Tuhan adalah sebaik baik pencipta.
Percayalah di setiap kesulitan pasti ada kemudahan.-Syahna Diera Hutomo-
-Metamorfosa Rasa-
***
Syahna merasa pegal, rasa sesak menyeruak ketika tangan melingkar di pinggangnya. Tengkuknya terasa kaku saat ada kepala yang tidur dalam pundak nya. "Aaaaaaaaaaaaaa." Syahna berteriak.
Membuat yang sedang tidur di sampingnya terpental kaget. "Huh?!!!!" Pekiknya "Kenapa Sya?."
Syahna merasa dirinya malu. Kenapa harus berteriak. Mereka kan sudah mahram, sudah halal. Namun tetap saja syahna belum sempat terpikir kesana. Membuat bulu kuduk nya merinding. "Engg.engga mas. Hehe." Syahna celingukan. "Barusan ada kecoa." Alibi Syahna. Bodoh, mana ada kecoa di apartemen.
"Kamu kaget ada saya disamping kamu?" Arjun seperti tahu apa isi pikiran Syahna. Syahna menggeleng, takutnya ia akan menjadi Istri durhaka. Padahal dalam lubuk hatinya paling dalam, memang benar. Iya berkata benar. Hidupnya belum terbiasa jikalau harus tidur seranjang dengan orang asing. Seminggu berlalu tak membuatnya terbiasa.
Syahna berdiri meninggalkan Arjun yang tengah menatapnya bingung. "Engga kaget kok Mas, beneran."
Membuat Arjun menghembuskan nafas lega nya. "Emang mau kemana? Buru buru amat?"
Syahna menoleh. "Mau ke kampus lah, Mas."
Dengan sigap Arjun menarik tubuh Syahna hingga duduk tepat dipangkuan nya. "Kamu apa apaan? Kan udah ambil cuti." Tegasnya.
Syahna bangkit, mencoba menstabilkan deru nafasnya, dan detak jantungnya. "Ya Syahna mau aja ke kampus. Emangnya gak boleh? Lagian aku kangen juga sama kak Rania."
"Rania yang kemarin?" Arjun tak kalah gemetar saat mengucap nama tersebut.
Syahna menoleh. "Iya. Itu sahabat aku loh. Kan waktu itu udah dikenalin, biasa aja kali ekspresi nya boskyuuu."
"Sejak kapan kamu panggil saya dengan sebutan boskyuuu?"
Syahna sudah malas dengan kelakuan suaminya. "Sejak tadi malam, soalnya Mas tuh ya orangnya tukang ngatur-ngatur jadi kaya bos kalo di tempat kerja."
"Bukan gitu maksudnya Sya. Itu juga demi kebaikan kita tinggal disini."
Syahna hanya menjulurkan lidahnya. "Terserah boskyuuu deh. Wleeeeee."
Membuat Arjun diam mematung setelah melihat tingkah menggemaskan Syahna. Bisa bisa saya kena sindrom senyuman manis kamu Sya. Gumam Arjun seraya pergi ke dapur.
Setelah adu mulut ringan bersama Arjun akibat Syahna yang ingin menetap di rumah peninggalan Mama Anis, dan Arjun 100% menolak dengan alasan yang tidak masuk akal.
Dari rumah kamu ke rumah sakit jauh Syahna. Saya bakal telat terus kerja.
Saya tidak biasa tidur di tempat baru. Saya tidak pandai beradaptasi.
Kalo kamu mau saya bisa belikan kamu apartment, asal jarak nya yang dekat dengan rumahsakit.
Ckk. Syahna tau itu hanya alibi Arjun. Apa? Belikan apartment baru? Tidak salah dengar? Gerutu Syahna dalam hati sembari memakaikan hijab instan nya seusai mandi.
"Gak salah tuh, katanya gabisa adaptasi tapi mau beli apartemen baru. Gimana sih." Sindirnya. Padahal Syahna tahu Arjun pasti dapat mendengarnya.
"Yang. Kok kamu mengungkit pembahasan itu lagi. Kan sudah di bicarakan sejak tadi malam, bukan begitu maksudnya. Dengarkan saya dulu." Teriaknya dari dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA RASA (END✓)
RomanceApa yang membuatmu bertahan pada laki-laki yang salah Syahna? Apa hatimu terbuat dari baja sehingga mampu menerima dia yang tak cukup hanya dengan satu perempuan? Ya, Syahna Diera Hutomo adalah perempuan yang sudah terhanyut pada cinta yang salah. D...