Penolong

4.9K 298 7
                                        

Happy Reading...

Pukul 16.40 WIB

Meisya sedari tadi mondar-mandir didepan gerbang sekolahnya. Langit sudah mulai petang namun yang ditunggu belum juga datang. Meisya sedaritadi juga sudah menelpon Nathan namun tak diangkat

To : Ka Nathan

Ka, dimana?
Jadi jemput gak?
Ka, plis respon
Kalo gak jadi, aku bisa pulang sendiri
P
P
P
Ka?
Batrei aku habis ka
Aku pulang duluan ya ka

Meisya menghela nafasnya pelan, sudah empat puluh menit nunggu, Nathan belum juga sampai. Meisya bingung, jika dirinya pulang duluan takut Nathan menjemputnya namun bila dia nunggu entah harus nunggu berapa lama lagi.

Meisya menatap ponselnya, batrei ponselnya tinggal satu persen otomatis bentar lagi mati. Gak ada pilihan lain, Meisya harus pulang dengan angkutan umum.

Meisya berjalan ke halte dekat sekolahnya menunggu bus atau angkot atau juga Taxi namun tak kunjung ada. Suasa disekitar halte pun agak sepi

Tiga remaja laki-laki dateng menghampirinya namun Meisya tidak mengenalinya. Dari seragamnya pun bukan dari sekolahnya

"Halo cantik, boleh kenalan?" Ujar salah satu remaja laki-laki yang sedikit tampan

Meisya menatapnya takut "Permisi" Ujar Meisya hendak pergi dari halte itu namun tangannya dicekal

Meisya menghempaskannya "Jangan sentuh" Ujar Meisya dengan bergetar

"Kaya gini gua suka" Ujar salah satu remaja laki-laki dengan badan lebih berisi

"Eh cewek anak Nusantara"

"Enak ya jadi umpan buat anak Nusantara takut ama sekolah kita"

"Eh bon, tapi dia milik gua ya" Ujar remaja laki-laki yang tadi menyentuhnya

Meisya berlari meninggalkan halte tersebut namun berusaha ditangkap oleh remaja-remaja laki-laki itu "lepasin"
"Bun, Meisya takut" Batin Meisya

Meisya berusaha melepaskan diri dari remaja-remaja laki-laki itu namun sangat sulit.

3 buah motor sport berhenti didepan 3 remaja laki-laki itu dan tentunya Meisya. Lalu pengendara motor itu melepaskan helm fullfacenya

"Lepasin dia" Ujar laki-laki itu dengan dingin

"Ka Arland" cicit Meisya

"Woh Arland. Gak segampang itu ferguso" Ujar seorang remaja laki-laki itu

Arland melangkah maju dan menghempaskan remaja-remaja laki-laki yang memegang tangan Meisya

Arland menarik seorang remaja laki-laki

Aldan dan Alvin masing-masing menarik satu remaja laki-laki

BUGH

Emosi Arland Arland segera menonjok remaja laki-laki itu tanpa ampun.

BUGH

BUGH

BUGH

remaja laki-laki itu terkapar lemas dengan darah di pipinya

"Mati lo bangsat!"

Arland berjalan ke arah Meisya. Arland bisa melihat tubuh Meisya bergetar lalu Arland menarik Meisya ke dalam pelukannya seolah memberikan ketenangan "Jangan takut, gua disini" Bisik Arland

ARLAND {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang