Day 14

88 10 7
                                    

Sesampainya di rumah sakit, Adam melihat punggung Cintia yang sedang berdiri di pintu ruang IGD.

"Assalamualaikum, tante" salam Adam lalu mencium punggung tangan Cintia.

"Eh, waalaikumsalam. Adam, kok disini? Emang udah pulang?" Tanya Cintia.

"Iya udah, gimana keadaan Alya, tan?" Tanya Adam.

"Hmmm, sayangnya kamu gak bisa ketemu dia dulu di sekolah" ujar Cintia sambil menepuk bahu Adam.

Keduanya berjalan menuju ranjang Alya yang masih menunggu di ruang IGD.

Telihat Alya yang terbaring lemas tak sadarkan diri, tangannya sudah diinfus, dan tentunya masih pake seragam sekolah.

Mereka masih di IGD karena menunggu kamar dan administrasi selesai.

Anhar kembali dengan beberapa berkas di tangannya, "dah tunggu aja, kamarnya lagi di sterilin" ujar Anhar.

Beberapa menit kemudian, perawat datang menghampiri ranjang Alya sambil membawa kursi roda.

Alya terbangun dari tidurnya, kepalanya masih terasa pusing, ia tak mampu berbicara satu kata pun.

"Bunda" panggil Alya.

"Kita pindah kamar dulu ya" ujar perawat sambil mengatur air infusnya.

Alya melihat selang di tangannya mengeluarkan darah.

"Ayahhhh" teriaknya sambil menjauhkan tangannya.

Darah merupakan salah satu phobia Alya, sugestinya selalu mengarah ke banda-benda yang bisa membuatnya ngilu dan takut.

"Gak papa, gak usah takut, sebentar lagi sampe" ujar perawat.

Setelah berjalan melewati beberapa gedung, akhirnya mereka sampai di gedung tulip. Alya di tempatkan di ruang VIP karena cuma itu kamar yang kosong.

"Sus, ganti baju dulu kali ya sekalian bersihin infusnya" ujar Cintia.

Alya masuk kedalam kamar inapnya bersama dengan suster dan bundanya.

Sedangkan yang laki-laki menunggu di luar terlebih dahulu.

"Om, Alya sakit apa?" Tanya Adam.

"Dia tuh kecapean sampe jadi tipes" kesal Anhar.

"Sabar dong, yah" ledek Satria.

"Ini tuh karena ayah sayang sama Aya, kenapa dia pinter banget sih" ujar Anhar dengan nada sedih.

"Aduh drama banget nih bapax" sahut Satria.

"Gak sopan kamu ya" satu jitakan mendarat di kening Satria.

"Oh iya om, teman-teman Alya nanti mau kesini" izin Adam.

"Oh iya, silakan. Banyak yang jenguk banyak juga yang ngedoain" ujar Anhar.

Ayahhhhhhh.

Teriak Alya dari dalam.

"Aduh mulai lagi tuh anak" ujar Satria.

Twins Friend-zoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang