27) Tetapkan hatiku ya Rabb

298 35 0
                                    

Tak ada yang lebih indah dari rencana- Nya.
Masyaallah. Semua sudah tertulis di Lauhul Mahfudz.

Bismillahirrahmanirrahim

_Syahna Diera Hutomo_
-Metamorfosa Rasa-

***

"Mas kita mau kemana sih? Dari tadi keluyuran gak jelas. Kaki syahna hampir copot Mas.!!!" Syahna sedikit berteriak. Namun Arjun sama sekali tak menggubris nya. Ia terus saja menatap jam tangan nya.

Disini Syahna bersama Arjun sekarang. Disebuah pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta. Banyak sekali orang berlalu lalang. Membuat Syahna semakin jengah dibuatnya. Ia berdecak kesal. Gini amat calon suami aku astaghfirullah.

"Yuk." Ajaknya dingin. Setelah membuka ponselnya, lalu berjalan tegap meninggalkan Syahna seorang diri. Lah kok ninggalin sih. Ini orang kayak kutub Utara banget sumpah. Gerutu nya dalam hati.

Arjun hari ini benar-benar menguras emosi syahna. "Ingat, kalo hijrah gaboleh marah marah." Itu adalah jurus andalan Arjun jika Syahna mulai terlihat kesal. Namun hanya dijawab anggukan malas oleh Syahna.

Syahna yang mungil setengah berlari mengejar langkah Arjun yang mulai menjauh. Langkah nya terhenti di sebuah Starbucks, Arjun yang melihat seisi ruangan itu kemudian menyapa seseorang.

"Masyallah dokter!!!" Sapa nya antusias sembari memeluk Arjun.

Syahna sama sekali tak ingin peduli dia yang menyapa Arjun itu siapa. Toh laki laki bukan perempuan.

"Kenalin. Calon istri saya."

Nampak pria yang seumuran Arjun terkekeh geli. "Nah gitu dong dokter ganteng, jangan single mulu." Pria itu mempersilahkan Syahna beserta Arjun untuk duduk. Sekian lama perbincangan, pesanan yang kami pesan akhirnya datang.

Syahna sesekali tersenyum mencoba memahami situasi. Mungkin mood nya sedang tidak bagus. Toh itu juga akibat ulah Arjun juga kan? Akhirnya Syahna tau. Bahwa yang sedang berbincang dengan Arjun ini adalah Dokter Kaffa. Dokter spesialis saraf yang dipindah tugas kan ke Eropa. Dan ini kali pertamanya mereka bersua kembali.

Tentunya pertemuan ini Arjun manfaat kan untuk mengundang Dokter Kaffa untuk menghadiri acara pernikahan nya. Sungguh itu semua membuat pipi Syahna memblushing ria.

Disisi lain, yang sering mereka sebut sepasang kekasih itu baru menginjak kan kakinya di Bandara, dengan kondisi yang bisa dibilang cukup melelahkan itu sangat kentara di wajah masing-masing.

"Sini aku bawain." Zibran berinisiatif.

Perempuan dengan rambut yang di kuncir asal itu tersenyum sambil menjawab. "Ih Lo apaan sih, manggilnya 'aku kamu' ga seru tau."

"Kan kamu spesial di hidup aku." Jawaban Zibran mampu membuat Jessica tertawa terbahak bahak. Apa ada yang merusak sistem saraf di otak Zibran? Hingga ia mampu bersikap manis seperti itu? Tidak biasanya.

"Malah bengong." Zibran menimpali. Jessica hanya menjawab dengan senyuman manis.

Sudah menjadi kesepakatan mereka, tentunya izin dari Orang tua Jessica, mereka akan menempati apartemen milik Jessica tentu dengan unit berbeda. Selama taxi yang dikemudikan membelah jalanan Jakarta yang cukup padat, Zibran masih diam dengan seribu pemikiran nya. Entah tujuan entah dorongan dari mana Zibran yang terus bersikukuh ingin kembali menetap di Indonesia.

Mereka memasuki apartemen nya masing masing, Zibran merebahkan tubuhnya dengan kasar. Penerbangan kali ini cukup menguras tenaga nya. Namun ia segera bangkit dan membersihkan diri, bersiap hendak pergi ke suatu tempat. Tak membutuhkan waktu lama kini Zibran sudah memakai kaos polos berwarna hitam, menambah kesan kentara pada tubuh sixpack nya. Namun saat ia hendak keluar. Sudah ada Jessica yang menunggu tepat di pintu apartemen.

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang