"Alyaaa, sorry ya buat yang kemarin" ujar Ririn dengan nada sedih.
"Its oke, anterin gue ke kelas kak Galang, yuk" ajak Alya.
Keduanya berjalan menuju kelas Galang.
"Gak lama lo pulang, gue juga pulang tau. Gue gak mau jadi temen munafik yang ngeliat temennya sedih malah seneng-seneng sendiri" jelas Ririn dengan jujur.
"Ya ampun, gak usah sampe segitunya kali, tapi makasih ya" Alya merangkul Ririn.
Sesampainya di kelas Galang, semuanya yang ada di dalam meperhatikan Alya yang kini berdiri di ambang pintu.
"Duh, neng Alya repot-repot kesini, ada apa?" Tanya teman sekelas Galang.
"Ini saya mau balikin ini ke kak Galang" ujar Alya.
"Lang-lang, rejeki sedang berpihak padamu" ujar temannya.
"Gaje."
Galang keluar dari kelasnya, ia menemui Alya yang menunggunya di luar kelas.
"Ada apa neng Alya?" Tanya Galang.
"Ini, makasih ya kemarin lupa buat balikin" ujar Alya.
"Ih, sans aja sih. Baju gue juga masih lumayan banyak, haha" jawab Galang bercanda.
"Kalian, gak ngapa-ngapain kan?!" Curiga Ririn.
"Jangan mikir aneh-aneh" Galang menjentikkan jarinya di depan wajah Ririn.
"Abisnya, lo kan bawa mobil kak, terus Alya pake baju lo" pikir Ririn.
"Ihh, ngaco deh pikiran lo!" Alya menepok kening Ririn.
"Aw!"
"Haha, sorry ada nyamuk" ngeles Alya.
"Ya udah, kita balik ke kelas ya kak. Makasih sekali lagi."
Di persimpangan lorong, tiba-tiba ia berpapasan dengan orang yang paling tak ingin ia temui, Bela.
Bahu keduanya bersenggolan dengan tak sengaja.
"Aduh, perasaan jalannya masih lega deh" ujar Bela.
"Kebetulan banget deh kak ketemu disini" ujar Alya dengan nada malas.
"Dih, ogah gue ketemu sama lo" ujar Bela.
"Seharusnya saya yang ngomong itu, udah mau bel, saya duluan."
Alya menarik Ririn pergi.
Pelajaran pun di mulai, Alya dan Ririn bertukar kursi, Ririn jadi di pinggir dan Alya di pojok.
"Wei, ngapa lo tukeran?" Tanya Rama.
"Mang nape, hah" tanya balik Ririn.
"Anying, awas lu ye" ancam Rama.
Guru sedang menerangkan materi hari ini, semuanya fokus ke depan. Setelah selesai guru memberikan tugas.
"Ibu mau ngasih tugas kelompok, masing-masing empat orang. Pembagiannya kan ini ada empat baria yah, nah dua meja kesamping satu kelompok" jelas guru matematika itu.
"Aduh, kenapa harus gitu si pembagiannya" gumam Alya.
"Gue sih sama siapa aja, asal ada lo-nya, haha" ujar Ririn.
Padahal Alya sedang menghindar, kenapa malah di pertemukan terus ya?
"Ini buat tugas minggu depan ya, ibu mau kalian bikin bangun ruang tiga dimensi, yang bagus" jelasnya lagi.
Waktu istirahat pun telah tiba, seperti biasa mereka makan di satu meja yang sama.
"Al, lo gak bawa bekel?" Tanya Ririn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Friend-zone
Teen Fiction"Huh kenapa harus satu sekolah lagi sama lo!" - Alya. "Gue juga ogah kali!" - Adam. Keduanya berdiri di depan gerbang sekolah. "Kalian kembar?" Ujar seseorang yang lewat. "KEMBAR? SAMA DIA? OGAH!" keduanya pergi ke arah yang berbeda. *** Alya Fakhir...