Day 21

75 9 0
                                    

Di hari minggu ini Alya memutuskan untuk tidak pergi kemana-mana, rasanya malas sekali untuk pergi keluar rumah apalagi lewat pintu depan.

"Alyaaa, temenin bunda ke pasar yuk" panggil Cintia dari bawah.

"ALYAAAAAA" panggilnya lagi.

Niatnya untuk tidak kemana-mana terpaksa dibatalkan, karena bunda yang memintanya jadi harus menurut, kalau tidak bisa-bisa perang dunia ke tiga!

"Iya, waitttt" ujar Alya.

Alya menghampiri bundanya yang sudah rapi dengan tas ranjang yang ia bawa.

"Ayah mana?" Tanya Alya.

"Lagi jalan keliling komplek" jawab bunda.

"Tumben, haha" ledek Alya.

Kini rumah kosong, Alya dan Cintia sudah pergi ke pasar, sedangkan Satria belum pulang dari kostnya.

Saat baru saja keluar dari rumah, keduanya berpapasan.

"Eh, mau kemana?" Tanya Cintia kepada Intan ibunya Adam.

"Ke pasar, beli bahan makanan udah pada abis" jawabnya.

"Gak gak jangan sampe!" Batin Alya terus berharap.

"Loh, sama dong. Bareng aja kalau gitu" jawaban Cintia membuat Alya mengutuki dirinya sendiri.

Sial.

Niatnya untuk menghindari Adam malah digagalkan karena mereka kini jalan bersama menuju pasar.

"Emm, Ay. Sorry-

"Bun, itu angkotnya" ujar Alya pura-pura tak dengar.

Keduanya duduk bersebrangan, Alya tak melirik ke arah Adam sama sekali.

"Kok bunda merasa dingin ya" ujar Cintia.

"Semalem kan abis ujan" jawab Alya.

Alya tau sedari tadi Adam sudah memperhatikannya dan ingin mengajaknya ngobrol, tapi Alya engan untuk membuka mulutnya untuk Adam.

Ia rasa ini adalah pilihan terbaik untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

"Oh iya, semalem kamu gak pulang bareng Adam, kenapa?" Tanya Cintia.

"Loh bukannya kalian berangkat bareng?" Timpal Intan.

"Aku gak enak badan, tan. Jadinya pulang duluan dianter temen, kebetulan dia juga mau pulang" jelas Alya tanpa melirik ke Adam sama sekali.

"Sekarang udah baikan?" Tanya Intan.

Dalam hati Alya selalu mengumpat 'semoga bunda gak tau soal bajunya'.

"Alhamdulillah" jawab Alya.

"Serius gak ada apa-apa kan?" Cintia memicing.

"Ya Allah bunda, gak percaya banget sihhh" dumel Alya.

"Awas kamu ya!" Cintia mencubit paha Alya.

"Tuh kan, sakit tau" Alya mengelus pahanya.

"Aduh, ngeliat kalian saya jadi kangen sama anak gadis saya" ujar Intan sambil tersenyum.

"Nanti aku suruh kakak pulang deh" sahut Adam.

"Ngapain? Kakak kamu lagi sibuk, jangan aneh-aneh" omel Intan.

"Kuliah dimana emang?" Tanya Cintia.

"Jakarta, masih deket lah ya."

Biasa, obrolan ibu-ibu semakin memanjang. Sedangkan, Alya dan Adam hanya menjadi pendengar obrolan orang tuanya.

Twins Friend-zoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang