Enam puluh

29.9K 2.5K 84
                                    

Acara resepsi akhirnya selesai. Dan sekarang telah menunjukan pukul 10 malam.

Bayu berjalan menghampiri Jeje ke kamar. terlihat disana Jeje sedang duduk di meja rias.

"Kamu mau menggoda saya lagi je?" ucap Bayu berbisik di telinga Jeje

"Menggoda apa lagi sih pak?" ucap Jeje yang tak tau maksud dari dosen yang telah menjadi suami nya itu.

"Itu ngapain kamu tadi gigit bibir?"

"Siapa yang goda bapak sih, orang Jeje lagi hapus lipstik."ucap Jeje sembari menirukanya kembali.

Entah apa yang merasuki Bayu tiba-tiba saja sesuatu di dalam tubuhnya sedikit bereaksi.

"Kenapa di ulangi lagi hmm?" Ucap Bayu menyentuh bibir bawah Jeje.

"S-saya gak maksud gitu kok pak."

Bayu semakin berjalan menuju mendekati Jeje sehingga mau tak mau Jeje ikut berjalan mundur sampai punggungnya terhenti karnaa sudah menabrak tembok .

Jeje menatap Bayu gugup. Tatapan Bayu terlihat berbeda dari biasanya.

"Jangan di gigit lagi." ucap Bayu sambil mengelus bibi Jeje. Tatapan mata Bayu seakan terkunci di bibir merah Jeje.

Dengan cepat Jeje menggeleng. Perasaan gugup sedang menyerang dirinya.

Bayu tersenyum tipis lalu dia semakin merapatkan tubuhnya dan mengurung Jeje dengan ke dua tangan nya.

Ceklek

Jeje yang mendengar pintu terbuka langsung mendorong tubuh Bayu agar segera menjauh.

"Eh abang ganggu ya?" ucap Rifan cengengesan.

"Apaan sih bang orang ga lagi ngapa ngapain." ucap Jeje malu.

"Yang bilang kamu ngapa ngapain siapa? Haha." ucap Rifan

"Ih maksudnya ga gitu."

"Iya abang tau kalian mau.-" ucap Rifan menggantung kalimatnya

"ABANG!!!"

"Haha nggak2, abang mau pamit pulang, keponakan kamu rewel soalnya."

"Oo iya, hati hati." ucap Jeje

"Makasih bang." ucap Bayu menyambung perkataan Jeje

"Iya sama-sama."

"Semoga berhasil bikin keponakan." ucap Rifan kepada Bayu sambil terkekeh.

ABANG!!!

❤❤❤

Setelah mengganti pakaian Bayu melihat wajah Jeje yang telah dulu pergi ke alam mimpi.

Dengan hati-hati Bayu naik ke atas ranjang kemudian memeluk pinggang ramping Jeje. Namun lama-lama Bayu mengeratkan pelukanya sehingga wajahnya berada di celetuk leher Jeje.

Ahhh....nyamanya...

Tak butuh waktu lama Bayu juga sudah menyusul Jeje ke alam mimpi.

Tepat pukul 02.00 wib Jeje mengeliat pelan, namun saat ingin melanjutkan mimpinya Jeje merasakan ada hembusan nafas di lehernya.

Jeje mengerutkan keningnya dan dengan hati-hati melihat tangan kekar yang melingkar di pinggangnya.

"SETAN!!"

Jeje terkejut kemudian menendang kuat badan Bayu hingga terjatuh ke bawah tempat tidur.

"Awsh.."

"KAMU KENAPA NENDANG SAYA."

"BAPAK KENAPA PELUK SAYA."

"Kan saya suami kamu." ucap Pak Bayu tak terima.

"Eh, maaf pak Jeje lupa." ucap Jeje cengengesan sembari membantu Pak Bayu berdiri.

"Yaudah kita lanjut tidur lagi." ucap Pak Bayu kembali memeluk Jeje.

"Mandi dulu sana pak, biar segar."

"Dingin."

"Pakai air panas. Bodoh kok di pelihara."

"Kamu bilang apa tadi?"

"Ngga ada. Mas dari dekat ganteng banget."

Bayu semakin mengeratkan pelukanya.

"Awas ih, Bapak bau." ucap Jeje berbohong.

"Enak aja bau, saya wangi gini." ucap Bayu mencium dirinya.

"Ngga mau bau, mandi dulu sana."

Dengan berat hati Bayu menuruti kehendak Jeje. Padahal jam masih menunjukan pukul 2 pagi.

Setelah Bayu pergi matanya tidak bisa tidur lagi di memutuskan menontot film hantu yang ada di hanphonenya.

Beberapa menit kemudian tiba-tiba ruangan menjadi gelap serta bulu kuduk Jeje yang berdiri karna merinding.

"PAK??"

Mendengar teriakan Jeje Bayu segera keluar dari kamar mandi kemudian menyusuli Jeje yang meringkuk di bawa selimut.

"Kenapa?"

"Takut, ada hantu." ucap Jeje memeluk lengan kekar Bayu.

"Nggak ada hantu di sini," ucap Bayu bangkit dari tempat tidur.

"Ih mau kemana? Jangan pergi."

"Mas belum pakai baju sayang."

"Tapi Jeje takut."

Bayu menghela napas kemudian duduk di tepi ranjang.

Hanya butuh menunggu beberapa menit akhirnya ruangan menjadi terang kembali.

"Wah." gumam Jeje tanpa sadar.

Bayu terkekeh melihat wajah Jeje yang takjub dengan badan nya.

Bayu merasa bangga. Tak sia-sia dirinya menyisakan waktu untuk berolahraga di waktu kerjanya yang padat.

"Mau pegang?"

Jeje mengerjapkan matanya kemudian menatap Bayu sekilas "boleh?" tanya Jeje malu.

"Boleh."

Bayu sedikit terkejut dengan jawaban Jeje dia tidak menyangka Jeje akan mengiyakan padahal dirinya hanya berniat menggoda.

Tangan Jeje terangkat hendak menyentuh perut kotak-kotak Bayu. Namun Jeje ragu memegangnya yang membuat Bayu geram.

Tangan Bayu segera mencekal tangan Jeje kemudian membawa nya ke perut sispeck nya. Jeje sempat terkejut dengan perlakuan Bayu namun saat tanganya berhasil menyentuh perut Bayu Jeje langsung  di buat takjub.

Dengan cepat Bayu mencekal tangan Jeje yang sedang meraba-raba perutnya. dengan sekali sentakan Jeje langsung menabrak dada bidang Bayu.

Pandangan Bayu sekarang beralih menatap bibir milik Jeje.

"Yang." ucap Bayu serak.

"Iya." ucap Jeje gugup.

"Mau coba rasain ini." ucap Bayu memegang lembut bibir Jeje.

Seketika Jeje merasa lemas. Dan tanpa sadar dia menggigit bibirnya kencang.

"Jangan di gigit." tegur Bayu. Kemudian Bayu mencium sekilas Bibir Jeje.

Tubuh Jeje menegang kaku dia tidak tau akan melakukan apa, dengan memberanikan diri Jeje menatap mata tajam Bayu.

Ternyata mata itu juga menatapnya, Jeje tak tau mau berbuat apa jantungnya berdegup kencang dirinya gugup bukan main.

Akal sehat Jeje seakan hilang. Tanpa aba aba Jeje mendaratkan bibirnya di atas bibir Bayu.

Bayu terkejut. Tidak menyangkan Jeje akan melakukan hal tersebut.

Tanpa buang buang waktu lagi bayu memberikan hisapan-hisapan kecil di bibir Jeje.

"Sayang."

"Iya."

"I love you." ucap Bayu berbisik kemudian kembali melancarkan aksinya hingga sampai ke intinya.

Dan pada dini hari tersebut terjadilah hal yang sudah semestinya terjadi :)

Hai

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang