100. Blood Transfusion

1.3K 273 69
                                    

Tembus 3 digit angka, udah 100 Chapter aja nih haha. 😂😂😂
Ayo tebak, cerita ini akan selesai di chapter berapa?

 😂😂😂Ayo tebak, cerita ini akan selesai di chapter berapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Teriakan histeris Sandara bersamaan dengan tangis sang istri yang terpecah membuat tubuh Changmin melemas. Dirinya ikut berlutut menyamai Sandara di hadapan putri tercinta. Changmin yang terlihat kuat dan tegar, terlihat lemah dihadapkan dengan insiden ini. Ia tak kuasa menahan tangis melihat Jisoo terbaring kaku dalam kondisi yang mengenaskan. Sekuat apapun seorang pria, bila orang yang disayang terluka akan sedih juga.

"Kenapa kamu bisa seperti ini Jisoo? Maafkan Mama tidak bisa menjagamu dengan baik, sayang," tangis Sandara.

"Jisoo ... Jisoo bangun sayang, ini Papa sama Mama," isak Changmin hendak menyentuh lengan Jisoo.

"Maaf Pak, jangan disentuh dulu. Ditakutkan ada patah tulang atau apa. Kita tunggu batuan dari pihak medis," sahut salah satu warga.

Perkataan warga itu ada benarnya, Changmin harus bisa menahan diri agar tak memperburuk kondisi Jisoo. Ia beralih merengkuh Sandara yang semakin menangis dan berteriak kencang memanggil nama Jisoo--menyuruh Jisoo untuk membuka mata. Seumur hidup Changmin, berpuluh-puluh tahun menikah dengan Sandara, dirinya baru melihat Sandara seterpukul dan sehisteris ini.

"Jisoo, kamu harus bangun! Jangan tinggalin Mama." Sandara terisak pedih dalam rengkuhan sang suami.

Selang beberapa detik, suara sirine ambulans terdengar semakin jelas mendekati tempat kejadian perkara. Mobil ambulans datang bersamaan dengan mobil polisi. Jisoo segera mendapatkan pertolongan dan akan dibawa ke rumah sakit terdekat. Sandara memohon pada petugas medis untuk ikut mendampingi putrinya dan diizinkan.

"Pah, biar Mama yang menemani Jisoo. Papa ikuti ambulansnya dari belakang," kata Sandara dengan panik yang melanda.

Changmin mengangguk cepat seraya berlari kecil ke arah mobilnya. Perasaannya campur aduk tak karuan. Ia begitu panik dan khawatir perihal keadaan Jisoo, sungguh Changmin begitu sedih dan terpukul. Rasa khawatir, panik dan sedih itu berkecamuk dengan rasa marah dan kesal Changmin pada orang yang tega menabrak Jisoo tanpa mau bertanggung jawab, pun dengan Taehyung. Seandainya saja Taehyung tak mengusir Jisoo dan memperlakukan Jisoo kasar, insiden ini mungkin tidak akan terjadi.

Saya tidak akan memaafkan kamu Taehyung jika terjadi apa-apa pada Jisoo, ucap Changmin dalam hati.

*****

Wajah Hae In tampak begitu kusut dan penuh beban, tidak seceria dan selepas biasanya. Bahkan saat ini senyum yang biasa ia pamerkan dihadapan sang kekasih, pudar begitu saja tanpa sang kekasih tahu alasan dan penyebabnya. Hae In terlihat tak fokus dan banyak melamun. Gadis yang baru saja Hae In jemput di bandara dan meminta makan siang di restoran favoritnya mengerutkan dahi bingung menatap Hae In nanar. Tidak biasanya Hae In begini.

NOT LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang