12) Mengapa harus pergi?

399 44 1
                                    

Happy reading❤️❤️❤️
.
.
.


Cinta itu purba. Jadi, padanya berlaku hukum rimba. siapa yang paling kuat ya yang menang. Rindu siapa yang paling hebat. Hatimu boleh dibawanya pulang.

Tapi, rindu soal menunggu. Andai datang lebih dulu, pasti kamu yang jadi ibu anak-anakku.

-Metamorfosa Rasa-

_____________

Suasana begitu riuh. Namun masih tetap asing. Disini pijakannya sekarang. Luasnya lapang dengan kerumunan, orang asing. Hari ini adalah hari pertama Syahna menginjakkan kaki di Universitas Indonesia. Bagiku ini adalah masa masa tersulit.

"Andai ada Dissa, hidup gue gabakal se-sepi ini." Monolognya. Oh iya, Dissa memutuskan untuk kuliah di Yogyakarta, tinggal bersama bude dan pakde nya. Tapi entah kenapa setiap kali Syahna bilang akan pergi ke sana, hanya untuk sekedar melepas kerinduan namun Dissa menolak mentah mentah. Dengan berbagai alibinya, sibuk lah, ada acara lah, mau hangout sama temen lah, membuat Syahna menimbulkan asumsi yang tidak tidak.

Tiba tiba seseorang tidak sengaja menabrak Syahna. "Afwan, saya tidak sengaja. Oalah Maba ya?"

Syahna membalas senyumnya. Kemudian menggeleng. "Iya Kak" Akhirnya mereka berdua berkenalan, namun batin Syahna mengatakan 'iya' jika ia memutuskan untuk berteman dengan seorang yang barusan berkenalan dengan nya, tepatnya Kaka tingkatnya. Rania Hafsah Ainan, namanya. Namun nyalinya sedikit menciut saat melihat pakaian yang Rania kenakan. Masya Allah dia adalah orang baik. Maafkan hamba Mu ini Ya Allah yang tidak pernah ta'at. Dalam sekejap, Rania membuat dirinya ingin berhijrah, ia tahu bahwa selama ini ia sudah melupakan amanat Bunda dan Ayah nya untuk selalu menjaga aurat.

"Kamu ini, jangan kaku gitu kalo ngomong sama saya Sya, santai aja."

Syahna terpesona, Khimar panjang yang menutupi seluruh tubuh lenjangnya yang dibaluti gamis. "I..ya kak, Ka Rania ambil jurusan apa?"

"Kedokteran Sya, kalo kamu?"

Syahna tersenyum. "Sama kak."

"Kamu kenapa? Ko kayak ada yang mau di omongin? Ngomong aja gak usah sungkan. Apa Sya?" Rania bertanya.

"Bantu aku hijrah kak, aku pengen sama kaya kakak."

Tampak dia tersenyum dibalik niqabnya. "Sya, kita sama sama belajar. Sungguh saya masih banyak sekali kekurangan." Tuturnya. "Yang penting niat dalam hati kamu udah bulat, bismillah aja dulu Sya. "

"Iya kak makasih ya." Dengan lancang Syahna memeluk tubuh Rania, ia adalah Kaka tingkat sekaligus teman hijrahnya. Tekadnya sudah bulat, cukup sampai disini ia terus dijalan yang salah. Kemudian Rania kembali membalas pelukan hangat Syahna.

Imam Syafi'i berkata "Jika engkau memiliki teman yang selalu membantu mu dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT, maka pegang lah erat erat dia, jangan pernah kau lepaskan nya. Karena mencari teman baik itu susah. Tetapi melepaskannya sangat mudah sekali." Syahna masih ingat hadits Imam Syafi'i yang pernah ayahnya tulis untuk pegangan hidup Syahna. Ia tahu, jika umatNya dilarang untuk berandai-andai, tapi saat ini ia ingin berbicara itu, jika Ayah Dan Bunda tidak meninggalkan nya karena penyakit yang terus menggerogoti keduanya, mungkin ia sekarang bisa lebih hidup bahagia sekarang. Astaghfirullah, aku sudah bahagia sekarang. Karena memiliki Rania. Batinnya.

***

Hari ini cukup melelahkan. Syahna melajukan kemudi dengan kecepatan rata rata. Jarak tempuh kampus hingga rumah cukup memakan waktu yang cukup lama. Sempat Syahna berencana untuk ngekost. Tetapi dilarang mentah mentah oleh Mama Anis.

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang