42. Dijebak

1.9K 284 46
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Kaki jenjang Jisoo menapaki pelataran cafe pelangi. Suasana cafe terlihat masih sama seperti beberapa tahun lalu. Jisoo ingat betul, terakhir ia ke tempat ini adalah tiga hari sebelum Seokjin pergi meninggalkannya. Banyak kenangan manis yang ia dan Seokjin ukir di tempat ini. Namun, Jisoo telah mengubur kenangan itu dalam-dalam. Nama Prawira Seokjin Cakrawala telah ia lupakan sebagai seorang kekasih dan berganti peran menjadi seorang kakak ipar. Fokusnya saat ini adalah masa depannya bersama Garda Taehyung Cakrabuana—sang suami.

Menikah dengan Taehyung adalah pilihan Jisoo, bukan hanya serta merta menerima perjodohan demi kebahagiaan sang mama, akan tetapi akhir-akhir ini Jisoo sering mengalami perasaan aneh bersama Taehyung yang sebelumnya hanya ia rasakan saat bersama Seokjin. Perasaan nyaman, desiran darah yang lebih cepat, jantung berdetak kencang, perasaan hangat yang membuncah dan hal aneh lain.

"Ish, kenapa gue harus capek-capek datang ke cafe ini buat Taehyung sih? Kenapa juga gue mati-matian jelasin ke Taehyung kalau gue sama Jin nggak ada apa-apa sekarang? Gue nggak mungkin 'kan suka sama dia? Aishhh, Jisoo kenapa lo jadi baper sih?" ujar Jisoo bermonolog.

Jisoo berusa membuang jauh pikiran ngawurnya. Netranya kontan menyapu sekeliling, pengunjung hari ini cukup padat. Tak terdapat satupun meja yang kosong. Diperhatikannya satu per satu, mencari presisi Seokjin namun tak Jisoo temukan.

"Dimana Jin ya?" gumam Jisoo.

Seorang pelayan restoran yang melihat raut wajah kebingungan Jisoo datang menghampiri Jisoo. "Permisi Mbak, meja di lantai bawah sudah penuh semua. Dan lantai atas sedang di booking untuk 2 jam kedepan. Paling waiting list dulu Mbak, kalau Mbak mau makan disini," beber si pelayan cafe yang baru Jisoo lihat, sepertinya ia pegawai baru.

"Mbak, saya mau menemui seseorang disini, kira-kira ada reservasi atas nama Seokjin nggak ya?" tanya Jisoo.

"Oh atas nama Pak Jin, silahkan Mbak naik ke lantai 2. Pak Jin sudah menunggu," jawab si pelayan.

Jisoo mengerutkan dahinya. Bukannya tadi dia bilang lantai 2 di booking dalam 2 jam kedepan ya? Apa orang yang booking itu Jin? Tapi buat apa? pikir Jisoo.

"Oke, makasih ya."

Pelayan itu tersenyum dan mengangguk. Jisoo segera naik ke lantai 2 menemui Seokjin. Ia merapalka doa semoga saja Seokjin mau membantunya untuk berbaikan dengan Taehyung. Sesampainya di lantai 2, Jisoo dikejutkan dengan presisi Seokjin yang tengah berdiri di balkon dan tersenyum tipis ke arahnya

"Hai Sooya."

Jisoo tak membalas senyuman Seokjin, ia lebih memilih menarik kursi kemudian duduk. "Lo sengaja booking lantai 2 cuma buat ketemu gue? Lalu hal penting apa yang mau lo omongin?"

Senyuman tipis Seokjin berganti senyuman miris. Sikap Jisoo sekarang berubah menjadi lebih dingin padanya. Seokjin menarik nafasnya perlahan. Ia harus lebih sabar menghadapi Jisoo. "Jangan salah paham dulu Sooya. Aku memasan lantai 2 untuk keperluan meeting setelah bicara denganmu. Kamu ingat tempat ini? Di tempat ini kita banyak menghabiskan waktu bersama sewaktu kita--"

NOT LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang