Pagi bagiku gelap. Rindu bagiku semu.
Perlakuan mu terasa palsu. Yang kudapat hanya kelu.Perahu yang kita dayung telah sampai.
Ternyata aku terbawa hanyut arus jurang. Dan kamu singgah di dermaga.-Metamorfosa Rasa-
***
Laki laki yang akan menginjak usia kepala tiga itu masih menatap arlojinya. Jam masih menunjukan pukul 06.00 pagi. Tentu nya ia masih bersiap untuk pergi berdinas pagi. Oh iya. Namanya Arjun Al-Kahfi Siregar. Dokter spesialis syaraf tentunya. Yang kerap di sapa dengan sebutan Kahfi.
Sambil menyantap sarapan, Arjun mengecek hasil CT- scan pasien yang akan ia konsultasi kan ke dokter bagian bedah. Tiba tiba notifikasi merah di handphone nya menyala. Tanda darurat. Astaghfirullah hal adzim..
Arjun bergegas menelepon."Assalamualaikum. Dokter Hassan?"
"....."
"Benar. Itu pasien saya. Pagi ini saya mau konsul kan ke dokter Doni. Ada rencana tindakan."
"...."
"Gagal jantung? Dokter Hassan tolong jaga pasien saya. Siapkan ruang operasi dan hubungi dokter doni. Saya segera kesana."
Dengan panik, sudah hampir lima menit Arjun mencari kunci mobil. Dan hasilnya nihil. Terpaksa motor yang sudah lama tak ia pakai itu, kini Arjun gunakan untuk pergi ke rumah sakit. Sepanjang jalan handphone yang ada di saku celananya berdering terus menerus. Menambah kepanikan. Lagi pula pasien Arjun yang satu ini adalah seorang anak panti asuhan. Ayahnya meninggal sewaktu ia masih dalam kandungan, kemudian ibunya meninggal saat ia lahir. Usia nya sekarang baru 4 tahun tetapi sudah mengidap penyakit yang cukup serius.
Saat dijalan, ada seorang anak SMA yang berlari melintasi jalan hingga tak kuasa untuk di hindari. Arjun sama sekali tak bisa membantingkan stir karena banyak sekali kendaraan di samping. Dan bruggggh. Saya menabraknya.
Darah mengalir di bagian kepalanya. Arjun segera melepaskan jaket dan melakukan pertolongan pertama. Dan melihat handphonenya sudah hancur berserakan di jalan. Astaghfirullah haladzim.
"Syahnaaaaa!!!!" Seorang lelaki dengan seragam yang sama berteriak. Mungkin dia pacarnya. Lelaki itu terlihat sangat frustasi.
"Cepet panggil ambulan bego..!!!" Teriaknya. Banyak orang berkumpul melihat kejadian ini. Tak lama kemudian ambulans pun datang.
"Awas ya lo kalo gak tanggung jawab. Gue bakal habisi lo." Dengan nada sarkatisnya.
Arjun meyakinkan." Saya dokter. Ini kartu nama saya. Saya akan tanggung jawab."
***
Di sisi lain dingin berganti dengan hangat, gelap berganti dengan remang cahaya. Sang fajar mulai menampakkan diri, hangat dan cahaya nya masuk lewat celah celah jendela rumah sakit. Sudah 3 hari Syahna berbaring di ruangan ini. Rasanya bosan. Bosan sekali. Padahal fasilitas rumah sakit ini sungguh luar biasa. Tentu saja. Ini bangsal VIP. Dalam hatinya ia sangat berterima kasih pada Mama tersayang nya.
Kemarin Dissa sempat menengok, Sendiri. Tidak ada teman kelas yang lain. Syahna sedikit kecewa. Namun lebih banyak bersyukur. Jujur saja, selama tiga tahun terakhir ini, Syahna sama sekali tidak memiliki teman. Hidupnya hanya seputaran Dissa, Zibran juga Mama Anis. Dan lelaki yang sering Syahna sebut 'Ar-rahman' dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA RASA (END✓)
RomanceApa yang membuatmu bertahan pada laki-laki yang salah Syahna? Apa hatimu terbuat dari baja sehingga mampu menerima dia yang tak cukup hanya dengan satu perempuan? Ya, Syahna Diera Hutomo adalah perempuan yang sudah terhanyut pada cinta yang salah. D...