02. Murid Buangan?

44.2K 5.7K 543
                                    

02

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02. Murid Buangan?

Nara menatap tubuhnya di cermin besar, tubuh yang mengenakan seragam SMA Nusa. Ia mengusap pelan nametag pada seragam, entah kenapa setiap kali membaca namanya ia merasa aneh.
Apa benar ia Nara Wirana?

Nara berjalan perlahan keluar dari kamar dengan tas ransel berwarna ungu muda di belakang panggung. Gadis itu duduk di kursi besi yang ada di depan rumah, dekat dengan pintu luar.

"Makasih Bi," ucap Nara tersenyum tipis. Gadis itu mengambil sepatu hitam yang Bi Lina berikan padanya, Bi Lina adalah pembantu rumah tangga yang sudah bekerja sejak Nara berusia lima tahun.

"Iya Non, Bi Lina ke belakang dulu," ucap Bi Lina sedikit menunduk lalu pergi.

Nara hanya mengangguk lalu mengenakan sepatunya, mengikat tali sepatu dengan cukup erat. Setelah itu ia melirik jam kecil di tangan, sesekali Nara menatap pintu. Menunggu sang kakak keluar dari pintu itu.

Hari ini Nara pergi ke sekolah dengan sang kakak, Bara. Ibunya hari ini tidak ada di rumah, sejak semalam berada di kafe karena ada masalah mendesak di sana. Ayahnya juga tidak ada di rumah, sedang ke luar kota untuk urusan bisnis.

Nara yang tidak ingin menjadi beban, memilih untuk pergi ke sekolah sendiri tetapi ibunya tidak mengizinkan dan meminta Bara untuk mengantarkan Nara.

"Belum berangkat lo?" suara berat Bara mengejutkan Nara. Cowok itu berada di hadapan Nara, menandakan jika Bara baru saja pulang dari suatu tempat.

"Kak Bara baru pulang? Ke mana aja? Gue pikir ada di rumah," ucap Nara tampak bingung.

"Suka-suka gue lah, buruan pergi sekolah." Bara menarik bahu Nara hingga gadis itu berdiri, ia mendorong pelan punggung adiknya itu mengisyaratkan untuk segera pergi.

"Kata ibu, gue diantar lo ke sekolah," ucap Nara mengernyit.

"Di bohongin lo, lo itu biasa pergi sekolah pakai sepeda. Ambil sepeda lo di garasi," ucap Bara terlihat malas, ia tidak mau mengantar adiknya itu ke sekolah. Bara merasa kantuk karena tidak tidur, dan tubuhnya juga terasa lelah.

Nara menghela napas pelan, ia tidak mau memaksa. Gadis itu berjalan menuju garasi, namun langkahnya terhenti saat suara sang kakak terdengar di telinganya.

"Ayo gue antar," ujar Bara berubah pikiran. Cowok itu berjalan cepat menuju motor yang tadi ia parkir di dekat gerbang rumah.

Nara mengikuti langkah kaki Bara, gadis itu berjalan mundur ketika ia hampir dekat dengan motor gede itu. Nara terlihat seperti orang ketakutan, keningnya mengerut, ia tak tahu perasaan apa itu tapi cukup mengganggunya.

"Kak, gue naik sepeda aja," ucap Nara segera pergi lalu mengambil sepeda berwarna merah muda di dalam garasi. Ada dua sepeda di sana, warna hitam dan warna merah muda. Nara yakin jika miliknya adalah sepeda berwarna merah muda.
Gadis itu belum menaiki sepedanya, ia berjalan menuju gerbang rumah dengan mendorong sepeda itu.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang