22. Kembalinya Ingatan
Nara duduk terdiam di atas kasur, lima menit yang lalu ia sampai di rumah. Nara tidak menceritakan apa yang terjadi padanya hari ini. Ia tidak ingin kedua orangtua khawatir.
Nara menatap lekat kantung obat yang Balin berikan padanya. Nara memikirkan satu hal dalam benaknya. Bukan kejadian menakutkan di kejar preman, bukan tentang dirinya yang hampir tertabrak oleh motor Balin, bukan juga tentang kepingan ingatan yang kini mulai kembali. Tetapi mengenai perkataan Balin, rahasia hidup seorang Balin Handana.
"Kalau dia bohong kayaknya nggak mungkin, wajahnya serius begitu." Nara bingung, entah harus percaya itu fakta sungguhan atau itu hanya satu dari sekian cara Balin mengganggunya.
"Ra!"
"Gue kaget!"
Nara melemparkan bantal ke arah pintu, ia terkejut karena Bara begitu saja membuka pintu kamar. Kakak lelakinya itu masuk ke dalam kamar, berjalan mendekat dengan celengan ayam di tangannya.
"Celengan lo gue ganti," ucapnya santai, Bara menaruh celengan itu di samping tubuh Nara.
"Isinya nggak lo ganti?" Nara menaikkan kedua alis, raut wajah menantang ia tunjukkan.
"Perhitungan banget lo sama kakak sendiri," ujar Bara seolah tidak merasa bersalah.
"Seharusnya gue yang mintain duit lo, kenapa jadi kebalik? Kakak yang mintain duit adik," celetuk Nara. Ia geram jika sudah membahas tentang uangnya yang kerap hilang karena ulah Bara.
"Nanti kalau gue udah kaya, gue kasih black card!" tegas Bara sembari memakan cemilan yang ada di kamar Nara.
"Boro-boro kaya, lulus kuliah aja belum. Kuliah itu yang benar, sia-sia duit ayah habis bayar kuliah lo." Nara bangkit, ia menendang kuat bokong sang kakak untuk segera pergi dari kamarnya.
"Mentang-mentang udah bisa bela diri, lo berani mukul gue!" pekik Bara dari luar kamar Nara. Cowok itu menendang pintu kamar sebagai pelampiasan.
Kleeek ... pintu kembali terbuka, dengan cepat Bara berlari dari tempat itu. Ia tidak mau Nara memukulnya dengan pukulan yang lebih. Bukan berarti Bara takut dengan Nara, Bara juga pandai berkelahi hanya saja tidak mungkin membalas pukulan sang adik. Cukup mengambil uang atau cemilan Nara secara diam-diam saja, hal buruk yang ia lakukan kepada Nara.
"Ibu ... Nara berani mukul kakaknya Bu!" teriak Bara di depan pintu kamar cowok itu, ia menjulurkan lidahnya ke arah Nara sebelum masuk ke dalam kamar.
"Nggak Bu ... Kak Bara bohong!" teriak Nara, tentu ia harus membela dirinya.
"Berisik ... cepat kalian tidur!" teriak sang ibu dari lantai bawah.
Dengan cepat pintu Nara tertutup kembali, ia mengatur napas. Bara sungguh menguji kesabarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE LIFE [END]
Teen Fiction[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Bagaimana bisa cewek culun berubah jadi badgirl? Bisa... ~ oOo ~ Korban bully, korban tabrak lari, bahkan sampai koma selama satu tahun. Kehidupan gadis bernama Nara Wirana memang menyedihkan. Tapi semuanya berub...