39) Menjauh

389 27 0
                                    

Karena di sana lukaku sulit sembuh. Aku butuh pergi jauh, memulai semua dari awal lagi sambil menyembuhkan lukaku pelan-pelan.

Aku bukannya kabur darimu. Aku menjauh perlahan, dan itu membunuhku. Karena kau tak cukup peduli untuk menghentikanku.

-Metamorfosa Rasa-
__________

Arjun hanya menyapanya datar. "Saya harus pergi."

Tak ada jawaban dari wanita yang masih terpaku mendengar kata kata itu. Meski ia menyadari akan kesalahannya. Namun tetap, hatinya memaksa Arjun untuk tetap tinggal. Memperbaiki semua yang membuat mereka menjadi seperti ini. Ini semua hanya kesalahfahaman mas. Syahna masih membatin dalam kata katanya yang terbungkam.

"M..mas, Syahna mohon mas jangan pergi." Ucapnya dengan manik mata sendu itu.

Seketika Arjun memalingkan wajah, ia tak ingin terjebak dalam tatapan sendu itu lagi. "Tidak ada alasan untuk saya tetap tinggal."

"Mas."

"Mas ini anak kamu."

Arjun tidak menjawab, tepatnya tetap mematung mendengar perkataan Syahna yang terdengar seperti ocehan.

Tangisya pecah, kemudian Syahna berteriak "MAS INI ANAK KAMU."

"Lantas saya harus percaya? Setelah apa yang kamu lakukan selama ini dibelakang saya.?"

"AKU KECEWA SAMA KAMU MAS. BISA BISA NYA KAMU GAK PERCAYA SAMA DARAH DAGING KAMU SENDIRI. PADAHAL ZIBRAN CUMAN--"

Arjun memotong pembicaraan "Apapun penjelasan kamu, itu semua hanya membuat saya semakin muak. Apa yang mau kamu lakukan terserah."

Syahna tampak geram. "Mas apa yang kamu lihat tadi bukan berarti itu semua hal yang aku lakukan selama ini di belakang kamu. Apa yang kamu lihat tadi semua hanya kesalahpahaman."

"Ya sudah saya yang pergi. Saya yang salah. Belum bisa menjadi imam yang baik untuk kamu." Arjun berlalu meninggalkan Syahna yang masih mematung di ambang pintu.

"Jangan pergi. Mas.!!"

"Mas, Syahna mohon jangan pergi."

Namun Arjun tetap pada pendiriannya, tanpa menoleh dia berlalu begitu saja meninggalkan Syahna dengan ribuan rasa bersalahnya. Ia pun tak menyangka hubungan rumah tangganya akan berakhir seperti ini.

***

Sedari tadi Zibran hanya mondar-mandir bak setrika, menghubungi Syahna namun hasilnya nihil. Sepulang dari rumah Rania kemarin, ia ingin memberitahukan kebenaran yang belum Syahna tahu tentang Arjun. Iya tahu ini semua kesalahannya, tapi tetap saja Zibran tahu bagaimana Syahna, ia yang akan menanggung semua kesalahan meski ia tak salah, dirinya tak mau melihat orang lain menderita.

Suara pintu diketuk terdengar, menampakkan Jessica dengan perutnya yang hampir membuncit. "Jangan lari dari masalah. Gue gak mau lo begini terus."

Setelah menjelaskan semua kejadiannya bersama Syahna tadi pada Jessica, kini Jessica menghampiri Zibran ke apartemen nya. Menurut Zibran kini gadis yang kerap di sapa Jessie itu sudah menjadi wanita yang dewasa, setiap kata yang keluar dari mulutnya tidak menjerumuskan Zibran atau membuat ia semakin emosi seperti dulu. Kini Jessie lebih sering lebih menenangkan, dari pada membuat Zibran geram. Syukurlah. Mungkin kemarin dia memang terbawa emosi karena cita citanya akan terhambat oleh kesalahan kita masing-masing.

"Gue harus gimana?"

Jessica mengelus pundak Zibran. "Lo lakuin yang menurut lo bener."

Zibran menatap Jessica lekat lekat, "Maafin gue gak bisa tanggung jawab sekarang."

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang