34) Salah Faham

383 26 0
                                    

Jangan main-main, menahan rindu tak sesepoi daun kering tertiup angin. Meski sesekali mata gerimis oleh kenangan, perpisahan adalah sebuah kemarau panjang, kerinduan adalah gersik daun kering, cericit burung, debu jalanan, pelabuhan ocehan televisi, dan suara radio.

Kerinduan adalah aku yang tak kamu akui.

-Metamorfosa Rasa-

***

Mobil melaju membelah jalanan jakarta. Jam sudah menunjukkan pukul 04.00 sore. Syahna yang memutuskan pertemuan mereka. Ia tahu kalau sejak kepergian nya ia lupa membawa ponsel. Syahna takut membuat khawatir, jadi ia pulang sebelum Arjun pulang.

Syahna sesekali melirik kemudi, seseorang yang duduk disamping dirinya itu tetap fokus menyetir. Sesekali bernyanyi mengikuti alunan lagu yang keluar dari transmiter fm.

A hundred and five is the number that comes to my head

when i think of all the years i want to be with you
wake up every morning with you in my bed
that's precisely what i plan to do

and you know one of these days when i get my money right
buy you everything and show you all of the finer things in life
we'll forever be in love so there ain't no need to rush
but one day i won't be able to ask you loud enough

i'll say will you marry me
i swear that i will mean it
i'll say will you marry me
singing oohh, ooh, ooh
oh yeah

Nafas syahna sedikit tercekat. Ia paham betul lagu apa yang barusan Zibran nyanyikan. Lagu kesukaan mereka berdua, jason Derulo- Marry me.

"Bran?" Demi apapun kali ini Zibran sudah berubah, jiwa bekunya sudah mencair, dirinya sudah menjadi Zibran yang ramah. Lengkungan bibirnya selalu tercipta, membuat lesung pipinya semakin mempesona.

"Apa ca?"

Syahna mengerucutkan bibirnya, apasih zibran? Sudah tau kan dalam dirinya syahna sudah tidak mau dipanggil dengan sebutan 'caca'. Baginya terlalu banyak kenangan indah yang membuat dirinya enggan melupa. "Berapa lama kamu disini?" Syahna menggigit biwir bawahnya, rasanya takut jika ia salah berucap.

Zibran tertawa renyah. "Hahahaha. Kamu mau aku tetap di Indonesia? Oke oke aku bakal disini sama kamu selamanya."

"Bran. Aku serius!!"

"Aku 100rius"

Syahna memanyunkan kembali bibir mungilnya. "Yasudah kamu pergi lagi aja sana."

Sekilas Syahna melihat wajah Zibran yang langsung berubah, murung seketika. Ada apa Zibran? Katakan yang sesungguhnya. Manik mata Syahna masih setia menunggu kata yang keluar dari mulut Arjun.

"Aku cuman mau miliki kamu Sya." Jawabnya.

Degggg. Apa maksud kamu sih bran? ."Hah? Maksud kamu?"

"Ya aku cuma mau miliki kamu." Tuturnya lagi.

Apa apaan sih Zibran? Dia tau kan bahwa Syahna sedang mengandung? Bahkan sejak tadi acara yang bisa dibilang 'Lunch' itu cukup membuat Syahna tidak nyaman. Tapi ada satu hal yang membuat Syahna bertanya tanya. Mengapa pembicaraan nya sama sekali tidak menyinggung nama Jessica? Kemana Jessica? Syahna terus bertanya pada dirinya sendiri dalam hatinya.

***

Kaki nya melangkah dengan sedikit gontai, mood kehamilan nya sering membuat tubuh mungil milik Syahna mudah lelah. Sebenarnya bukan mood kehamilan nya saja. Melainkan kedatangan Zibran yang tiba-tiba.

Bersua kembali setelah sekian lama tidak lah mudah, tak hanya kepahitan yang terngiang kembali, rasa sakit yang kian luruh kini terasa kembali. Atau mungkin rindu yang kian membuncah seakan terbayar? Ada apa Sya? Kenapa harus merindu kembali? Bukan kah engkau telah menyandang status sebagai istri dari seorang Arjun Alkahfi Siregar?

Astaghfirullah. Dada nya kian sesak. Sesak tercampur aduk dengan berbagai rasa yang lain. Ingin sekali Syahna menjambak rambut Zibran karena saking kesalnya. Namun tidak, ia masih memiliki iman yang cukup kuat. Sesekali ia mengelus perut nya yang mulai membesar. Maafin Amma ya nak. Syahna membatin dalam langkahnya. Entah apa ia ingin sekali mengucapkan itu pada calon buah hatinya.

Sampai di depan apartemen ia menekan tombol angka kata sandi apartemen nya. Pintu apartemen terbuka, namun betapa terkejutnya Syahna saat Arjun sudah berdiri tegap didepan pintu.

"Ma...s-"

Arjun mengangkat sebelah alis nya. "Dari mana?"

Astaghfirullah Syahna harus jawab apa? Mengapa dalam batin nya ada sesuatu yang mengganjal. Apa boleh ia berbohong kali ini saja?"Cari angin Mas, debay kepingin jalan jalan. Hehe maafin ya mas gak bilang dulu. Hp aku ketinggalan." Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah. Maafin syahna Mas, sudah berbohong.

"Mas ko pulang cepet?"

Arjun merangkul pinggang Syahna. Menarik tubuh Syahna pelan dan mengecup puncak kepalanya. "Mas khawatir sama kamu, makanya buru buru pulang." Arjun berusaha menyembunyikan amarahnya.

Kini syahna sudah memeluk Arjun erat. "Mmaafin aku ya Mas udah buat khawatir."

"Jangan cemberut gitu dong, nanti cantiknya ilang istriku sayang."

"Lebay deh Mas." Cubitnya pada perut Arjun.

"Aww. Sakit.. Nih mas punya sesuatu buat kamu." Ucapnya sembari menyodorkan tas jinjing.

Syahna merebutnya dan membuka. "Maaaaas. Makasih.." ucapnya. "Tau aja yang aku mau." Lanjutnya.

Tanpa aba aba Syahna memakan Nasi bebek yang Arjun belikan. Ia makan dengan lahap, Arjun menatap nya dengan intens, sesekali Arjun sangat ingin bertanya menginterogasi. Namun Arjun tetap Arjun, yang tak bisa menghalau perasaan dirinya. Sungguh hatinya teriris melihat istri tercintanya pergi bertemu dengan lelaki lain. Ia harus tetap berhusnudzan. Tetap saja di lubuk hatinya ia sering bertanya pada dirinya sendiri, dan entah ia sudah mendapatkan jawaban nya atau tidak. Perasaan itu terus saja mengganjal.Apa kau mencintaiku Sya?


"Mas ko ngelamun?" Tanya Syahna dengan tangan yang masih mengunyah bebek goreng kesukaannya.

"Engga sayang. Yang banyak makanya ya biar bayi kita sehat."

Entah kenapa setiap Arjun mengatakan 'Kita' hati Syahna selalu tersentuh bukan main. Benar, Arjun hanya miliknya seorang begitupun sebaliknya. Ia tak perlu memikirkan apa yang seharusnya tidak dipikirkan. Tapi apakah ia harus jujur sekarang mengenai pertemuan nya bersama Zibran barusan? Syahna bermonolog sendiri.

***
Tbc.

See u next part dadah😘😘😘😘

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang