Kamu memilih diam saja saat sepi tiba-tiba mengendap di sela-sela jarimu. Kamu diam saja ketika kemudian dengan lembut dibekap nya tangismu. Malam itu, tak boleh ada yang tergenang dari segala yang terkenang. Tiba-tiba sesal begitu bebal sengal pun seketika berjejal.
🌵🌵🌵"Naima, bangun sayang. Mau ikut Amma tidak? "
Gadis kecil yang nampak mulai terusik dari tidurnya itu mengerjapkan matanya. "Mau kemana Ammau ?"
Syahna menjawil pipi chubby anaknya itu. "Mau ke panti. Tapi mampir dulu ke onty Dissa. Mau gak? "
"Almarhumah sayang. " Potong Arjun.
Syahna menggigit bibir bawahnya pelan. "Astaghfirullah Mas, aku lagi lagi lupa. "
"Ya sudah, kamu mandi ya. Naima pinter kan? Sudah bisa pakai baju sendiri? " Tanya Arjun.
Gadis cilik itu mengangguk seraya membentang kan tangannya. "Amma sini.. Abba sini... "
"Apa, hm?" Ucap Syahna.
Cup. Cup. "Naima sayang Abba sama Amma. "
Arjun kembali terkekeh. "Abba tahu, sudah mandi sana. Kamu bau acem. "
"Abbaaaaaaaaaaa." Naima merengek seraya mengerucut kan bibirnya dan berlari ke kamar mandi.
Syahna mencubit tangan Arjun. "Mas ih kamu kebiasaan bilang gitu. Gak baik tau buat anak kita. Gimana kalo sudah besar dia jadi gak pede? "
"Kamu masak apa pagi ini sayang? Mas mau omelette buatan kamu.." Arjun mencoba mengalihkan pembicaraan dengan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Syahna.
"Mas ih. Masih pagi tau. Malu diliatin-"
"Diliatin siapa,hm? Lemari? Meja? Atau kasur.? " Godanya.
"Massssss ih!!!!!!!!!" Syahna kesal melihat suaminya.
"Tidak apa apa. Lagian Naima sudah cukup umur untuk punya adik lagi. " Arjun kembali terkekeh.
"Mas, aku belum siap!!!!!!! " Rengek Syahna mengejar Arjun yang berlari ke dapur. Aksi kejar kejaran mereka sungguh membuat geli. Meski sudah punya gadis cilik. Syahna ya tetap Syahna yang selalu manja, ketus, namun selalu membuat suaminya tak ingin berpaling.
"Sayang,, " Ucap Arjun seraya melingkar kan tangannya di pinggang Syahna.
"Hm?" Jawab Syahna, jemarinya masih sibuk memotong wortel.
"Jangan sampai jadi kebiasaan ya. Kamu panggil almarhumah Dissa dengan sebutan seperti tadi. "
Syahna mengangguk pelan, menyadari kesalahannya. "Tapi Mas-"
"Gak ada tapi tapian, lagian itu sudah 5 tahun lalu. Dan kamu harus mengikhlaskan nya. "
Syahna mengangguk mengerti, benar apa kata suaminya. Lagi pula semua sudah berlalu. Namun tetap saja. Ada yang selalu membuat hati Syahna gelisah. Mengapa harus menyelamatkan dengan bertaruh nyawa? Syahna kembali menggigit bibir bawahnya. Apa karena tingkah bodohnya dulu membuat Dissa selalu dihantui rasa bersalah. Semua itu membuat kepala Syahna makin penat.
"Dari dulu hobby sekali melamun, hm? "
Syahna membuyarkan lamunannya. "Ah engga. Engga Mas. Mas duduk yah? Soalnya aku susah banget gerak kalo mas nempel gini terus. " Ketusnya.
Arjun menyengir kuda. "Iya sayang iya. "
Belum sempat melepaskan kemudian seseorang mengagetkan keduanya. "Abba.. Amma.. Ambilin kerudung Nay. "
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA RASA (END✓)
RomanceApa yang membuatmu bertahan pada laki-laki yang salah Syahna? Apa hatimu terbuat dari baja sehingga mampu menerima dia yang tak cukup hanya dengan satu perempuan? Ya, Syahna Diera Hutomo adalah perempuan yang sudah terhanyut pada cinta yang salah. D...