26) Definisi Rindu

314 34 2
                                    

Ada yang menjauh pergi, bukan berarti berhenti peduli.
Mulutnya mungkin bungkam,
Tapi hatinya menyebut namamu diam diam.
Mendoakan mu pagi, siang, malam.

_Arjun Alkahfi Siregar_

-Metamorfosa Rasa-

____________

Sedari tadi Arjun sudah seperti setrikaan. Mondar-mandir tidak jelas sambil menggenggam ponselnya erat. Sudah lebih dari lima jam Syahna tidak ada kabar sama sekali. Tentunya tidak ada dirumah. Berulang kali dihubungi namun hasil nya tetap nihil.
Arjun benar benar kalut, ia takut terjadi apa apa pada calon istri nya itu.

Apakah syahna berubah fikiran dan meninggalkan saya?

Apakah syahna pergi ke German menyusul Zibran?

Apakah syahna kecelakaan?

Syahna. Kamu. Dimana?

Beberapa pertanyaan maupun pernyataan sudah mengisi isi kepala Arjun yang mulai terasa penat. Ia takut jika semua argumen itu benar benar terjadi. "Tidak. Syahna bukan type orang yang suka mempermainkan." Lagi lagi batin nya meyakinkan.

Arjun masih terus menghubungi Syahna hingga akhirnya ada jawaban di seberang sana.

Astaghfirullah sya. Saya khawatir.

(.....)

Tanpa berfikir panjang Arjun membawa kunci mobil nya dan melajukan mobilnya pada tempat yang Syahna sebutkan.

***

Syahna masih diam di depan batu nisan bunda dan ayahnya. Syahna sadar sekarang, terkadang ia harus sedikit egois, memikirkan dirinya sendiri, bukan terus mengalah demi orang lain. Terutama merelakan hatinya pada cinta yang salah. Zibran Fauzie.

Penahanan nya meluruh, ia memeluk erat nisan ibunda tercintanya. Saat ia memutuskan untuk mengunjungi almarhum kedua orang tuanya. Syahna sadar. Ia sebatang kara yang harus segera memantapkan hatinya untuk orang yang benar-benar mencintai nya.

"Bunda. Syahna sudah dilamar dokter Arjun, doain Syahna bun. Syahna harap ini bukan keputusan yang salah."

Syahna berbalik arah memeluk nisan ayahnya tercinta. "Ayah, Syahna butuh ayah . Syahna gamau sendiri." Air mata nya meluruh, mata nya sudah sembab karena tangisan yang tak kunjung henti nya. Tak lupa syahna berziarah pada makam Mama Anis juga Papa Burhan.

Hingga suara isakan nya tak lagi terdengar. Hanya sesenggukan yang tersisa. Bagaimana pun syahna harus memulai hidup baru, tanpa Zibran. Tentu bersama pilihan nya. Arjun Alkahfi Siregar.

Bismillahirrahmanirrahim, Syahna bergumam.

Hari sudah petang, Syahna merogoh saku gamisnya. Ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari Arjun. Syahna menghela nafas, merasa bersalah. Maafin Syahna mas. Membuat mas khawatir. Gumamnya.

Namun saat Syahna akan menghubungi Arjun, sudah ada panggilan tertera disana bertuliskan nama "Mas Arjun" Syahna menggeser tombol hijau dan mendapati suara serak khas milik arjun.

(....)

Maafin Syahna mas, gabilang dulu mau ke makam bunda. Sama mama.

(.....)

Iya maafin Syahna mas, hati hati.

Syahna menatap nanar layar ponsel. Ia tersadar selama ini ia sudah melabuhkan hatinya pada orang yang salah. Entah salah rasa atau salah tujuan. Bukan lama mengikat, namun semua tergantung niat.

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang