79. Huru-Hara

1K 188 124
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Sepulang dari rumah sakit, Jisoo lebih banyak diam. Saat Taehyung bertanya, ia hanya menjawab seadanya dan terkesan singkat. Wajah kuyunya tampak tak bersemangat, seperti bukan Jisoo yang Taehyung kenal. Dapat Taehyung tebak, Jisoo pasti masih memikirkan soal tadi.

"Jisoo, malam ini Mama dan Papa ngajak kita makan malam di luar, sama Bang Jin juga. Ada hal penting yang mau mereka sampaikan," kata Taehyung sebelum Jisoo pergi ke kemarnya.

"Hm ...." Deheman Jisoo terbilang, singkat, padat dan dingin. Sorot matanya masih memancarkan kesedihan. Taehyung dapat melihat itu, sebelum akhirnya Jisoo melenggang masuk dan menutup rapat pintu kamar.

Taehyung sendiri dibuat kalut, ia mendaratkan bokongnya pada sofa ruang tamu. Punggungnya ia sandarkan lemas pada punggung sofa. Netranya memandang kosong langit-langit rumah mewah miliknya. Rasanya Taehyung terlalu banyak berbohong pada Jisoo mengenai kondisi kesehatan sang istri. Satu kebohongan ditutupi kebohongan lain yang sewaktu-waktu kebohongan itu semakin besar dan terbongkar. Ibarat memegang bom waktu yang siap meledak.

"Satu minggu lagi, gue akan jujur. Gue nggak bisa bayangin kalau Jisoo tahu. Pasti lebih parah dari ini," gumam Taehyung.

Taehyung segera merongoh ponselnya, resepsionis bilang ia harus membuat janji dulu dengan Dokter Shin jauh-jauh hari untuk menemuinya. Maka dari itu, Taehyung harus segera menghubungi Dokter Shin sekarang.

Setelah menghubungi Dokter Shin, Taehyung segera menyusul Jisoo ke kamar. Netranya mendapati presisi Jisoo berdiri di dekat jendela tengah melamun menatap kosong langit jingga. Tungkai Taehyung berjalan menghampiri Jisoo. Derap langkahnya tertangkap rungu sang istri.

Sontak saja Jisoo berkata, "Gue lagi pengen sendiri."

Rupanya Taehyung tak peduli dengan ucapan Jisoo. Ia malah semakin mendekat dan memeluk pinggang sang istri lembut. Wajahnya Taehyung benamkan di bahu Jisoo. Sesekali kepalanya bergerak mencari kenyamanan.

"Taehyung lepas! Gue lagi pengen sendiri," ucap Jisoo dingin, tanpa ekspresi.

"Gue mohon, percaya sama gue, Jisoo. Gue nggak bohong. Dokter Shin memang dokter kandungan. Gue tahu, lo pasti sangat takut dan cemas saat ini. Tapi, lo nggak sendiri Jisoo. Ada gue di samping lo apapun yang terjadi," lirih Taehyung.

"Gue cuma takut Tae, kalau sampai itu terjadi. Gue nggak bisa ngebayangin, semua orang pasti kecewa. Orang tua kita pasti sangat sedih kalau memang benar gue terkena kanker rahim. Mereka sudah mengharapkan cucu sejak lama. Terlebih orang tua lo, mereka akan menyesal udah jodohin lo sama gue karena sulit ngasih keturunan. Dan lo pada akhirnya akan ninggalin gue, karena gue bukan istri yang sempurna," beber Jisoo yang mulai terisak kembali.

Taehyung mengeratkan pelukannya, ia menggeleng kecil. Matanya memerah, isakan Jisoo begitu menyayat hatinya. Taehyung merasakan kesedihan yang sama. Terlebih, dirinya sudah mengetahui fakta sesungguhnya. "Nggak Jisoo, gue nggak akan pernah ninggalin lo apapun yang terjadi! Tolong jangan begini, lo baik-baik aja, Jisoo!"

NOT LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang