Happy Reading...
Selama dua minggu ini Meisya sangat sibuk entah karna urusannya dengan Osis atau tambahan belajar untuk Olimpiade nanti. Hanya sekedar untuk jalan bareng Arland pun Meisya tidak punya waktu, terakhir mereka jalan berdua dua minggu yang lalu, itu pun saat Arland mengajaknya bolos.
"Bunda kenapa?" panik Meisya sambil membantu Maira duduk disofa ruang tamu
Tiba-tiba Maira hampir jatuh ditangga terakhir, untung saja Ia memegang pegangan tangga
Maira menggeleng dengan senyum tipisnya. "Bunda gak papa. Mending sekarang kamu lanjutin siap-siapnya"
"Jangan bohong Nda"
"Bunda cuma kecapean sayang"
Dengan sekuat tenaga Maira bangun dari sofanya dan berjalan ke arah dapur
"Bunda mau kemana?"
"Ngambil sarapan untuk kita sayang"
Meisya hanya menghela nafasnya lalu mengikuti Maira yang berjalan ke dapur
Bi Surti hari ini sampai seminggu ke depan pulang ke kampung, hal itu membuat Maira harus bangun pagi-pagi sekali untuk membuat sarapan untuk dirinya dan anaknya. Bisa saja Maira membeli makanan diluar, tapi dirinya tidak boleh memakan makanan yang sembarangan
Meisya mengambil dua buah piring yang berisi nugget dan sosis dari tangan Maira "Kalo bunda cape, lebih baik bunda istirahat. Libur sehari atau dua hari gak mungkin buat bunda dipecat atau bangkrut kan"
Meisya sebenarnya merasa kasihan dengan Maira, Maira harus berusaha keras untuk menghidupi dirinya. Sampai-sampai Maira bekerja di perusahaan, disamping itu Ia mengola sebuah butik
"Bunda gak cape sayang"
"Bunda selalu aja jawab begitu"
Maira hanya tersenyum sambil membawa mangkuk yang berisi sup ikan salmon
"Makan yang banyak bunda" Meisya menaruh nasi ke dalam piring Maira
"Nda, akhir-akhir ini Meisya lihat bunda atau bibi sering banget masak ikan salmon. Entah di panggang, dibikin nugget atau di sup. Setau Meisya, dari dulu bunda jarang banget makan ikan, bunda lebih sering makan daging"
"Kata siapa coba, bunda dari dulu suka makan ikan ko. Kamu aja yang jarang liat"
Meisya hanya mengangguk
"Oiya, kamu mau berangkat sama bunda atau pacar kamu?"
"Ka Arland Nda" Jawabnya
"Ko tumben belum dateng, biasanya udah stay nak Arlandnya"
Meisya mengedikkan bahunya "Macet kali Nda"
"Yaudah lanjutin makannya"
.....
Disisi lain, Arland masih saja bergelut dengan selimutnya. Padahal jam yang bertengker di nakasnya sudah menunjukkan pukul 08.30 tapi sang empunya tidak ada tanda-tanda untuk bangun dari alam mimpinya
Ponselnya yang berada di atas meja belajarnya sedari jam setengah tujuh berdering. Sudah dipastikan Meisya lah yang terus menghubunginya
Sedangkan di rumah Arland hanya ada asisten rumah tangganya, kedua orang tuanya sedang pergi keluar kota
Dua jam kemudian, Arland baru saja bangun dari alam mimpinya. Di liriknya jam yang sudah menunjukan pukul setengah sebelas siang
Anjir
Arland buru-buru mengecek ponselnya, dan disana tertera nama Meisya yang sudah meneleponnya sebanyak 6 kali dan 12 pesan yang masuk. Dan jangan lupakan juga beberapa sahabat-sahabatnya yang menelepon atau sekedar mengirimkan pesan

KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAND {SELESAI}
Novela JuvenilCuek? Moodyan? Nakal? Most wanted? itulah Arland Earliyano Aditama, Si Pentolan SMA Nusantara. Ketua Geng Rajawali sang penguasa jalanan. Ketampanan pentolan SMA Nusantara itu mampu meluluhkan para wanita. Tapi, bagaimana bisa seorang wanita dengan...