19. Rasa Kesal Wanita

18.1K 3.3K 268
                                    

Awas lupa pencet bintang...

Awas baper...

Awas kagak komen haha...

Awas kagak komen haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19. Rasa Kesal Wanita

Area bioskop di salah satu pusat perbelanjaan penuh oleh pengunjung yang akan menonton film. Dari usia anak-anak, remaja, hingga dewasa. Kebanyakan remaja, apalagi murid SMA yang masih mengenakan seragam sekolah.

Banyak murid Gala High School juga, karena Nara, Rani, dan Kaniya akan menonton film horor terbaru. Kaniya memaksa Balin untuk ikut nonton bersama, akhir-akhir ini mereka sudah jarang bertemu selain di sekolah. Sudah dapat dipastikan jika ada Balin maka akan ada geng Floter.

"Ngomong-ngomong, lo belum cerita. Kenapa bibir lo luka?" tanya Rani setelah melihat luka pada ujung bibir Nara untuk kesekian, tapi belum sempat menanyakan karena dari pagi hingga siang sibuk mengikuti rapat OSIS sebagai perwakilan kelas.

Kaniya meraih wajah Nara agar lebih jelas melihat luka itu. "Kayak luka pukul? Lo berantem?" tanyannya curiga.

"Gu-e jatuh dari tangga," jawab Nara sedikit gugup namun masih bisa mengatasinya.

"Kasihan tangganya," sahut Balin yang mendengar obrolan para gadis itu. Telinga kiri mendengar obrolan geng Floter, telinga kanan mendengar obrolan orang sekitar yaitu Nara, Rani, dan Kaniya.

"Balin!" Kaniya menatap tajam Balin, cowok itu hanya bergidik seolah tidak melakukan kesalahan yang fatal.

Nara juga menatap tajam Balin. Nara tahu Balin sengaja menyindir dirinya. Begini rasanya ketika seseorang mengetahui kebohongan sendiri, tidak nyaman.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Kaniya seraya mengusap punggung tangan Nara.

"Eh, nggak apa-apa kok. Luka kecil," balas Nara, tersenyum lebar agar tidak menimbulkan kecurigaan. Berkelahi dengan para preman adalah hal yang cukup menakutkan walau ada alasan baik atas hal itu.

Kaniya berdiri dari kursi yang ia duduki, berjalan mendekati Balin yang sedang menyadarkan punggungnya di tembok.
"Nanti, habis nonton gue mau makan Ramen," bisik Kaniya pada telinga Balin. Ia hanya ingin makan malam berdua dengan Balin.

"Siap Kaniya," ucap Balin pelan, ia tersenyum. "Gue beli tiket dulu," lanjutnya berjalan pergi menuju kasir penjualan tiket.

"Selesai nonton kita makan-makan, ya?" ajak Rani menatap Nara lalu menatap Kaniya yang baru saja duduk.

"Gue nggak bisa, ada urusan he he he." Kaniya sedikit terkekeh, sebisa mungkin terlihat natural.

"Gue juga nggak bisa, mau bantu ibu gue di kafe." Nara menunjukkan dua jari tanda peace lalu tersenyum, semoga saja Rani tidak kecewa.

"Masa gue makan sendiri?" Rani sedikit kecewa, namun tidak berlaku lama karena ia langsung teringat dengan Juno. "Juno, nanti makan bareng yuk," ajaknya bersemangat.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang