53) Sebuah makna

451 27 0
                                    

Pecah sudah berhari-hari penuh kebahagiaan itu dikoyak kesendirian.
Tapi, tak akan kubiarkan sekapas awan pun mengerti tentang gerimis mataku. Tak akan kubiarkan selembar daun telinga pun mendengar riuh redam gemuruh dadaku.
Aku tak mau kesendirianku ini terdengar oleh dirimu dan membuatmu datang lagi ke sini.

-Metamorfosa Rasa-
____________

"Mas, kamu mau bawa aku kemana? Ini bukan arah rumah kita. "

Arjun hanya berdeham sebagai jawaban.

"Mas kenapa harus marah? Memangnya disini yang salah aku, hah? " Lagi lagi Syahna seperti bertanya pada tembok yang tidak akan merespon akan pertanyaannya.

"Gini loh Mas, ini sudah hampir 2 hari semenjak Zibran peluk aku. Tapi Mas tau sendiri kan bagaimana perasan khawatir nya dia sama aku. Ya Mas harus ngerti. Gak boleh egois gini lah Mas. Aku kan ingin segera bertemu Naima.Coba deh Mas fikir, Zibran itu kan kakak angkat ak-"

"Mantan tunanganmu." Potong Arjun dengan ketus.

"Mas!! Kita dijodohkan. "

"Tapi kamu yang gak bisa lupain dia, bener kan? "

Syahna menggelengkan kepalanya, bisa bisanya suaminya ini cemburu di saat yang tidak tepat. Bahkan rasa sakit yang menjalar di tubuh nya saja masih terasa ngilu. Lah ini suaminya? "Mas.Kamu tetep kamu ya. Yang selalu overprotective. "

"Saya gini kan kepalang sayang sama kamu. Gak mau kamu dipeluk sama cowok lain. Coba kamu fikir kembali. Setelah kamu sadar, kamu peluk saya tidak? "

"Zibran yang meluk aku loh. Bukan aku yang meluk dia. "

"Ya sudah kamu tidur. "

Syahna menghembuskan nafasnya kesal. "Mana bisa tidur Mas, orang Mas gak kasih tau kita mau kemana? "

"Katanya mau ketemu Naima. "

"Ya kemana?? Loh Mas ini mau kemana. Maaaaasssssss jangan bilang kalo anak kita...???" Syahna panik bukan main saat mobil yang Arjun kemudikan memasuki kawasan TPA Nusa indah.

"Mas.Jawab aku!!!!!!! "

"Naima baik baik saja sayang. Kamu jangan panik." Arjun menimpali dengan raut yang sulit diartikan.

Ada apa dengan suaminya ini? Mengapa membuat semuanya begitu rumit? Padahal tinggal bilang mau kemana, ketemu siapa, ke pemakaman siapa. Ini malah terus diam membuat Syahna kesal.

Syahna turun dari mobil yang sudah terparkir. "Umi? Naima???? " Begitu lega hatinya saat anaknya dalam keadaan baik baik saja. "Assalamu'alaikum Umi. Ini ada apa ya? Siapa yang meninggal Umi? "

Syahna masih menaikkan alisnya menunggu jawaban dari Hanna. "Umi? Sini Naima biar aku yang gendong. "

"Tapi kamu gak papa kan? Masih lemes tidak? Kan kata dokter kamu tidak boleh aktivitas berat. " Hanna menjelaskan.

"Benar kata Umi, kalo kamu masih merasa lemas, tidak usah di paksakan. " Arjun menimpali.

"MasyaAllah Mas. Masa gendong Naima aja aku cape. Sini sayang sama Amma. "

Seseorang menimpali. "Ciee Amma.. Alhamdulillah ya dede bayikk. Sekarang Amma nya sudah sembuh. "

"Jessica. Loh kok disini juga? " Tanya Syahna penasaran. Dan Jessica hanya mengangguk lesu. Loh ada apa sih ini? Mengapa semua orang disini membuat Syahna kebingungan?

"Assalamu'alaikum." Sapa dua pria yang membuat Syahna tambah kebingungan.

"Zibran? Kak Beno? " Syahna menautkan alisnya . "Jelaskan ini ada apa? Siapa yang meninggal? "

"Ikut saya Sya. Sudah waktunya kamu harus tahu. Dan tidak ada yang perlu disesalkan. " Ujar Beno.

"Sini, Naima biar digendong sama aku. " Timpal Jessica.

Syahna menganggukan kepalanya dan memeberikan Naima untuk digendong Jessica, dan langkah Beno terhenti. Membuat Syahna kembali menatap Beno.

Dunia nya hancur seketika, ribuan pertanyaan masih sulit ia utarakan. Apa semua ini ya Allah? Kaki nya tak mampu menahan, hingga badan nya limbung . Untung saja Arjun dengan sigap menahan tubuh Syahna.

"M.. Maaassssssss.." Lirih Syahna dengan mengigit bibir bawahnya keras.

Semua orang disekeliling nya tak kalah haru dengan Syahna. Namun ya harus bagaimana lagi, selain mendoakan kita harus pasrah akan Qada dan QadarNya Allah SWT.

"Istighfar, kamu harus ikhlas sayang. "

Syahna memeluk Nisan dengan membungkam wajahnya, agar airmata nya tak jatuh diatas tanahnya. Semua makhluk akan kembali kepada sang Maha pencipta. "Innalillahi wa Inna ilaihi rajiun.. "

Bertuliskan Dissa Anastasia, yang wafat pada tanggal 30 Juni 2020, membuat Syahna mengepalkan jarinya. Itu tandanya 10 hari sebelum ia diizinkan pulang oleh dokternya.

"Assalamu'alaikum, Dissa ini aku. Maafkan aku datang terlambat ya. Aku adalah sahabat paling bodoh yang pernah kamu temui. Aku minta maaf Dis. Kenapa kamu tinggalin aku seperti ini? " Air mata Syahna membuncah tak tertahankan. Hanya tangan suaminya yang sedari tadi terus menguatkan dirinya.

"Kamu tidak perlu menyesal Syahna. Ini semua sudah takdir Allah. Dissa titip ini buat kamu. " Beno menyerah kan sebuah amplop kecil di balut pita berwarna pink.

"Mendingan kita semua pulang, aku gak tega liat Naima kepanasan. Lagipula, Syahna belum pulih. " Usul Jessica.

"Mau pulang sekarang hm,? " Tanya Arjun.

Syahna masih diam tak bergeming. Namun Zibran terus membujuk nya, tentu dengan Hanna.

"Kalian masih berutang penjelasan sama aku. Apa yang membuat Dissa seperti ini. "

"Iya nanti saya jelaskan sayang. " Arjun membujuknya.

Akhirnya mereka kembali ke tempat parkir dan memasuki mobilnya masing masing. Namun saat Syahna hendak menutup pintu mobilnya, Beno menahannya.

"Dissa meninggal akibat kehilangan banyak darah setelah mendonorkan jantungnya untuk kamu, dan mentranfusi darahnya untuk kamu. "

Deg. Dissa?

###
Tbc.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby naima❣️❣️❣️❣️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby naima❣️❣️❣️❣️

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang