Arland kenapa?

4.5K 249 6
                                    

Happy Reading...

Bel pulang sekolah berbunyi lima menit yang lalu. Para siswa-siswi langsung berhamburan keluar karena ingin segera meninggalkan arena sekolah yang membuat mereka penat. Entah untuk cepat-cepat pulang ke rumah atau mampir tempat tongkrongan.

"Jadi gimana Sya? Temenin beli hadiah ya, bingung kalo gua beli sendiri...Sya?" Athaya menoleh ke samping, tapi tidak menemukan Meisya yang berjalan disisinya

"Anjir, jadi dari tadi gua ngoceh sendiri" Kesal Athaya. Lalu ia memutar tubuhnya ke belakang dan mendapati Meisya yang sibuk berbicara dengan seorang siswa. Athaya pikir remaja laki-laki itu adalah adik kelasnya karna dari jarak yang lumayan jauh wajah nya sangat tidak familiar

"Meisya!" Kesal Athaya. Athaya berjalan mendekati Meisya dengan wajah kesal nya

"Ih lo mah jahat banget sih, biarin gua ngoceh sendiri ke orang gila" Dumel nya tanpa menghiraukan Meisya yang sedang berbicara dengan remaja laki-laki itu. Namun Meisya tetap tak merespon nya

Meisya masih saja sibuk berbicara dengan remaja laki-laki itu. Athaya sangat jengkel dengan itu. Ditatap wajah remaja laki-laki itu dengan garang "Lo ngapain sih ngobrol sama temen gua! Gara-gara lo gua ngomong sendirian" Sinis Athaya

Meisya menyenggol lengan Athaya, mencoba mengkode agar Athaya jangan berbicara yang berlebihan

"Apa sih" Sewot Athaya

"Jangan gitu ngomong nya" Ucap Meisya lirih

"Ya biarin, lagian gua lagi ngomong eh lo malah ngomong ama tuh orang. Kan gua berasa ke orang gila ngomong sendiri"

Meisya memejamkan matanya, lelah mendengar Athaya yang mengoceh tanpa henti. Yang awalnya Meisya menatap Athaya, sekarang beralih menatap remaja laki-laki dihadapannya

"Jangan dengerin dia ya" Ucap Meisya

Remaja laki-laki itu mengangguk "Jadi Ka Meisya bisa?"

Meisya mengangguk sekilas "Bisa Bay" Jawabnya. Siswa yang bernama Bayu itu tersenyum sumringah

"Boleh minta no teleponnya? Biar bisa gampang ngabarinnya" Bayu mengeluarkan ponselnya dari saku baju nya

"Bo----"

"Modus najis, masih bocah juga" Kesal Athaya

Meisya mengambil ponsel yang disodorkan Bayu tanpa melihat wajah Athaya yang sangat kesal. Dengan buru-buru Meisya mengetik nomor ponselnya setelah itu menyerahkan kembali kepada Bayu

"Makasih ka"

"Iya. Gua balik dulu ya Bay" Ucap Meisya lalu berjalan menarik tangan Athaya

"Eh bocah, gak usah modus. Dia udah ada pawangnya" Ucap Athaya dengan suara yang sedikit keras

"Diem sih Ta" Dengus Meisya

Athaya memutar bola mata nya malas. Lebih tepatnya sangat malas "Lagian tuh bocah modus amat! Geli anjir gua liat nya"

"Dia bukan modus"

"Ya terus apa? Genit gitu"

"Bukan. Bayu mau ikut olimpiade matematika, kebetulan gua juga di suruh ikut Ta, jadi Pak Aldi sama Pak Agus nyuruh gua sama Bayu belajar bareng"

"Lah ko tumben, sekolah wakil in dua orang?"

Meisya mengedikkan bahunya "Mapel yang lain juga gitu" Jawab Meisya sekenanya. Athaya mengangguk sekilas lalu matanya tak sengaja melihat seorang siswi yang sangat familiar

"Itu bukannya Reva?" Tunjuk Athaya kepada seseorang yang baru saja keluar dari gudang belakang sekolah. Posing Athaya dan Meisya masih didepan Germany sekolah, lalu Athaya menengok ke arah belakang

ARLAND {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang