Day 4

154 19 0
                                    

Setelah mendaftar seleksi lomba, Alya berniat untuk langsung pulang, kali ini ia naik angkot sendiri.

"Bang, depan kiri ya" ujar Alya.

Alya merogoh saku bajunya dan mengeluarkan uang tiga ribu rupiah, "makasih bang."

Baru jalan beberapa meter, TINNNNNN.

"Astagfirullah, ya Allah kaget" Alya memegang dadanya yang berdegup kencang karna kaget.

"Hahaha, makanya kalo jalan tuh di pinggir, berasa tuan putri kali ya jalan di tengah-tengah" ujar seseorang yang tak lain adalah Adam.

"DIH NYEBELIN BANGET SIH LO!" Alya melanjutkan perjalanannya.

Dan Adam sedari tadi membututi Alya, membawa motornya dengan amat sangat pelan.

Alya memutar tubuhnya, "ngapain sih ngikutin gue?" Tanya Alya.

"Duh, jangan ge'er dah lo, lo lupa hah?" Jawab Adam yang membuat Alya terdiam membenarkan perkataannya.

Adam mensejajarkan motornya dengan Alya yang sedang berjalan, "goodluck ya seleksinya" ujarnya.

"Hmmm" jawab Alya.

"Gue gak jadi ikut" ujar Adam menatap kedepan.

Dengan tanpa sadar Alya mengentikan langkahnya, dan berdiri menatap Adam, "serius?" Tanyanya dengan mata yang membulat.

Adam menggangguk dan Alya langsung berloncatan senang, "YEAYYYYYY YEAYYYYY MAKA-

"TAPI BOHONG, AHAHAHAHA" potong Adam.

"KAMPRET! Gue udah seneng, bangke lo" Alya meninju bahu Adam berulang-ulang.

"Aw-aw-aw, hahaha sorry. Tanpa gue nanti lo gak punya pasangan" ujar Adam.

"SIAPA JUGA YANG MAU SEPASANG SAMA LO!"

Tanpa sadar sudah sampai di depan rumah masing-masing, Alya langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Makasih" ujar Adam tersenyum menghadap rumah Alya.

"Heh, ngapain itu senyum-senyum ke rumah orang" ujar seseorang dari dalam.

"Ehhh, bunda. Rumah mereka lucu sih bun, jadi bikin aku mau senyum terus" ujar Adam dengan menunjukkan deretan giginya.

Dengan cepat ibunya langsung memegang tangan dan kening Adam, "sehat kan?" Ujarnya.

"La~ la~ la~" Adam pergi ke kamarnya dengan bersenandung.

Tak kerasa hari semakin larut, Adam duduk di balkon kamarnya yang mengarah ke arah rumah Alya.

Terlihat lampu meja menyala dari luar jendelanya, sosok gadis itu duduk di depan meja dengan rambut yang di ikat cepol.

"Se-serius itu dia mau ikut lomba" pikir Adam.

Hari semakin malam, sudah hampir tengah malam. Adam yang sudah bolak-balik kamar dan balkon, masih memperhatikan Alya yang sedari tadi sudah menguap tapi masih serius dengan buku yang ada di atas mejanya.

"Apa gue harus ngelakuin hal itu?" Pikir Adam sambil melempar tubuhnya di atas kasur.

**

Pagi telah tiba, Cintia sudah mengedor-gedor kamar Alya yang masih terkunci.

"ALYA KAMU TELAT! CEPET BANGUN!" Teriak Cintia dari luar kamar untuk kesekian kalinya.

"Bun, pake kunci serep aja" ujar Anhar.

"ALYA MAU BANGUN GAK! KALAU NGGAK BUNDA DOBRAK NIH PINTU KAMAR KAMU!"

Seketika Alya langsung tersadar dan terkejut saat melihat jam yang ada di atas nakasnya.

Twins Friend-zoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang