9K 2.7K 174
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


15. Target Sesungguhnya

Empat orang murid berada di ruang guru, berdiri di depan meja Ibu Fatma, guru Biologi. Tugas kelompok sudah dikumpulkan namun karena minggu kemarin mereka membuat masalah di kelas, Bu Fatma kembali menasihati agar kelompok dua tidak mengulangi masalah yang sama.

"Dengar kalian Balin, Nara, Dey, dan Rani. Hasil kelompok kalian bagus seharusnya dapat nilai 100 tapi karena kalian membuat masalah, nilai kalian hanya 90." Bu Fatma sedikit mendongak menatap para muridnya itu.

"Iya Bu kami minta maaf," ucap Rani, ia menjadi pembicara karena ketiga temannya hanya diam. Lagi-lagi beban menjadi ketua kelas harus ia tanggung.

"Ya sudah, kalian silakan istirahat!" perintah Bu Fatma.

Ke-empat orang itu berjalan secara bersamaan. Di depan ruang guru ada seorang pria bertubuh kekar, berpakaian rapi dengan setelan jas hitam.

"Tuan Dey, Tuan Dio menunggu Anda di parkiran," ujar pria itu meminta Dey untuk pergi dengannya.

"Gue antar Dey," ucap Balin terlihat serius, ia mendekati Dey.

"Jangan gue bisa atasi sendiri, lo tunggu di kantin aja." Dey mendorong pelan tubuh Balin agar tidak mengikutinya. "Sisain gue makanan!" pekiknya dari arah jauh.

"Orang tadi siapanya Dey?" tanya Rani penasaran, ia menatap Balin penuh antusias.

"Jangan sampai gue dengar ada gosip tentang Dey! Lo akan berurusan sama gue!" tegas Balin memberi peringatan, bisa juga sebagai ancaman.

"Lama-lama sakit mata lo, tajam banget tatapan lo!" teriak Rani pada Balin yang sudah pergi menjauh.

"Lo takut sama Balin, kan? Ha ha ha," Nara tertawa meledek Rani, gadis sok pemberani.

"Lupain! Ke parkiran yuk," ajak Rani begitu saja menarik tangan Nara.

"Mau ngapain? Tumben lo nggak ke kantin?" tanya Nara, sebenarnya enggan ikut campur urusam Dey namun Rani tidak mau melepaskan genggaman tangannya.

"Penasaran gue," ucap Rani melangkah dengan semangat.

Secara diam-diam Nara dan Rani bersembunyi di balik salah satu mobil milik guru. Biasanya setiap orang tua yang mengunjungi sekolah akan diarahkan untuk menyimpan kendaraan di parkiran guru yang terletak di basement.

Kedua gadis itu melihat Dey berdiri di hadapan seorang pria paruh baya yang mereka yakini jika pria itu adalah ayah Dey.

Karena rasa penasaran yang kuat Rani memberanikan diri bersembunyi di mobil lain yang lebih dekat dengan mobil ayahnya Dey. Nara yang melihat aksi Rani itu terpaksa mengikuti temannya.

Plak! Dey menatap tajam ayahnya saat pria tua itu menampar keras wajahnya.

"Jika kamu terus membangkang, saya akan kirim kamu ke luar negeri!" bentak pria tua itu, kedua matanya memancarkan amarah yang begitu besar terhadap Dey.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang