20. Kepingan Ingatan

17.4K 2.8K 220
                                    

20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20. Kepingan Ingatan

Hari ini semua murid kelas XII berkumpul di lapangan sesuai dengan kelas masing-masing. Mereka semua yang terdiri dari kurang lebih 75 orang itu sedang di absen sebelum masuk ke dalam Bus yang sudah dipersiapkan.

Pembelajaran hari ini diliburkan karena murid kelas XII akan datang ke pertandingan antar sekolah, untuk mendukung para murid kelas X, XI, dan XII yang mengikuti lomba. Perlombaan yang akan berlangsung adalah cerdas cermat, taekwondo, basket, dan tari.

Tiga Bus sudah melaju pergi meninggalkan Gala High School menuju sekolah lain yang menjadi tempat pertandingan.

Di dalam Bus sangat berisik karena geng Floter berada di dalam satu Bus. Mereka beranggotakan lengkap sebab beberapa anggota Floter yang berada di kelas X dan XI mengikuti lomba antar sekolah.

"Berisik!" pekik Rani sembari melempar snack ke arah geng Floter yang berada di depannya.

Nara, Kaniya, dan Rani duduk di bangku bagian belakang karena mereka ingin duduk berdekatan. Padahal tadi bangku belakang sudah di kuasi oleh geng Floter, namun mereka mengalah setelah Balin yang merintahkan untuk duduk di bangku lain. Percuma saja mereka tidak semuanya duduk, ada yang berdiri sebagian. Geng Floter tentu akan berdekatan dan saling berbincang. Dapat dipastikan jika suasana dalam Bus sangat berisik.

"Kalian dengar suara aneh nggak?" tanya Balin menatap teman-temannya.

"Dengar, suara makhluk halus pakai sweater biru," celetuk Dey dengan jari telunjuk mengarah ke wajah Rani.

"Sialan!" umpat Rani hendak berdiri namun ditahan oleh Kaniya.

"Abaikan aja, cowok gila." Kaniya mengusap punggung Rani untuk sedikit meredakan amarah sahabatnya itu.

"Nih minum," ujar Nara menyodorkan sedotan ke arah mulut Rani. Nara memberi Rani minuman Yoghurt.

~ oOo ~


Segala persiapan sudah selesai disiapkan, semua murid sudah duduk di bangku penonton untuk memberi dukungan kepada perwakilan sekolah masing-masing. Pertandingan pertama adalah perlombaan Basket. Gala High School melawan sekolah elit lainnya.

"Yaya, pilih nomor satu sampai tiga." Balin mendekati Kaniya sejenak, sebelum ia pergi bergabung dengan tim basket yang lain.

"Satu!" Kaniya tampak bersemangat.

"Oke, gue akan juara satu untuk lo." Balin menaikkan kedua alis, bersikap sok keren.

"Semangat!" Kaniya semakin antusias.

Balin tersenyum lalu melangkah pergi, di langkah kaki kedua ia berhenti tepat di hadapan Nara. Jika tidak menganggu Nara, terasa ada yang hilang.

"Nomor satu sampai tiga?" tanya Balin, raut wajah cowok itu sangat menjengkelkan.

FAKE LIFE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang