End

7.1K 285 74
                                    

Happy Reading...

"Gak mungkin" lirih Meisya setelah mematikan sambungan telepon dari Aldan

Dengan nafas yang sudah tidak teratur Meisya menyambar tasnya dan segera pergi ke rumah sakit tanpa memperdulikan dirinya yang menggunakan piama bermotif Teddy bear

"Mau kemana?" Tanya Maira yang sedang duduk disofa

Maira melirik jam yang menempel didinding, lalu menatap Meisya "Sekarang setengah dua belas malam, kamu mau kemana?"

Meisya menarik nafasnya "Ka Arland kecelakaan, aku mau ke rumah sakit"

Maira mendekat kepada anak gadisnya sambil menggeleng "Besok aja, sekarang udah malem"

Meisya menggeleng, menolak permintaan Maira "Engga bund. Meisya mau ke rumah sakit sekarang"

"Meisya! Masuk kamar!!" titah Maira

Meisya menatap lekat mata Maira "Meisya mohon bund. Tolong izinin Meisya ke rumah sakit"

"Masuk kamar atau tidak sama sekali!!!" titah Maira yang tak terbantahkan

"Bund tap----"

"MASUK KAMAR MEISYA ADELIA!!!"

Meisya menghela nafasnya lalu kembali memasuki kamarnya

Sedangkan dirumah sakit sudah ada kedua orang tua Arland ditambah lagi dengan Aldan, Alvin, Rafa dan Alvaro

Iren sejak tadi mondar mandir di depan ruang IGD. Iren sangat takut akan terjadi hal buruk kepada putranya. Liam membawa Iren kedalam pelukannya "Kamu tenang"

Iren menggeleng lemah, sedari tadi Ia terus saja menangis. Ibu mana yang tidak menangis ketika melihat kondisi anaknya yang sangat memperihatinkan

"Aku takut" lirih Iren. Liam hanya bisa mengangguk, dirinya juga sangat takut. Tidak lama kemudian, dokter keluar dari ruang IGD

"Gimana keadaanya dok?"

"Ada pendarahan diotaknya dan itu cukup parah. Satu jam kedepan akan diadakan operasi"

Iren membengkap mulutnya menahan tangisnya sedangkan Liam hanya bisa mengangguk "Lakukan yang terbaik untuk anak saya" ujar Liam dengan tegasnya yang diangguki dokter itu

Aldan menatap Arland dari kaca yang berada dipintu, dadanya sesak melihat leader Rajawali dan sekaligus sahabatnya memejamkan matanya dengan bibir yang pucat

"Lo kuat Land" lirih Aldan

Rafa menepuk pundak Aldan "Leader kita gak lemah" ujarnya

....

Plak

"Ini semua gara-gara Lo! Kalo semalem ka Arland gak kerumah Lo, kejadian ini gak mungkin terjadi" marah Dita kepada Meisya

Meisya baru saja datang untuk menjenguk Arland namun Dita tiba-tiba saja menamparnya

Meisya menatap Dita dengan wajah yang berkaca-kaca. Baru saja Dita akan menampar Meisya lagi, tangan seseorang mengehentikannya

"Jangan bertingkah kasar" ujar Iren sambil menatap Dita

Dita menggeleng "Tapi, gara-gara dia. Ka Arland masuk ke rumah sakit tan"

Iren menggeleng "Ini musibah..Bukan karna siapa-siapa" ujar Iren. Iren menarik tangan Meisya menjauh dari ruang rawat Arland

Setelah Operasi, Arland sudah dipindahkan ke ruang rawat. Namun Arland belum kunjung sadar

Iren mengajak Meisya untuk duduk agak jauh dari ruangan Arland

"Nama kamu siapa nak?" Tanya Iren

ARLAND {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang