Keberuntungan atau hoki itu sudah selalu menjadi bagian dari diri manusia.
Saat itu gue terpaksa pindah sekolah karna pekerjaan orang tua yang mengharuskan gue untuk pindah sekolah.
Dan keberuntungan gue kali ini datang saat gue duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar sebagai anak pindahan.
Jujur banyak orang yang bilang gue ini ganteng, tapi anehnya dia cewek pertama yang muntah ngeliat gue, benar-benar muntah.
Hoekk, "ibu saya izin ke toilet ya" ujarnya berlari meninggalkan kelas.
Bu guru menyuruh gue untuk duduk di kursi yang kosong, dan tentunya bukan kursi si cewek itu.
Dan sampai akhirnya pembagian raport kenaikan kelas, gue gak tau nama tuh cewek siapa, bahkan dia gak pernah senyum atau nyapa gue. Kurang asem banget emang tuh cewek.
"Untuk tahun ini, peringkat pertama di raih oleh-
Gue memperhatikan cewek itu, sepertinya dia juara kelas berturut-turut.
"Selamat untuk ADAM REVINDRA"
Mendengar itu gue biasa aja, dan bahkan gue gak ngarepin buat dapet peringkat pertama.
Dan saat gue naik ke atas panggung, gue masih memperhatikan tuh cewek.Wajahnya memerah, dia menatap gue dengan tatapan ingin membunuh, gila tuh cewek.
"Dan selamat untuk Alya Fakhira Azhar menjadi peringkat kedua"
Dan dia pun naik ke atas panggung, kalau bukan dia yang di sebutin mungkin sampai saat itu gue belum tau namanya.
Setelah menerima penghargaan, dia langsung turun dan menghampiri ibunya. Kebetulan gue melihat nyokap yang tenyata lagi ngobrol sama ibunya tuh cewek.
Entah apa yang ada di pikiran gue, gue menghampiri nyokap, "Mah, ini" ujar gue sambil menyodorkan piala yang gue dapat.
Gue melirik dan mendapati dia yang sedang mengintip di balik tubuh ibunya.
"Bunda ayo pulang" ajaknya sambil melirik tajam.
"Dia anak kamu?" Tanya ibunya ke nyokap.
"Iya, ayo salim sama tantenya" perintah nyokap.
"Hallo tante, namaku Adam. Aku belum lama pindahan disini, oh iya aku sekelas juga sama anak tante" ujar gue sambil mengintip anaknya itu.
"Semoga kalian bisa berteman dengan baik ya" ujar ibunya yang sepertinya meledek.
"Bunda, ayo pulang"
Haha, dia benar-benar kesal sama gue.
Dan sepertinya bertemu dengan dia adalah keberuntungan gue?"Saya duluan ya, assalamualaikum" ujar ibunya berpamit.
Gue memperhatikan dia yang sebentar lagi bakalan nengok dan itu membuat gue tertawa karna dugaan gue benar.
"Cewek aneh" ujar gue terkekeh lucu.
Setelah lulus dari sekolah dasar, nyokap nyuruh gue ngelanjutin di SMP Negeri, katanya percuma kalau punya nilai gede tapi ga di manfaatin. Jadi ya gue nurut aja.
Dua minggu kemudian pengumuman hasil pendaftaran, nyokap yang tau kalau gue lulus senengnya bukan main, but gue biasa aja gitu.
Hari pertama sekolah telah tiba, sialnya gue pake segala kesiangan, dengan cepat gue merapihkan diri dan barang yang mau gue bawa.
Bokap udah marah-marah karna gue lama, dan sesampainya di sekolah hampir saja gue gak boleh masuk sama satpam, turun deh reputasi gue, hari pertama sekolah udah telat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Friend-zone
Teen Fiction"Huh kenapa harus satu sekolah lagi sama lo!" - Alya. "Gue juga ogah kali!" - Adam. Keduanya berdiri di depan gerbang sekolah. "Kalian kembar?" Ujar seseorang yang lewat. "KEMBAR? SAMA DIA? OGAH!" keduanya pergi ke arah yang berbeda. *** Alya Fakhir...