Tiga puluh sembilan

28.5K 3.1K 327
                                    

Pagi ini Jeje bangun dari tidurnya dengan mata sedikit sembap. Sedikit terlintas bayang Pak Bayu yang membuat dadanya terasa nyeri kembali  namun Jeje langsung menepis bayangan tersebut, dia tak ingin terlalu memikirkan orang yang tidak sama sekali memikirkan perasaanya. Lebih baik dia fokus dengan kuliahnya. Jejekan wanita kuat.

Jeje turun dari kamar kemudian melihat sepasang pengantin yang sedang sarapan di meja makan.

"Romantisnya," ucap Jeje dengan nada mengejek

"Sirik aja bocah, sana minta di nikahin Bayu," ucap Rifan

Jeje hanya diam mendengar perkataan Rifan mengenai Pak Bayu sambil mengolesi selai ke rotinya, tentu saja dadanya terasa sesak mendengar nama Pak Bayu apalagi mengenai pernikahan, sebab Pak Bayu memang akan menikah tapi bukan bersamanya. Bahkan membayangkan nya pun Jeje tak sanggup.

Setelah sarapan Jeje langsung pergi ke kampus menggunakan jasa ojol langgananya. Tak terasa Jeje telah sampai di kampus, padahal perasaanya dia baru menaiki motor tersebut beberapa menit yang lalu.

Kaki jenjang Jeje menaiki tangga dengan sedikit malas karna pagi ini dia memiliki mata kuliah teori akuntansi dan pastinya dia akan bertemu dengan Pak Bayu.

Sesampainya di depan pintu kelas Jeje menarik napas menyiapkan diri untuk bertemu sahabat- sahabatnya, dia tidak mau terlihat murung sedikitpun, bagaimana pun cara nya dia harus terlihat bahagia.

"Good morning gais," ucap Jeje menyapa teman-teman nya.

"Morning," ucap Sahabat Jeje bersamaan.

"Morning cantik," ucap Ari ikutan membalas sapaan Jeje

"Kenapa vin?" ucap Jeje menyenggol Bahu Gavin karna melihat Gavin menatap Ari tidak suka.

"Ari, cewek gue habat juga ya," ucap Gavin tiba-tiba berbicara kepada Ari

"Hebat kenapa vin? Tumben lo cerita ke gue," ucap Ari terheran.

"Pas gue pinjam buku sore ke rumah lo kemaren kan gue nggak bilang sama cewe gue," ucap Gavin menggantung cerintanya.

"Trus?" ucap Ari yang penasaran dengan kelanjutan cerita Gavin.

"Kan lo tinggalin hanphone lo di meja pas lo ambil buku," ucap Gavin lagi-lagi menggantung ceritanya.

"Iya, hebatnya dimana vin?" ucap Ari mengerut kan keningnya karna tidak mengerti maksud Gavin.

"Nah pas gue liat, yang nelfon lo itu nama cewek gue, pas gue angkat dia langsung ngomong sore sayang, padahal dia belum dengar suara gue sama sekali," ucap Gavin tersenyum remeh

"Eh vin...," ucap Ari merasa bersalah karna dia telah ketahuan memiliki hubungan di belakang nya.

"Santai aja bro, gue udah putus kok, buat lo aja," ucap Gavin menepuk lengan Ari. Si Ari pun hanya diam seribu bahasa.

"Assalamualikum," ucap seseorang pria tampan memasuki ruangan dengan setelan jas yang rapi.

"Waalaikumsalam," ucap semua orang  terpesoda melihat ciptaan Allah di depanya. Semenit kemudian mereka sadar kemudian langsung duduk di tempat duduk yang telah tersedia.

"Hmm. Perkenalkan nama saya Elvan Aristides Fathaan, biasa di panggil Elvan dan saya sekarang akan menggantikan Pak Bayu sebagai Dosan kalian. Bagi yang ingin bertanya silahkan berdiri,"

"Je, Pak Bayu kenapa?" ucap Enjel berbisik  seolah meminta penjelasan. Namun Jeje hanya menaikan bahunya acuh

"Ya silahkan," ucap Pak Elvan menunjuk Jeje dari banyak orang yang berdiri.

"Kenapa Pak Bayu Nggak ngajar lagi pak?" ucap Jeje bertanya dengan meremas baju menahan perih di dadanya.

"Kalau itu saya kurang tau, saya juga belum ketemu sama sekali dengan Pak Bayu," ucap Pak Elvan

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang