Lima puluh dua

25.7K 2.6K 263
                                    

Setelah masakan Pak Bayu matang. Jeje langsung melahap nya tanpa ampun tak terkecuali Pak Bayu yang ikutan menikmati masakan nya sendiri. Bahkan dirinya senpat tidak percaya makanan nya seenak ini.

Makan berdua di meja makan rumah yang sama membuat Jeje berhayalan terlalu tinggi dan tanpa sadar pun Jeje membentuk senyuman di bibirnya.

Pak Bayu yang tak sengaja melihat Jeje tersenyum pun hanya menggeleng sembari ikutan tersenyum.

"Kenyang?"

"Kenyang lah pak, yakali nggak." ucap Jeje sembari membersihkan tangan nya dengan tisu.

"Jawab!"

"Kan udah Jeje jawab, bapak nga budek kan pak."

"Yang tadi?"

Setelah mencoba mengingat akhirnya Jeje mengetahui pertanyaan apa yang sedang Pak Bayu tanyakan, yaitu pertanyaan tentang alasan dia menangis.

"Jawabanya nggak ada."

"Maksud kamu?"

"Iya pak, jawabnya nga ada tadi Jeje cuma pura-pura nangis biar bapak yang masak hehe." ucap Jeje serius dan di akhiri dengan cengiran.

"Kamu beran.-"

"Sekarang kan bapak udah kenyang, nggak ada alasan lagi dong bapak tetap disini, selamat pulang bapak Bayu terhormat."

"Kamu udah berani bohongi saya dan sekarang mau usir saya lagi?" Ucap Pak Bayu tersenyum miring sembari mengangkat satu alisnya.

Bukan nya takut Jeje malah merasa gemas melihat ekspresi Pak Bayu saat ini. Pak Bayu terlihat seperti tokoh utama di drama action.

"Saya mau kamu jujur." ucap Pak Bayu memasang wajah seriusnya.

"Emng pernah Jeje bo.-"

"Kamu masih cinta nggak sama saya?"

Deg.

Jeje tak tau akan menjawab apa maka dari itu Jeje hanya diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Jawab je!" ucap Pak Bayu dengan suara mode dingin nya.

Jeje masih bungkam seolah-olaah dia tak mengerti maksud dari pertanyaan Pak Bayu.

"Jenifer, Kamu masih punya mulutkan?"

"Punya pak."

"Trus kenapa nggak jawab pertanyaan saya?"

"Kamu masih cinta kan sama saya?

"Maaf pak, untuk cinta Jeje nga punya alasan buat cinta sama bapak lagi."

"Nggak mungkin, kamu kan pacar saya, kamu juga mengakuinya kemaren. black card saya juga sudah sama kamu itu artinya saya milik kamu dan kamu milik saya."Pak Bayu tidak percaya.

"Kan bapak mau Jeje jujur giliran Jeje udah jujur bapak malah nga percaya, mau bapak apa sih sebenarnya? Jeje bingung lo pak. Soal back card bapak ini Jeje balikin lagi, tenang aja pak! Jeje belum pakai sama sekali kok."ucap Jeje kemudian beranjak dari ruangan tersebut.

"Jenifer..." ucap Pak Bayu mencegah Jeje pergi dengan cara memegangi pergelangan tangan Jeje.

"Apa lagi pak?" ucap Jeje melirik ke arah tangan nya.

"Saya cinta sama kamu."

"Bapak cuman masalalu saya."

"Je saya sungguh minta maaf."

"Udah Jeje maafin pak,"

"Kasih saya kesempatan satu kali lagi."

Jeje hanya diam. sebenarnya Jeje ingin memberi Pak Bayu kesempatan tapi ketika Jeje mengingat kejadian itu lagi Jeje benar-benar merasa marah.

Karena tak ada jawaban dari mulut Jeje Pak Bayu memegang tangan Jeje dan memasang puppy eyesnya

"Kasih saya kesempatan." ucap Pak Bayu memohon,

Jeje tak percaya bahwa dosen nya ini bisa juga memohon, namun Jeje masih teguh dengan pendirian nya.

"Maaf pak, Jeje nga bisa." ucap Jeje sembari melepaskan genggangan tangan Pak Bayu namun Pak Bayu tambah mempererat genggaman tersebut.

Saat ingin melepaskan melepaskan tangan nya. Jeje kehilangan keseimbangan dan tak sengaja juga menarik tangan Pak Bayu sehingga mereka berdua terjatuh bersama dengan posisi yang cukup membuat
orang yang melihat nya menjadi salah faham.

"Assalamualikum, kok pintunya nga ditu.- "

"Astagfirullah kalian berzina." ucap Oom Ari, tetangga rumah Jeje.

Sontak Jeje mendorong Pak Bayu kedepan dan mengkibatkan punggung Pak Bayu terbentur ke dinding.

"Berani beraninya kalian berzina di rumah ini."

"Om ini cuman salah faham." ucap Jeje panik, sedangkan Pak Bayu masih sibuk dengan punggungnya.

"Nggak percaya saya sama anak muda sekarang, mana papa mama kamu je?"

"Pergi keluar om,"

"Tau saya, di luar tapi kemana sampai-sampai berani kamu berbuat zina di rumah dengan pria ini."

"Om please deh, ini semua cuman salah faham."

"Kamu masih kuliah kan je? Belum kerja? Mau jadi apa kamu."

"Kuliah sambil kerja oom."

"Kerja apa?"

"Kerjain tugas kuliah om hehe."

"Ya allah otak kamu juga udah konslet itu salah satu pengaruh berzina."

Ya salam.

"Kamu satu kuliah sama Jeje?" ucap Om Ari menunjuk Pak Bayu.

"Iya oom." ucap Pak Bayu yang membuat Jeje langsung menoleh kepadanya.

"Kalian sama-sama masih kuliah seharusnya kalian mikirin kuliah kalian bukanya pacaran sampai sampai berbuat zina seperti ini. jangan lah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina ituadalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk qs.al isra 32."

"Kalian tunggu di sini. Om mau panggil warga biar langsung di nikahin kalian."

"Setuju." ucap Pak Bayu santai.

"Pak Bayu!!!" ucap Jeje kesal.

"Eh om jangan dong. Mau di letakin dimana muka Jeje.

"Nggak ada, kalian harus di nikahkan."

"Satu juta." ucap Pak Bayu dengan suara bariton nya.

"Kamu mau nyogok saya?"

"Tiga juta."

"Saya tetap nggak mau."ucap Ari sembari mengambil uang tersebut dari tangan Pak Bayu.

"Kata nya gamau." ucap Jeje menyindir.

"Lupain semuanya sampai kapun pun."ucap Pak Bayu mengintruksi.

"Eh kok saya tiba-tiba disini, perasaan tadi di warung."ucap om Ari sembari berjalan keluar rumah.

"Giliran Bapak yang Pulang."

"Pak Bapak memegang kedua bahu Jeje membuat dia dan Jeje saling berhadapan setelah itu Pak Bayu memegang tangan Jeje dengan tulus

"Sekali lagi saya tanya, kamu masih cinta kan sama saya?"

"Pak harus berapa kali Jeje bilang. Jeje udah nga cinta sama bapak."

Pak Bayu menatap Jeje dengan kekecewaan setelah itu dia mengambil jas nya yang terletak di kursi meja makan.

"Saya pulang pulang." ucap Pak Bayu tanpa menatap Jeje sama sekali.

BERSAMBUNG....

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang