43. Permasalahan Lain

15.2K 2.6K 225
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

43

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

43. Permasalahan Lain

Kaniya tidak berada di rumahnya, gadis itu memilih untuk menginap di hotel karena Kaniya tahu pasti Balin mencarinya di rumah.

Kaniya masih menangis, ia tidak menyangka jika Balin menyimpan rahasia yang begitu besar darinya. Hal yang paling membuat Kaniya tersakiti adalah Nara mengetahui semuanya dibanding dirinya yang sudah bersahabat sejak kecil dengan Balin.

Rasa sakit bercampur kekecewaan sudah cukup menjadikan Nara gadis yang paling Kaniya benci.

"Kalau nggak ada lo, gue sama Balin baik-baik aja!"

Kaniya menggunting foto Nara menjadi potongan kecil, tak hanya satu foto tetapi ada lima foto. Baik foto Nara sendiri atau foto dengan Rani, dan Kaniya.

"Gue nggak mau hancur sendiri! ARGH!" teriak Kaniya sangat kencang, ia melempar gunting ke cermin hingga cermin itu retak.

Kaniya tampak frustrasi, di pandangannya wajah dirinya di balik cermin retak itu. Kaniya tersenyum miring, ia merasa harapannya untuk bersama Balin semakin tidak menemui titik terang.

~ oOo ~

Pukul 11 : 00 WIB.

Hari ini Balin tidak sekolah, ia izin atas kepentingan keluarga. Balin sedang berada di kantor ayahnya untuk membicarakan persoalan hak asuh dirinya.

Di meja besar ini ada Balin, Pak Handana, Ibu Lisa, Ibu Dara, dan dua pengacara dari masing-masing pihak.

"Aku tidak akan mengizinkan Balin kembali padamu!" tegas Bu Lisa, ia terus menggenggam tangan kiri Balin yang duduk di sampingnya.

"Lisa, Balin anak kandungku! Aku ingin menebus semua kesalahanku, aku ingin menghabiskan masa tuaku bersama Balin." Bu Dara tentu tidak setuju, ia ingin mengambil hak sepenuhnya atas Balin.

"Benar Ibu Lisa, Anda sudah kalah secara hukum." Pengacara dari pihak Bu Dara menyahut.

"Saya akan melakukan banding!" tegas Pak Handana menatap tajam pengacara itu.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang