Tiga puluh lima

28.3K 3K 114
                                    

"Heh pelakor," ucap seseorang tiba-tiba masuk lalu menarik rambut Jeje dengan kasar.

"Sakit sakit sakit," ucap Jeje memegangi rambut nya.

Bayu tersedak terkejut melihat seseorang yang yang tiba-tiba menarik rambut Jeje.
Dengan sigap Bayu langsung melerai aksi jambak-jambakan tersebut.  Bukan, lebih tepatnya hanya perempuan itu  yang menjambak sedangkan Jeje hanya  berusaha memegangi rambutnya tanpa niat untuk membalas.

Setelah lelah melerai perempuan tersebut akhirnya perempuan tersebut melepaskan rambut Jeje dan bersedia untuk di selesaikan dengan cara baik-baik.

Perempuan tersebut sekarang duduk di sofa pojok ruangan bersama Bayu dan juga Jeje, terlihat sekali tatapan kebencian yang berikan kepada Jeje, sehingga  otak Bayu bertanya-tanya masalah apa yang telah Jeje perbuat sampai-sampai perempuan sangat membenci Jeje.

Sedangkan Jeje sekarang masih sangat syok dengan serangan yang di berikan perempuan yang sama sekali tidak dia kenali tersebut. Rambut nya juga terasa sangat sakit untung saja Bak Bayu dapat menenangkan perembuan tersebut lalu melepaskan rambut nya.

Dalam keadaan tadi secara tidak langsung Jeje dapat melihat ketulusan Pak Bayu kepadanya. Pak Bayu senantiasa melindunganya dari pukulan yang hendak mengenai dirinya. Pak Bayu juga selalu memberikan ketengan untuk jeje seperti memeluk hinga mengelus rambutnya dengan tulus. Sungguh Jeje sangat bersyukur meniliki Pak Bayu.

"Sudah berapa orang jadi korban kamu hah?" ucap perempuan tersebut  menunjuk nunjuk Jeje dengan amarah.

Jeje benar-benar tidak tau apa yang di maksud perempuan di depanya. Sehingga dirinya hanya bisa diam, ingin berbicarapun dia tak tau akan berkata apa.

"Kenapa diam hah? Kita sama sama perempuan, kenapa kamu tega rebut suami saya? Coba bayangka kamu di posisi saya, kami udah punya anak, kamu jadi perempuan kok tega banget," ucap Perempua tersebut tanpa memberi jeda sedikit pun.

Setelah mencerna perkataan perempuan tersebut, Jeje baru mengerti apa masalahnya saat ini, yaitu Jeje di anggap  mengambil Pak Bayu darinya.

"Pak, kok bapak tega bohongin saya?" ucap Jeje menatap Bayu.

"Apa?" ucap Bayu mengerutkan keningnya.

"Kok bapak ngak bilang kalau bapak punya istri?" ucap Jeje menatap Pak Bayu dengan mata yang sudah berkac-kaca.

"Hah saya?" ucap Bayu kebinggungan menunjuk dirinya.

"Mbak maaf sekali lagi, saya beneran ngak tau kalau Pak Bayu udah punya istri mbak, sumpah saya beneran ngak tau, Pak Bayu yang tiba-tiba lamar saya mbak, mbak maafin saya, saya ngak ada niat buat rusak rumah tangga mbak,"

"Bayu siapa? Suami saya bukan Bayu," ucap Perempuan tersebut.

"Iya mbak Jeje tau, mbak udah benci sama Pak Bayu, tapi ngak boleh gitu mbak, bagaiman pun juga dia suami mbak, saya janji ngak akan berhubungan lagi sama Pak Bayu mbak, saya Janji mbak, sekali lagi saya mintak maaf hampir buat rumah tangga mbak hancur," ucap Jeje sambil menghapus air matanya.

"Heh apa apa an ini," ucap Bayu

"Stop pak, udah cukup semua drama bapak, sekarang bapak mintak maaf sama istri dan anak bapak dan jangan pernah dekati saya lagi," ucap Jeje menahan tangisan nya.

"Suami saya bukan Bayu, suami saya Alfin, kamu Ngak usah drama disini," ucap perempuan tersebut yang semakin emosi

"Alfin?" gumam Jeje

"Permisi," ucap Seseorang pria yang menggunakan kemeja kotak kotak.

"Anggi aku kan sudah bilang ini salah faham, aku yang ngejar-ngejar dia waktu kita udah cerai, dia ngak tau apa apa ngi," ucap Alfin

"Ngak, aku ngak percaya sama kamu, pasti pelakor ini yang goda kamu," ucap Anggi

"Pulang," ucap Alfin dingin

"Ngak aku ngak mau," ucap Anggi

"Anggi?" ucap Alfin masih dalam mode dinginya.

Perempuan tersebut langsung pergi meninggalkan ruangan Pak Bayu tanpa permisi atau berkata sedikit pun.

"Maaf je, istri saya salah faham sama kamu," ucap Alfin

"Istri?" ucap Jeje

"Iya, aku rujuk lagi sama anggi. Sekali lagi aku mintak maaf yaa je, bro" ucap Alfin kemudian pergi menyusul anggi.

"Mas?" ucap Jeje melihat ke arah Pak Bayu

"Apa?" ucap Bayu menatap Jeje dengan tatapan yang sulit untuk di artikan

"Maaf," ucap Jeje menarik narik lengan baju Pak Bayu.

"Rusak Baju saya," ucap Bayu sambil merapikan bajunya.

"Halah itu doang," ucap Meremas baju Bayu sampai menjadi kusut.

"Kamu," ucap Bayu menatap horor Jeje.

"Pak?" ucap Jeje menoel lengan Pak Bayu.

"Apa?" ucap Bayu menatap sinis Jeje.

"Mau peluk lagi," ucap Jeje merentangkan tangganya .

"Nggak muhrim," ucap Bayu menurunkan rentangan tangan Jeje.

"Alah, tadi aja bapak peluk," ucap Jeje

"Ngak ada, itu mau di lanjutin makanya atau ngak," ucap Pak Bayu

"Lanjutin tapi kulit ayam bapak buat jeje yaa," ucap Jeje menaik turunkan alisnya.

"Nggak. Enak aja kamu," ucap Bayu

"Pak, Jeje gendutan ya pak?" ucap Jeje duduk di tempat duduk semula tadi.

"Iya,"

"Besok Jeje mau diet ah,"

"Nggak boleh, awas aja sampai kamu diet "

"lah kok gitu pak,"

"Sama badan aja kamu nggak sayang apa lagi sama saya,"

"Aaaaaa, bapak bisa aha deh," ucap Jeje memukuli lengan Pak Bayu, sedangkan Pak Bayu terkejut dengan pukulan dari Jeje yang menurutnya sangat keras.

"Tarzan," guamam Bayu yang masih bisa di dengar oleh Jeje

"kenapa tarzan pak," ucap Jeje yang tidak mengerti maksud Pak Bayu yang tiba-tiba berkata tarzan.

"Nggak,"

BERSAMBUNG...

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang