Lima puluh empat

25.3K 2.6K 153
                                    

Semenjak ketemu di cafe waktu itu Jeje tidak lagi bertemu dengan Pak Bayu lagi.

Bahkan Pak Bayu tidak masuk ke kampus sama sekali. Hal tersebut membuat Jeje sempat berfikir untuk datang menemui Pak Bayu ke rumah.

Setelah sampai di kampus Jeje langsung pergi ke ruangan Pak Bayu. namun di ruangan tersebut terlihat kosong, kemudian Jeje memutuskan untuk bertanya ke salah satu dosen yang ada di sana.

"Pak, maaf saya mau tanya, Pak Bayu nggak masuk ya Pak?"

"Oh, Pak Bayu nggak datang hari ini, kalau ada urusan coba langsung ke kantornya aja."

"Baik Pak. Terima kasih."

Jeje berdecak mendengar hal tersbut. Perlahan dia menggaruk alisnya sambil berfikir.

Setelah mendapatkan ide Jeje mengeluarkan ponselnya kemudian mengirimkan pesan kepada Pak Bayu.

_____________________________________

Pak Bayu

Jeje
Permisi pak, selamat siang maaf sebelumnya menggangu saya mau menyerahkan sripsi bab III. Saya lihat
bapak tidak datang ke kampus boleh saya anter langsung ke kantor pak?

Pak Bayu
Y

Jeje
Oke terima kasih pak sampai ketemu

Pak Bayu
Y

_____________________________________

Wah wah jutek nya....

Sesampainya di kantor Pak Bayu Jeje membuka pintu Pak Bayu tanpa permisi terlebih dahulu. Karna dia berencana mengejutkan Pak Bayu. Namun malah dirinya yang di buat terkejut.

Ketika memasuki kantor Jeje melihat Pak Bayu tertawa lepas sembari memegang tangan Elin. Dan hal tersebut membuat dada Jeje menjadi sesak. Tidak ingin  menggangu Jeje memilih langsung menyerahkan sripsinya kepada Pak Bayu kemudian langsung pamit untuk langsung pulang.

"Kemana je?"ucap Mbak Tika, salah satu pegawai Pak Bayu yang Jeje kenal.

"Mau pulang mbak." ucap Jeje sopan

"Sini dulu." ucap Mbak Tika kemudian mengajak Jeje untuk ke belakang.

Jeje yang bingung pun hanya mengikuti Mbak Tika. Sekarang mereka sedang berada di dapur, tak ada pembicaraan Mbak Tika yang asik membuat kopi dan Jeje yang asik dengan pikiran nya sendiri.

"Mbak aku dengar orang di depan bilang kalau sekretaris Pak Bayu itu mantan sma nya dulu, benar nga sih kak?" ucap salah satu kariawan yang tiba-tiba datang.

"Waktu Mbak liat data Elin sih emang dia dari SMA yang sama tapi Mbak juga kurang tau."

"Trus ada yang bilang juga Elin itu model lo Mbak."

"Kalau itu mbak udah tau dilihat dari body nya aja bagus banget."

Mendengar hal tersebut Jeje menjadi merasa tidak percaya diri jika di bandingkan dengan Elin yang jelas ada prestasinya sedang kan dia tidak ada apa-apanya di banadingkan Elin.

Sadar dengan keadaan Jeje yang tidak baik mbak Tika tersenyum dan merentangkan kedua tangan nya lebar .

Jeje berjalan mendekat dan masuk ke dalam pelukan Mbak Tika.

"Kenapa je?" Tanya Mbak Tika sembari mengelus punggung Jeje

Jeje hanya diam menggeleng dan memeluk Mbak Tika erat. Entah kenapa perasaan ya tiba-tiba menjadi sangat sakit. Tidak ada lagi gairah semangat di diri Jeje.

"Kenapa?" Tanya Mbak Tika lagi

"Elin cantik banget ya mbak?" Gumam Jeje pelan.

Mbak Tika tersenyum perlahan dia melepas pelukan dan menatap Jeje lekat dia bisa melihat gurut kesedihan di mata indah itu.

"Cantik banget."  balas Mbak Tika

"Kalau nga cantik mana mau Pak Bayu sama Elin." ujar Mbak tika kembali.

"Kalo Jeje cantik nggak?" Tanya Jeje tiba-tiba.

"Nggak boleh banding-bandingin diri sama orang lain Je, setiap orang punya kelebihan." ucap mbak Tika mengelus kepala Jeje.

Dikarenakan Mbak Tika di panggil oleh atasan nya Jeje memeilih untuk pulang ke rumah. Namun drama hidupnya belum sampai disana tiba-tiba mobilnya mogok dan handphone nya juga ikutan mati karna kehabisan baterai.

Jeje melihat mobil hitam berhenti di depan nya dan ternyata itu mobil Pak Bayu .

"Kamu ngapain?"Tanya Bayu dengan alis yang bertaut.

"Mobilnya ngambek pak," ucap Jeje Kesal

"Saya antar."

"Nggak usah pak."

"Saya maksa."

Jeje terpaksa masuk ke mobil dan memilih kursi belakang karna kursi di depan telah diisi oleh Elin.

"Saya antar Elin dulu ke hotel."ucap Pak Bayu

Jeje hanya mengangguk dan mulai menatap jalan dari jendela mobil. Hanya butuh beberapa menit sampai akhirnya Pak Bayu dan Elin berbicara dengan asik. Entah kenapa Jeje merasa sangat risih dan di perlakukan seperti orang asing.

Elin dan Pak Bayu terlihat membicarakan hal yang tidak Jeje mengerti mulai dari sekolah SMA nya sampai tentang hubungan mereka dulu mereka bicarakan.

Melihat Pak Bayu tertawa tepas karena Elin membuat dada Jeje kembali sesak. Jeje marah kepada Bayu yang seolah-olah tidak menganggapnya dan dia juga marah kepada Elin yang kembali datang ketika
hubungan Pak Bayu dengan nya mulai membaik.

"Makasih ya bay, kamu hati hati ya. Sampai rumah kabarin aku." ucap Elin saat sudah sampai di hotel

Setelah Elin keluar mobil kembali berjalan tidak ada percakapan yang menyenangkan seperti bersama Elin lagi-lagi membuat Jeje menjadi tidak percaya diri.

Bayu menghentika kan mobilnya Bayu merasakan ada yang aneh dengan Jeje. Jeje tidak seperti biasanya yang selalu cerewet kepadanya.

"Kok berhenti di sini pak?" ucap Jeje bigung.

"Kamu kenapa?" tanya Bayu serius

"Nga papa."

"Saya nga percaya kalau cewek bilang gapapa."

Jeje mengalihkan pandangan ke luar jalanan.

"Duduk di depan je." perintah Pak Bayu.

"Males."

"Duduk di depan." perintah Pak Bayu kembali.

Mendengar perubahan suara Pak Bayu Jeje dengan cepat pindah ke duduk paling depan.

"Kamu marah?"tanya Pak Bayu hati hati

"Bapak masih suka sama Elin?"

"Apa?" Pak Bayu terlihat terkejut

"Nggak ada pak lupain aja." ucap Jeje lagi-lagi mengalihkan pandanganya.

Pak bayu menahan senyumnya "kamu cemburu?"

"Nggak."

"Kamu cemburu je?" tanya Pak Bayu sekali lagi.

Jeje seketika berfikir jika dia berbohong lagi bisa- bisa dia akan menyesal seperti yang dia lakukan kemaren

"Iya." ucap Jeje "saya nggak suka liat bapak dekat sama Elin."

BERSAMBUNG....
Jangan lupa vote dan komen ya gais..!!

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang