46) Telah Lahir.

630 33 1
                                    

Jemari yang masih mengepal lembut, suaranya memanggil relung jiwa hingga bergetar. Kehidupan baru dimulai, sebuah anugerah yang selalu diucapkannya rasa syukur.

Terimakasih, sudah lahir dengan selamat.

-Metamorfosa Rasa-

***

Arjun masih setia duduk diruang tunggu, sehabis menengok pasien nya ia kembali merenung menunggu kabar sang istri dan buah hatinya. Sedari tadi Hanna terus mengelus punggung Arjun seraya menguatkan.

"Bismillah Fi, Abi yakin Syahna anak yang kuat." Azzam menguatkan.

Arjun mengangguk. "Iya Abi, saya yakin. Insyaallah."

"Sebenernya ada yang belum Umi ceritakan, Nak." Umi seraya memegang lengan Arjun yang kepalang dingin.

"Cerita apa Umi?" Arjun penasaran.

Tampak Hanna menghembuskan nafasnya. "Jadi, sebelum kecelakaan ini terjadi, Syahna ke rumah Umi nyari kamu. Awalnya Umi lumayan kesal karena dia belum bisa menjaga perasaan kamu. Tapi Umi kali ini menyesal, setiap kali dia menyebut nama kamu, begitu terlihat sekali bahwa dia sangat tidak mau kehilangan kamu. Maafkan Umi ya sudah berprasangka buruk pada istri mu." Hanna tetap memegang tangan Arjun.

Air mata meluruh begitu saja di pelupuk mata Arjun yang kian sembab. "Umi, mengapa tidak langsung menelpon saya." Ucap Arjun dalam isakan tangisnya. "Mungkin jika Umi mengabari saya, semua ini tidak akan terjadi." Arjun kembali memeluk Umi nya, hanya kepada beliau ia mampu mencurahkan rasa bersalah yang menikam hatinya dalam dalam.

"Hus, tidak baik berbicara begitu. Kamu tidak menerima takdir Allah?" Azzam menimpali.

Belum sempat Arjun menyangkal, seorang dokter keluar dari ruang operasi. Dengan tenaga yang tersisa, Arjun kembali bangkit dan menghampiri dokter tersebut. "Bagaimana istri dan anak saya?"

Dokter itu tersenyum masam. "Anak Bapak Alhamdulillah sudah lahir dengan selamat, berjenis kelamin perempuan." Tuturnya.

Arjun memegang dadanya, rasa syukur tak henti-hentinya ia panjatkan. Begitupun Hanna dan juga Azzam yang sama sama merasakan kebahagiaan yang luar biasa atas kelahiran cucu pertamanya.

"Alhamdulillah ya Rabb, sudah mengabulkan doa kami semua." Hanna masih memejamkan matanya yang kian menitikkan air mata tanda bahagia.

Namun Azzam menghampiri dokter tersebut. "Bagaimana menantu saya?"

Dan sebagai jawaban, dokter itu hanya diam untuk sepersekian detik. Membuat Arjun serasa ditembak mati ditempat. Pertahanan nya kian luruh. Ia ingin mengulang kembali waktu..

"DIMANA ISTRI SAYA!!!!" Teriak Arjun.

"Dok, kami mohon selamatkan menantu kami." Hanna menimpali.

Dokter itu menunduk, "Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Pasien kehilangan banyak darah. Kami serahkan semuanya kepada Allah."

"Tidaaaaaaakkkkkkk!!!!!!!!!! Saya yakin ini mimpi!!!!!!!" Arjun masih menampar keras pipinya sendiri.

"UMI BANGUNKAN SAYAAAAA!!! SAYA YAKIN INI HANYA MIMPI UMI!!!!!!" Arjun berteriak dengan isakan nya.

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang