25) Jawaban dari Syahna

343 38 2
                                    

Wajib follow sebeleum baca 😍
Jangan lupa voment ya ( jangan pelit pelit huhu)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Benih cinta yang terlanjur tumbuh dan keberanian yang terlanjur tumbang. Kubiarkan saja rindu mengalir. Meruncing di ujung jarum jam, menetes di detik berikutnya, hanyut kedalam mataku, sepi pun sempurna. Lalu detik pun hanyut begitu saja.

Tanpa kata tanpa tanda baca.

-Metamorfosa Rasa-

_____________________

"Bismillahirrahmanirrahim, atas izin Allah, syahna mau menerima lamaran Mas." Tegasnya sedikit gugup.

Jantung Arjun yang kali ini memompa lebih cepat. "Alhamdulillah, Syukron Sya. Mau menerima saya yang banyak kekurangan."

Syahna menggeleng. "Justru aku Pak yang masih banyak kurangnya, belum Istiqomah." Syahna berucap dengan sedikit menggigit bibir bawahnya.

Arjun tersenyum lembut, jika bisa di gambarkan. Mungin, kutub utara akan ikut meleleh. "Kita sama sama belajar mencari ridho Allah."

Syahna menganggukkan kepala.V"Tapi sebelum lebih jauh, Syahna mau nanya boleh ya Mas?"

"Apa?" Arjun mengangkat alisnya.

"Kenapa Mas begitu mencintai Syahna?"

"Menurut saya, cari yang cantik banyak, tapi cari yang cocok susah. Kamu udah cantik cocok lagi." Ucapnya dengan memamerkan gigi.

Pipi syahna kali ini sudah benar merah padam. "Saya serius, bukan sekedar menggoda kamu Sya." Lanjutnya.

Syahna mengangguk.

Apapun yang terjadi. Syahna sudah memilih Arjun untuk menjadi pasangan nya. Bismillah, semua atas izin allah. Syahna bergumam dalam hati.

***

"Kamu saya konsultasi kan pada dokter Marco, tentu itu atas persetujuan orang tua kamu." Ucap Arjun pada pasien yang duduk didepannya. Hati Arjun tersentuh melihat bagaimana penampilan nya, diusianya yang terbilang muda, meski terbaring sakit, ia tak pernah sekalipun melepaskan hijab bahkan niqabnya.

Tiba tiba pasien dengan diagnosa Multiple Sclerosis itu membuka niqabnya tepat di depannya. "Dok, aku gak mau mati."

Arjun menghembuskan nafas gusarnya, persentase kesembuhan totalnya memang tipis namun ia akan terus menyemangati pasien nya. "Dissa, saya yakin kamu pasti sembuh ya. Yang harus kamu lakukan saat ini adalah kamu yang tidak boleh menyerah."

Dissa hanya menyunggingkan senyumannya, ia tahu bahwa hari ini adalah hari terakhir ia tinggal di negeri tercinta nya. Ia harus menetap di Jerman demi kesembuhannya. "Dok, makasih banyak ya udah bantu Dissa selama ini."

Tunggu, Arjun merasa tak asing dengan wajah ini. Ia sepertinya pernah bertemu, tapi dimana? Otaknya kembali memutar memori yang ada. Ah benar, dia adalah gadis yang waktu itu bersama Syahna di Masji Al ikhlas. "Kalau boleh saya bertanya, kamu teman nya Syahna?"

Tampak Dissa yang memalingkan wajah dan memakai niqabnya kembali. "Bukan."

"Mana mungkin saya salah lihat. Benar itu kamu kan?" Arjun penasaran, "Kenapa? Ada masalah? Lagipula disini hanya ada kamu dan saya. Tidak ada siapa siapa lagi." Benar, diruangan konsultasi ini hanya ada mereka berdua. Karena tadi Dissa sempat menyuruh orangtuanya menunggu diluar.

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang