105. Siuman

1.7K 219 35
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Sepanjang jalan menuju rumah Hae In, Seokjin tak henti-hentinya mengoceh menceramahi Taehyung pasca Taehyung menyelidiki pengirim undangan makan malam untuk Jisoo dan pembicaraannya dengan Joy. Seokjin sudah mewanti-wanti sejak awal bahwa Jisoo tidak bersalah, ini hanya kesalahpahaman yang sengaja Joy ciptakan. Hanya saja, susah sekali mengetuk hati keras Taehyung. Hingga yang terjadi sekarang, Taehyung mulai menyesali karena beberapa bukti sudah menyatakan bahwa Joy pelaku sebenarnya dan kemungkinan Jisoo dijebak memang benar adanya.

Berbekal alamat yang diberikan staf HRD di kantor, Taehyung dan Seokjin telah tiba di rumah Hae In. Nyali Taehyung benar-benar menciut saat menapaki pelataran rumah Hae In. Bagaimana tidak, kemarin-kemarin dirinya memaki Hae In habis-habisan, sekarang malah ia sendiri yang mendadak minta dipertemukan, di rumah Hae In pula. Putus sudah urat malunya. Kalau bukan karena ingin mengorek informasi lebih dalam dari Hae In, tak sudi Taehyung lakukan ini. Mau bagaimana lagi? Satu-satunya cara agar bisa mengorek informasi dari pria itu harus dengan cara ini, berdamai.

Lain halnya dengan Hae In, pria itu menyambut ramah kedatangan Seokjin dan Taehyung. Tak tergambar sedikit pun kebencian dan rasa dendam di wajah Hae In yang kelewat adem itu meski telah dihina dan dipecat sepihak.

"Silahkan duduk, mau minum apa?" tawar Hae In.

Seokjin yang mengambil posisi duduk di samping Taehyung dan di hadapan Hae In menggeleng pelan seraya berkata, "Tidak usah repot-repot. Kami tidak akan lama. Kedatangan kami ke sini karena Taehyung mau bicara. Meluruskan kejadian kemarin-kemarin."

Yang mau bicara dan ada perlu dengan Hae In datar-datar saja tak membuka suara sejak tadi. Kalau bukan demi Jisoo dan ini memang kesalahannya, Taehyung tak mau berdamai dengan Hae In. Baru setelah dapat senggolan kecil dari Seokjin, Taehyung buka suara. "Sorry atas kejadian kemarin," kata Taehyung dingin tanpa ekspresi. Tak ada kesan tulus dan penuh penyesalan saat Taehyung berucap.

"Ck! Minta maaflah yang benar, Taehyung!" bisik Seokjin yang begitu jengah dengan sikap Taehyung.

Jeda sebentar, lantas menghela napas. Taehyung mencoba memasang wajah sedikit bersahabat. Apabila tidak, Seokjin pasti mengomelinya lagi. Sebelum ocehan Seokjin membuat kupingnya panas, Taehyung langsung berkata, "Gue minta maaf atas kejadian kemarin."

Lagi-lagi Seokjin menyikut lengan Taehyung. Adiknya yang satu ini benar-benar harus diceramahi, kendati Hae In bawahannya tak seharusnya Taehyung berbicara non-formal begitu. Hae In tetap lebih tua dari Taehyung, setidaknya Taehyung menaruh sedikit rasa hormat pada seniornya. "Hormat dikit sama yang lebih tua," nasehat Seokjin pelan.

Bola mata Taehyung berputar jengah, banyak maunya sekali saudara laki-laki satu-satunya ini. Segera Taehyung benarkan posisi duduknya menjadi lebih sigap, ia berdehem samar sebelum mengeluarkan suara. Sedang Hae In masih memperhatikan Taehyung dengan ekspresi tenangnya.

"Saya minta maaf atas kejadian kemarin. Kejadian kemarin sepertinya mengarah pada kesalahpahaman berdasarkan beberapa bukti yang saya ketahui. Walaupun belum sepenuhnya terbukti, saya akan meminta maaf sekarang. Jadi, mohon dimaklumi sikap saya kemarin kurang menyenangkan," tutur Taehyung lebih lembut.

NOT LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang