52) Arti sahabat

365 29 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 💞
Selamat membaca💞
_____________
❌❌Jangan jadi silent reader ya syg hehe, jgn lupa voment ya❌❌

***
Sahabat, lebih dari sekedar tiga kata yang melambangkan semuanya dunia aku kamu. Lebih dari pada itu, mungkin diantara mereka ia mau bertaruh nyawa. Untuk apa? Entah. Mungkin dalam dirinya sudah bersikukuh untuk begitu. Ataupun memang takdir yang memang memisahkan mereka dengan berkorban.

Seketika tangan manisnya bergerak perlahan, membuat Arjun seketika berdiri memegang erat tangan yang sudah seminggu ini belum sadarkan diri. Beribu pertanyaan masih hinggap di relungnya. Apakah dia masih menyimpan rasa pada kakak angkatnya itu? Lantas mengapa Syahna senekat itu? Segera ia tepis pemikiran yang akan membuat rumah tangga nya renggang kembali. Baginya, Naima,dan Syahna adalah anugerah terindah yang tak dapat diganti dengan apapun.

"Sayang?"

"Ini saya Sya.Alhamdulillah kamu sudah sadar."

Syahna menganggukkan kepalanya pelan."Aku kapan bisa pulang?"

"Iya nanti sayang. Kamu harus sehat dulu. Bedrest yang paling penting."

"Maaf ngerepotin kamu mulu Mas."

Bukannya menjawab. Arjun malah terhanyut dalam lamunannya. Kapan ia harus memberitahu istrinya tentang apa yang terjadi sebenarnya.

"Mas? Kamu kenapa?" Masih terdengar suara serak yang khas.

"Eng.. Engga sayang. Mas cuman senang kamu sudah siuman. Inget ya Sya. Kamu tidak boleh melakukan hal yang bakal merugikan diri kamu sendiri."

Syahna hanya mengangguk pelan. Entah kenapa, Arjun merasa kehabisan kata kata. Padahal dulu ia yang super bawel jikalau ada hubungan nya dengan Syahna.

"Aku panggil dokter dulu." Ucap Arjun pelan.

***
Mendengar kabar bahwa Syahna telah siuman. Zibran sontak berdiri. Padahal istrinya sedang tidur diatas pangkuannya.

"Bran? Kenapa sih? "

Zibran menyadari spontanitas nya. "Ini sayang. Syahna udah siuman."

"Oh yah? Alhamdulillah dong Bran kalo gitu." Jawab Jessica tak kalah terharunya.

"Aku pergi dulu."

Jessica menaikan alisnya sebelah. "Lah kok memangnya gak bakalan ajak aku. Hm? "

Zibran menyengir kuda. "Lupa."

Terdengar decakan kesal dari mulut mungil Jessica. Ia kembali tersadar, bahkan setelah akad nikah, tak ada acara resepsi. Apalagi honeymoon. Suami macam apa? Bahkan setiap harinya mereka habiskan dengan berkuliah, sibuk bermain gadget,seminggu itu berlalu dengan bosannya.

"Yuk." Jessica membuyarkan lamunan Zibran.

"Apa apaan ini!!!!! " Zibran tampak kesal.

"Apasih? "

Zibran tak menjawab.

"Kamu kenapa sih yang? Ada yang salah emangnya? "

"Gak nyadar lagi. Tuh baju kamu, udah tau hamil masih aja pake baju begituan. "

Jessica mengecek lagi pakaian yang ia kenakan. Padahal seperti biasanya. Jeans Hw panjang dan kemeja motif bunga yang ia gulung hingga sikut. "Apa yang salah coba?"

"Yaampun kamu ini ya.Susah dibilangin. Kalau nanti anak aku kenapa napa kamu mau tanggung jawab?"

Jessica mengerucut kan bibirnya. "Lagian ini anak aku juga loh Bran."

"Iya cepetan ganti sama yang longgar."

"Gak mau. Udah telat ah yuk. " Jessica ngeyel

"Ganti!"

"Beliin eskrim yang di deket coffee shop."

Zibran mengangguk pasrah. Entah kenapa, dirinya merasa begitu bodoh. Jessica tak seperti perempuan pada umumnya, jika mereka yang sedang mengidam ingin dibelikan ini itu, anehnya tidak dengan Jessica.

Lagi lagi dirinya ingat kebodohan lainya, jika memang dulu ia tak menyia-nyiakan Syahna. Mungkin semua tak akan sekacau ini. Dirinya yang memiliki rasa yang sudah terlambat, merusak anak gadis orang lain. Bahkan setelah sah jadi suaminya, ia tak benar benar menyayangi istrinya. Dasar labil labil labil.

"Malah melamun. Yuk. "

Zibran mengangguk dan meraih kunci mobilnya.

Selama perjalanan, Jessica yang sibuk memakan icecream, dan Zibran fokus mengemudi. Sesampainya dirumah sakit mereka kemudian memasuki ruang rawat inap yang ditempati oleh Syahna, karena mendengar kabar dari Arjun bahwa Syahna sudah dipindahkan dari ICU.

"Assalamu'alaikum." Zibran memasuki ruangan itu dengan rasa yang berkecamuk.

Ada apa Bran? Mengapa harus sebegitu bingung nya? Ingat, kamu sudah punya orang lain yang harus kamu cintai.

"Sya? Alhamdulillah kamu sudah siuman. Kami semua disini khawatir banget tau sama kamu."

Syahna mengangguk, entah kenapa dapat Zibran lihat raut wajah yang terpatri di wajah Syahna menggambarkan ia tak suka akan jessica.

"I.iya aku minta maaf gak bisa dateng ke acara pernikahan kalian."

Entah ada dorongan dari mana. Zibran kemudian memeluk tubuh Syahna, meski dalam keadaan berbaring, Zibran sedikit mengangkat tubuh Syahna agar tangannya dapat bertaut, dan pelukannya semakin erat.

Sya. Maafin aku. Aku emang bodoh udah ninggalin kamu, aku baru sadar betapa tulusnya rasa sayang kamu waktu itu. Aku sadar pertunangan kita dulu bukan hal main main. Aku yang selalu labil Sya. Kumohon pergi dari pikiranku agar aku dapat mencintai orang yang menjadi pengganti mu di hidupku. Sya kumohon.. Biarkan aku memaafkan diri aku sendiri.Kumohon pergi dari pikiran ku , aku akan menjadi calon ayah Sya. Dan kamu telah menjadi seorang Ibu. Tapi sekali lagi. Boleh tidak kutanya, apakah aku bisa memilikimu? Benak Zibran.Ia hanya mampu berucap lewat pelukan.

Pelukannya memakan durasi cukup lama. Ia tak sadar bahwa ada empat pasang mata yang menatapnya dengan bara api.

"Sudah selesai aksi peluk-pelukannya?"

###

See u next part. 🥰

 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang