Day 33

41 7 2
                                    

Hari demi hari berlalu, hari yang di tunggu pun telah tiba. Setelah mengucapkan ijab qobul kedua mempelai pindah ke tempat untuk melakukan acara resepsi.

Satu persatu tamu datang ke acara pernikahan Satria, karena acaranya di Jakarta jadi sebelumnya Alya sudah mengundang Galang, Adam, Ririn, Rama dan Bagas untuk datang kalau bisa.

Namun Alya dibuat bete karena Galang dan teman-temannya tidak ada yang membalas pesannya.

Untungnya istri abangnya sekarang, Feby. mempunyai adik laki-laki yang sepantaran dengannya.

"Jarang-jarang loh adik laki-laki mau ikut berperan dalam acara nikahan kakaknya" ujar Alya mengobrol dengannya di meja tamu.

"Dia kakak gue satu-satunya dan gue sayang banget sama dia, yakali gue gak ikut serta dalam hari bersejarahnya" ujar Zaki.

Ya, namanya Zaki.

"Dia juga abang gue satu-satunya, so bisa dibilang kita senasib, haha" Alya tertawa receh.

"Btw, cowok lo gak ikut?" Tanya Zaki.

"Gue sih udah ngundang, tapi dianya gak ada kabar" jelas Alya.

"Haha, biasa lah cowok emang suka begitu" ujar Zaki yang berpikir kalau cowoknya Alya akan memberikan kejutan dengan datang tanpa kabar.

"Iya ya, lo sendiri udah punya cewek?" Tanya Alya.

"Baru putus kemarin" ujarnya dengan santai.

Keduanya pun membicarakan banyak hal sembari menunggu di meja tamu.

Hari pun semakin siang, Alya mengambil makan terlebih dahulu karena sudah lapar.

"Lo jagain ya" ujar Alya kepada Zaki.

Alya duduk di meja yang kosong, ia mulai menikmati hidangan yang sudah ia ambil.

Sambil memperhatikan sekitar Alya terus menyuap nasi ke dalam mulutnya, sesekali ia tersenyum saat melihat abangnya yang tengah sangat berbahagia hari ini.

Saat suapan terakhir seseorang mengejutkannya dari belakang, "laper bu" ujarnya sambil memegang bahu Alya.

Sontak Alya langsung menoleh dan betapa terkejutnya ia melihat kehadiran Galang yang kini sudah ada di hadapannya.

Alya memasang wajah bete, ia menaruh piringnya dan memukul dada Galang.

"Jahat banget gak ngabarin" omel Alya.

"Haha kejutan" ujar Galang.

Galang dan teman-teman Alya pun bersalaman terlebih dahulu kepada kedua mempelai pengantin dan mengucapkan selamat.

"Wah jauh-jauh dari Bandung, makasih ya" ujar Satria.

"Apa sih yang gak buat calon abang ipar" gumam Ririn.

"Haha canda ipar" lanjut Ririn.

Setelah mengucapkan selamat, mereka pun menyantap hidangan yang sudah di sediakan.

"Duh kesian banget, pasti laper" ledek Alya.

"Duh iya, gue makan semuanya boleh kan" canda Rama.

"Haha, silakan aja. Tapi lo gak boleh langsung pulang" ujar Alya dengan nada bercanda.

"Sial, gue paham" Rama memasang wajah melas.

Mereka pun duduk di satu meja yang kosong dan menikmati makanan masing-masing.

"Kalo mau cemilan ada di sebelah sana" ujar Alya.

"Siap tuan rumah" ujar Rama.

Untung saja ada Zaki yang bisa menjaga meja tamu mengantikannya.

"Jadi pengen buru buru nikah" ujar Bagas dengan wajah mupeng.

"Bangcat! Otak lo mesum anjir!" Tuduh Rama.

"Anj- gue gak mikir kesana bangke! Omes dasar" balas Bagas.

*Omes = otak mesum*

"Haha, lo pacar aja belum punya gimana mau nikah" ujar Adam.

"Liat aje, langsung taaruf gue" ujar Bagas memasang wajah sok alim.

"Bangke!" Umpat Adam saat melihat raut wajah Bagas.

"Btw, kalian abis ini mau kemana?" Tanya Alya.

"Oh iya, gak kepikiran" ujar Ririn.

"Numpang tidur boleh gak?" Tanya Rama.

"Tidur terus otak lo" umpat Ririn.

"Ya mang napa si bev" bukan bep melainkan bev dengan bibir bawah masuk kedalam.

"Sialan mata gue!" Ririn menabok bibir Rama.

"Astaga, jahatnya" Rama memegang bibirnya.

"Haha, kalian beneran mau tidur?" Tanya Alya.

"Eh kaga, canda" jawab Rama.

"Oh iya kalian kesini naik mobil siapa?" Tanya Alya.

"Bos besar" jawab Bagas menunjuk ke Galang.

"Kan kamu mah gak ngabarin, males aku" Alya memasang wajah ngambek.

"Ih ih, gemesss" Galang mencubit pipi Alya.

"Ih, nanti ilang makeup nya" ujar Alya.

"Haha, gak pake makeup juga udah cantik kok" Galang mencubit pipi Alya lagi karena gemas.

"Duh rasa mau nikah aja" kini Adam yang berkata seperti itu.

"Haha jomblo gak usah halu" sahut Rama.

"Anj- ngajak ribut" Adam melempar tisu ke arah Rama.

Setelah makan, mereka pun menghabiskan waktu untuk mengobrol tanpa menghiraukan dimana mereka berada saat ini.

"Btw, kelar jam berapa acaranya?" Tanya Ririn.

"Jam 8 udah kelar" ujar Alya.

Karena pernikahannya diadakan di sebuah gedung, jadi tidak bisa sampai larut malam.

"Pengen muter Jakarta tapi lonya lagi sibuk sekarang" ujar Ririn.

"Lain kali ya" jawab Alya.

Hampir dua jam mereka berada di acara pernikahan Satria, sampai akhirnya mereka berpamit dan berfoto terlebih dahulu.

"Makasih ya udah dateng, main aja ke rumah nenek Alya dulu kalau mau istirahat" ujar Cintia.

"Iya bun, makasih" ujar Galang.

Mereka pun keluar dari gedung, Alya mengantar sampai pintu keluar.

"Makasih ya udah sempetin buat dateng" ujar Alya kepada semuanya.

"Santai aja" jawab Adam.

"Kamu gak ngantuk kan?" Tanya Alya.

"Gak kok, nanti aku kabarin kalo udah sampe" ujar Galang.

"Kalo capek gantian sama Adam, YA GAK DAM?" teriak Alya karena Adam sudah cukup jauh di depan.

"HAH? IYA" jawabnya tanpa mendengar pertanyaan Alya.

"Haha, ya udah aku pulang ya. Kamu semangat sampe jam 8 ya" Galang mengusap kepala Alya dan pergi menjauh.

Berkat kehadiran Galang dan teman-temannya energi Alya kembali meningkat dan sampai acara selesai pun tak membuatnya untuk berhenti tersenyum dengan wajah cerita.

"Lo sehat kan?" Tanya Zaki ragu.












🌹🌹

T B C ! !

Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak ya!

Follow akun ini supaya kalian gak ketinggalan updatr cerita terbaru nantinya,

STAY TUNE!

Saturday, 16 Januari 2020.

Twins Friend-zoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang