3) Janji lagi

654 76 1
                                    

Seperti mawar yang dilindungi ribuan duri.

Rumah itu yang di jaga ketat oleh anjing peliharaan nya.

Tanah yang di jaga ribuan pohon.
Akupun sama. Ternyata tidak.
-Metamorfosa Rasa-

***

"Lo jadi kan ikut sama kita?"

Zibran nampak menimang. "Gue udah ada janji bro."

Tampak Mike yang memasang muka kecewa, namun tetap menjawab dengan nada yang terdengar malas. "Bucin mulu otak lu."

Terdengar kekehan geli dari Zibran, ia tahu bahwa sahabatnya itu sedang marah padanya. Tapi apa boleh buat? Hatinya terlalu berkecamuk hingga ia butuh hiburan, meski hal itu tak bisa di benarkan, namun tetap saja. Zibran ya tetap Zibran. Lelaki dengan pesona tampan yang kerap dianggap playboy.

"Sayang!!!!!!" Jessica yang kerap disapa Jessie itu berteriak menyapa, kala motor yang Zibran tumpangi telah sampai di depan rumahnya.

"Yuk." Ajak Zibran seraya menyodorkan helm yang setiap hari dipakai oleh Syahna. Terlihat jelas dari tatapan Jessie yang tidak suka jika ia harus memakai helm itu. Jessie cemberut dari tadi membuat Zibran sedikit jengah. Hal aneh apa lagi ini? Bukannya ia suka gemas melihat perempuan yang sedang cemberut? Mengapa ini sebaliknya? Apa itu hanya berlaku pada Mama nya dan juga Syahna? Ah Zibran tak perduli itu.

"Gak masuk dulu. Mumpung ada Mami aku Bran."

"Loh kok Lo gak bilang si? Bukanya Lo harus quality time ya sama nyokap Lo." Zibran menaikkan alisnya sebelah.

Jessica hanya tersenyum, "Yaudah ayo makanya masuk dulu kedalem."

Zibran akhirnya mengalah dan memasuki rumah Jessica, sempat waktu itu Jessie yang banyak sekali bercerita tentang dirinya, namun hanya satu perihal yang membuat Zibran mengingatnya dan hal itu terus mengiang ngiang didalam benaknya. Bokap sama nyokap kerja di Jerman Bran, mereka pulang itupun kalo ada urusan bisnis disini. Gue gak tau alasan kenapa mereka sebegitu sibuknya hingga bisa menelantarkan gue disini. Padahal gue butuh mereka. Kalo ada apa apa, pasti Bi Jum yang selalu ada buat gue, dulu sempet gue mikir, apa nyokap gue emang Bi Jum kali ya.

"Bran ko bengong, ini nyokap gue." Bisik Jessie tepat di samping Zibran.

Zibran buyar dari pikirannya akan Jessie, dan menyalami punggung tangan Monica. "Halo Tante, saya Zibran."

Nampak senyuman rekah dari Monica. " Duduk nak, kamu sudah makan? Kalau belum yuk makan bareng sama Tante."

"Makasih Tan, aku udah makan kok tadi."

Jessie terkekeh geli. "Dih kapan makanya Bran?" Seraya menyodorkan piring pada Zibran. "Ayo makan gak usah malu."

Zibran yang merasa tergoda kini memamerkan deretan giginya yang rapi dan akhirnya Zibran menyantap hidangan masakan Tante Monica. Tidak ada perbincangan diantara mereka, hanya dentingan sendok yang terdengar karena bersentuhan dengan piring. Setelah selesai, Jessie yang langsung sigap membereskan meja dan mencuci piring, membuat Zibran takjub dibuatnya. Aku belum tau kamu Jes, yang aku tau, kamu hanyalah wanita yang terlalu terobsesi pada laki-laki, tapi dibalik ketidaktahuan aku. Kamu adalah sosok wanita yang mandiri.

"Kamu sudah berteman lama dengan anak Tante?"

Zibran menatap ke arah suara. "Iya Tante." Padahal, akhir akhir ini saja ia baru dekat dengan wanita bernama Jessica itu, wanita yang sekaligus bernotabene pacarnya. Bagi Zibran jessie itu hanya sekedar pacar bohongan, hanya sekedar melampiaskan kejenuhan. Dan itu memang kenyataannya. Toh yang menyatakan perasaan padanya Jessica duluan kan? Bukan Zibran?

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang