26. Saling Mengetahui

17.4K 2.7K 392
                                    

Setidaknya vote :)

Setidaknya vote :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26. Saling Mengetahui

Hari-hari berlalu, ada jarak antara Nara dan Balin. Memang sejak awal mereka tidak terlalu dekat, status Nara yang sudah menjadi kekasih Jivan membuat jarak semakin nyata.

Nara menjauh dari Balin, mereka tidak saling menyapa. Hanya sekadar saling tahu kehadiran masing-masing.

Contohnya, saat ini di kantin. Di meja kantin hanya ada Nara, Rani dan Kaniya. Balin dan geng Floter yang biasa ikut bergabung kini tidak. Mereka semua kembali menguasi kantin belakang.

Sesekali Nara melirik Balin, ia tahu jika Balin merasa sedang dijauhi. Buktinya, cowok itu ikut diam, biasanya satu atau dua kali dalam sehari akan membuat Nara kesal. Tapi sekarang Balin sama sekali tidak mengganggu atau menjahili Nara.

Nara merasa tak enak hati, ia ingin berteman dengan Balin. Teman Nara hanya sedikit, ia tidak mau kehilangan teman. Tapi mau bagaimana lagi? Nara sudah terlampau mengucap janji pada kekasihnya untuk tidak berdekatan dengan Balin.

Nara ingin menolak permintaan Jivan itu, tapi Nara berpikir jika Jivan cemburu. Nara juga enggan membuat Jivan kecewa dengannya. Jivan adalah orang pertama yang menjadi teman sekaligus kekasihnya.

"Ra, melamun aja," ucap Kaniya menyikut lengan Nara.

"Eh, kalian lagi bahas apa?" tanyanya kebingungan, bisa-bisanya Nara tidak fokus seperti itu.

"Nanti lusa, sekolah bakalan ngadain camping sebelum ujian tengah semester. Biar nggak terlalu stres." Rani menjelaskan, ia menjadi penanggung jawab untuk kelas XII-2. Tugas lain sebagai ketua kelas, harus berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.

"Gue kayaknya nggak bisa ikut deh," ucap Nara ragu, ia takut membuat kedua temannya kecewa.

"Harus ikut, gue udah beli sweater couple buat kita bertiga!" tegas Kaniya, ia meyakinkan Nara untuk ikut berkemah.

"Kalau Kaniya udah beli barang, itu pasti mahal. Lo harus ikut," ujar Rani berpihak dengan Kaniya, intinya Nara harus ikut.

Nara berpikir, ia bukannya tidak ingin ikut berkemah. Namun Nara masih terasa asing dengan suasana sekolah, bisa dikatakan jika Nara belum beradaptasi dengan diri yang sesungguhnya. Semua terasa membebani, hal itu membuat Nara kembali menghubungi Dokter Lisa untuk berkonsultasi.

"Buruan jawab iya!" ketus Rani gemas karena Nara hanya diam.

"Iya, gue ikut!" jawab Nara sedikit tegas, "tapi gue izin dulu," sambungnya.

"Bucin banget sih, pake izin ke Jivan segala." Kaniya menggoda Nara.

"Maklum lagi manis-manisnya," celetuk Rani, ikut menggoda Nara.

"Bukan izin ke Jivan, ya ke orang tua gue lah." Nara membela diri, seharusnya tadi ia memperjelas tujuan izin kepada siapa.

"Langgeng ya sama Jivan, dia cowok baik kok." Kaniya tersenyum kecil, ada arti di balik senyumnya. Kaniya merasa ia telah menang atas Balin. Tidak ada gadis lain yang dekat dengan Balin kecuali dirinya.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang