Hari demi hari pun berlalu, mereka melalui hari-hari yang sibuk setelah resmi menjadi mahasiswa.
Tahun pertama, Adam dan Alya menyalonkan diri untuk menjadi anggota BEM KM UGM. Dengan visi dan misi yang kuat, keduanya terpilih menjadi anggota namun berbeda divisi.
"Yeayyyy, kita kepilih, OMG!" seru Alya sambil loncat-loncat dan memegang tangan Adam.
"Ay, Ay, kita diliatin loh" ujar Adam dengan pelan, langsung membuat Alya berhenti karena malu.
"Haha, gemes!" Adam mengusap kepala Alya.
Mereka menjalankan tugas-tugas dengan baik, dan selalu ikut serta dalam kegiatan sosial yang diadakan oleh fakultas, ataupun yang lainnya. Keduanya selalu bersama, kemanapun itu.
"Alya, gue minta tolong ya, nanti gue suruh Riska buat bantuin lo" ujar Gilang, ketua BEM.
"Sama gue aja, kak. Lagian kalo sama Riska kesian, rumah dia kan jauh" ujar Adam.
"Oh iya boleh, langsung kabarin gue ya nanti"
Ada kalanya Adam merasa kalau Gilang berniat untuk mendekati Alya, namun selalu ia gagalkan, hoho.
Tahun kedua, Adam terpilih untuk menjabat sebagai ketua dan Alya terpilih sebagai sekretarisnya. Seperti sudah direncanakan tapi memang itu yang sebenarnya terjadi. Keduanya terpilih dan diliat dari beberapa aspek memang mendukung, dan yang menjabat sebelum mereka juga setuju kalau keduanya lebih unggul dibandingkan yang lain.
"Adam gila banget, lo ketua BEM sekarang!" seru Alya yang specless.
"Asalkan ada lo disamping gue, semuanya bakal beres. Thanks for support ya" Adam mencubit pipi Alya.
"Haha, sama-sama" dan pertama kalinya Adam melihat Alya tersenyum saat ia mencubit pipinya.
"SIAL!" gumamnya, dan langsung mengalihkan pandangan. Jantungnya berdetak dengan cepat, dan kupingnya memerah.
Setelah menjabat menjadi ketua BEM ternyata membuat Adam menjadi terkenal, selain sosoknya yang ramah dan baik, banyak yang bilang kalau Adam itu lebih ganteng dari ketua BEM sebelumnya.
"Anjrit lo berhasil ngalahin Gilang!" ujar Bayu teman sekelasnya.
"Apaan sih, malu gue. Lo harus lindungin gue" ujar Adam.
"Najis, napa jadi kegeeran juga lu!" Bayu menoyor kepala Adam.
"Haha, sialan lu."
Beberapa minggu kemudian, acara festival akan diadakan. Seluruh mahasiswa bisa mendaftarkan diri untuk menunjukkan bakat masing-masing, ataupun hanya sekedar penonton.
"San, jangan lupa. Register kita open sampe hari jumat" ujar Adam kepada Sandi yang mengurus register dan kontroling media sosial.
"YOK SEMANGAT-SEMANGAT" teriak Adam.
"Nih, lo keliatan capek banget" Alya memberikan sebotol air mineral.
Adam duduk di salah satu kursi yang kosong, ia langsung menyenderkan punggungnya, "Thanks ya,
"Wah, langsung full nih energinya" ledek anggota yang lain.
"Haha, mau dong dikasih minum juga" ledek Dika, wakil ketua.
"Udah gue beliin semua kok, itu ada di atas meja putih. Tenang aja" ujar Alya sambil tersenyum.
Akhir-akhir ini karena sibuk, Alya jadi perhatian kepada Adam. Ia selalu membawakan sarapan untuk Adam, memberikannya minum saat sedang istirahat, mengigatkan untuk tidak lupa ibadah dan makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Friend-zone
Teen Fiction"Huh kenapa harus satu sekolah lagi sama lo!" - Alya. "Gue juga ogah kali!" - Adam. Keduanya berdiri di depan gerbang sekolah. "Kalian kembar?" Ujar seseorang yang lewat. "KEMBAR? SAMA DIA? OGAH!" keduanya pergi ke arah yang berbeda. *** Alya Fakhir...