15) Cantik

377 41 1
                                    

Memang tak mudah untuk menjadikan semuanya indah.
Ada banyak resah yang harus banyak di ubah menjadi tabah.
Ada banyak lelah yang tak boleh menyerah.
Tapi yakinlah bahwa semua do'a akan terijabah~

Dariku, yang berhijrah.

-Metamorfosa Rasa-

***

Berkali kali ia menelungkup wajahnya dengan gusar. Aku benar benar kacau hari ini. Banyak mata yang meliriknya. Dan Syahna sama sekali tidak peduli. 20 menit berlalu hingga mobil Fortuner terparkir di depan minimarket. Dan keluarlah sosok yang selama ini menolongnya. "Sya." Syahna hampir kaget dibuatnya.

"Astaghfirullah Sya. Bibir kamu kenapa?" Syahna berdiri, kemudian ia dapat melihat kekhawatiran yang terlihat jelas di wajah Arjun.

"Jawab saya Sya. Kenapa?" Bukannya menjawab. Dengan tak berpikiran panjang Syahna langsung memeluknya dengan erat.Tangisanku pecah tak tertahankan. Ini bukan semata aku yang tak punya pendirian. Aku hanya lelah dengan semua ini. Drama kehidupan yang membuat ia jengah. Takdirnya tak membiarkan ia hidup bahagia. Lantas apa salahnya jika ia memang benar-benar membutuhkan orang yang bisa menjadi sandaran?

"Dok. Syahna gak punya pegangan sekarang. Syahna mau ikut Mama aja." Alih alih menjawab, Arjun malah membopong tubuh mungil Syahna dan masuk kedalam mobilnya. Selama perjalanan tak ada kata yang keluar. Namun mobil Arjun kali ini melaju begitu cepatnya.

"Dok. Jangan ngebut. Syahna takut-"

"Kamu kenapa? Pertanyaan saya tadi belum di jawab."

Syahna menggeleng. "Bukan apa apa dok. Hanya kejadian kecil biasa. Lagi pula ceritanya panjang." Tuturnya. "Sekali lagi makasih banyak ya dok udah mau bantuin Syahna." Lanjutnya.

Arjun hanya mengangguk. Tapi dapat Syahna lihat, hatinya tak mengiyakan semua perkataan Syahna, Arjun seakan ingin tahu apa yang terjadi.

"Tapi... Boleh ga kalo syahna minta bantuan sekali lagi aja. Plis." Dia menoleh. Tanda penasaran.

"Tapi sebelum kamu bilang permintaan kedua, saya mau bicara dulu sama kamu. Boleh ya?" Kali ini mobil yang Arjun kemudikan menepi di sebuah trotoar. Dan hujan masih mengguyur dengan derasnya.

Pikiran ku mulai kotor. Seperti di adegan film film. Aku melirik sekeliling yang ternyata sepi sekali. Takut jika Arjun akan menggorok lehernya, atau lebih parah lagi ia akan di lecehkan dan dibunuh begitu saja. Gila lo Sya! Asumsi lo gak banget.

"Boleh tidak?" Tanya nya sekali lagi. Kini badan tegapnya menghadap kearah Syahna meski terpasang sealtbelt.

Syahna hanya memainkan ujung kuku. Jujur saja aku mulai gugup dan ketakutan. "Hhh apa Kak?"

Dia tampak menelan ludah. Dan Syahna mulai gusar. "Syahna Diera Hutomo. Bersediakah kamu menikah dengan saya, Arjun alkahfi Siregar?" Dia merogoh saku kemeja nya dan mengeluarkan sebuah kotak merah yang isinya cincin titanium berhuruf S. Syahna masih bingung, dan tak mampu menjawab. Ada apa dengannya? Bukannya sudah jelas bahwa kejadian di gunung Munara cukup menjelaskan bahwa Syahna sudah di khitbah orang lain?

Arjun mengangkat alis nya sebelah "Gausah di jawab sekarang. Shalat istikharah aja dulu. Nanti jawabanya kasih ke Umi Abi ya." Apa?? Maksudnya orangtua dokter Arjun udah tau sama aku gitu?

"Bagi saya. Kamu adalah pilihan terbaik dari banyak nya yang terbaik. Maka izinkanlah saya menjadi imam untuk surgamu." Lanjutnya. Deg. Aku benar benar tidak menyangka. Aku menatap heran pada dokter Arjun.

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang