Happy Reading...
Paginya seperti biasa, Meisya tetap masuk sekolah namun hari ini dirinya sengaja masuk ke dalam ruangan lima menit sebelum bel masuk. Saat masuk ke dalam ruangan, Arland sudah duduk manis dibangkunya
Meisya ikut duduk disamping Arland, sekilas Meisya melihat wajah Arland penuh dengan lebam. Sebenarnya dirinya ingin bertanya namun hanya untuk berbicara dengan Arland saja, rasanya dirinya sudah tak mampu
Selama ulangan berlangsung mereka sama-sama diam, sampai jam istirahat berbunyi
"Sya" panggil Arland. Meisya hanya menoleh sekilas dengan wajah datarnya
"Pulang sekolah gua mau ngomong" kata Arland pelan
Meisya terdiam sebentar lalu mengangguk
"Gua tunggu di rooftop nanti" kata Arland pelan
Arland keluar dari kelasnya menuju kantin, disana kantin sudah nampak sangat ramai
Arland bergabung dengan keempat temannya. Wajah Arland ketara sekali murung
"Jangan pernah lo sakitin Dita" peringat Alvaro kepada Arland. Setelah itu Alvaro keluar dari kantin
Sedangkan tidak jauh dari tempat mereka. Dita, Reva dan juga Athaya sedang memakan makannya.
....
Arland menunggu Meisya di rooftop sambil menatap lurus bangunan-bangunan
"Udah lama?" Tanya Meisya yang baru saja datang
Arland mengangguk lalu menggeser tubuhnya untuk memberi akses untuk Meisya duduk
"Setelah ujian nanti gua bakal nikah sama Dita" datar Arland
Meisya terdiam sebentar lalu tersenyum tipis "Keputasan yang benar"
"Jangan maksa untuk senyum walaupun sekedar senyum tipis. Itu nyakitin banget buat gua"
"Terus gua harus respon gimana? sedih? Lemah banget gua nunjukin sedih ke Lo"
Arland memejamkan matanya lalu menatap wajah Meisya dengan dalam
"Kenapa?"
Arland memeluk Meisya, tanpa sadar Arland mengeluarkan air matanya
"Gua cintanya sama Lo Sya" lirih Arland
Meisya memejamkan matanya menahan air matanya "Lo harus belajar cinta sama Dita ka. Mau gimana pun, dia adalah ibu dari anak Lo ka" kata Meisya pelan
"Cinta ga harus memiliki..Merelakan Lo pergi mungkin jalan yang terbaik untuk Sekarang" lanjutnya
Arland semakin mengeratkan pelukannya "Andai gua gak mabuk waktu itu, hubungan kita pasti masih baik-baik aja"
Meisya hanya diam, lalu melepaskan pelukannya. Tangan Meisya menyentuk wajah Arland yang penuh lebam
"Bokap gua marah besar kemarin" kata Arland ketika menyadari Meisya yang menatap terus wajahnya
"Nyokap juga marah besar, Alvaro juga. Dan bokap Dita juga" lirihnya
Meisya hanya bisa mengangguk
"Mereka maksa gua Sya buat nikahin Dita" lirih Arland
Meisya hanya bisa mengangguk, rasanya sangat sulit untuk berbicara panjang lebar dengan Arland. Yang hanya bisa Meisya lakukan menjadi pendengar saja
Meisya memaksakan senyumnya, padahal jelas Arland melarangnya untuk tersenyum. Meisya menyentuh pipi Arland yang nampak basah karna air mata
"Jelek kalo nangis" ujar Meisya dengan kekehannya

KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAND {SELESAI}
Teen FictionCuek? Moodyan? Nakal? Most wanted? itulah Arland Earliyano Aditama, Si Pentolan SMA Nusantara. Ketua Geng Rajawali sang penguasa jalanan. Ketampanan pentolan SMA Nusantara itu mampu meluluhkan para wanita. Tapi, bagaimana bisa seorang wanita dengan...